Berlatar di IKN, 5 Fakta Kisah Cinta dalam Video Klip 'Letdown' Hindia

- Video klip 'Letdown' menampilkan realitas keras kehidupan kelas pekerja di IKN, menggambarkan sisi manusiawi dari perjuangan dan pengorbanan di balik pembangunan.
- Kisah cinta tokoh utamanya menjadi metafora atas pelarian dan harapan di tengah tekanan sosial, memperlihatkan bahwa kasih bisa lahir dari luka.
- Melalui pesan sosial yang kuat, Hindia mengingatkan penonton bahwa kemajuan sejati tidak hanya diukur dari bangunan megah, tetapi juga dari nasib manusia di baliknya.
Pada 24 Februari 2025, Hindia merilis mixtape berjudul Doves, '25 on Blank Canvas yang menjadi tonggak baru dalam kariernya sebagai solo-artist. Dari mixtape tersebut, single ‘Letdown’ muncul sebagai salah satu lagu yang paling banyak dibicarakan.
Menariknya, video klip ‘Letdown’, yang resmi dirilis pada 10 November 2025, diproduksi dengan latar belakang pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Video klip ‘Letdown’ disutradarai oleh Aco Tenriyagelli, yang dikenal dengan gaya visual puitis dan naratifnya yang kuat. Dalam video ini, penonton diajak mengikuti kisah dua sosok yang berjuang mencari makna cinta di tengah kerasnya kehidupan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pemeran utamanya adalah Elang El Gibran dan Runny Rudiyanti, yang tampil memukau membawakan peran sebagai pasangan muda dengan kehidupan yang bertolak belakang, sang laki-laki sebagai pekerja proyek, sementara sang perempuan hidup dalam lingkaran dunia malam.
Kisah yang dihadirkan tidak hanya menyentuh sisi emosional, tetapi juga memunculkan kritik sosial terhadap realitas yang sering kali luput dari perhatian, yaitu perjuangan manusia kecil di tengah pembangunan besar. Melalui visual yang simbolik dan dialog yang penuh makna, ‘Letdown’ menjelma sebagai refleksi kehidupan, cinta, dan pengorbanan.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta dalam video klip ‘Letdown’ Hindia.
Yuk, kita simak!
Deretan Fakta Kisah Cinta dalam Video Klip 'Letdown' Hindia
1. Terinspirasi dari realitas hidup kelas pekerja di IKN

Video klip ‘Letdown’ mengambil latar pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang kini menjadi simbol kemajuan sekaligus perjuangan bagi banyak orang.
Dalam visualnya, terlihat gambaran nyata kehidupan para pekerja proyek yang harus meninggalkan rumah dan keluarga demi mengejar penghidupan di tanah yang terus dibangun.
Hindia bersama sutradara Aco Tenriyagelli berhasil menangkap atmosfer keras dan penuh keringat itu melalui tone warna yang gelap serta pengambilan gambar yang realistis.
Kisah ini mencerminkan sisi lain dari kemegahan pembangunan, di mana ada kisah manusia kecil yang berjuang tanpa sorotan. Latar IKN bukan sekadar lokasi, melainkan representasi dari perjuangan sosial-ekonomi masyarakat kelas pekerja.
Hindia seolah ingin menunjukkan bahwa di balik proyek besar negara, ada hati yang bertahan, ada cinta yang diuji, dan ada hidup yang harus terus berjalan meski di tengah ketidakpastian.
2. Mengisahkan cinta dua manusia yang hidup di kerasnya lapisan bawah

Tokoh utama dalam video klip ini diperankan oleh Elang dan Runny, seolah menampilkan chemistry kuat sebagai dua insan dengan latar hidup yang bertolak belakang.
Elang digambarkan sebagai pekerja lapangan, sementara Runny berperan sebagai perempuan yang terjebak dalam kerasnya dunia malam. Pertemuan mereka bukan kisah cinta romantis biasa, melainkan refleksi dua manusia yang saling memahami luka dan kehilangan.
Gambaran cinta dalam ‘Letdown’ digambarkan tidak sempurna, ia getir, rapuh, namun tetap tulus. Hubungan mereka adalah bentuk pelarian dari kenyataan pahit yang mengimpit, menghadirkan kontras antara kasih dan kehancuran.
Melalui adegan tanpa banyak dialog, video klip ini menunjukkan bahwa cinta bisa hadir bahkan di ruang paling gelap. Terutama ketika harapan mulai pudar dan dunia tidak lagi berpihak.
3. Terdapat simbol perjuangan dan pelarian dari kenyataan pahit

Setiap elemen visual dalam ‘Letdown’ menyimpan makna simbolik yang dalam.
Gerak tubuh tokoh laki-laki yang terus bekerja tanpa henti menggambarkan perjuangan melawan waktu dan nasib, sementara senyuman sang perempuan menunjukkan rasa bangga sekaligus lelah terhadap kehidupan yang tak memberinya pilihan.
Simbol-simbol tersebut menjadi kekuatan utama yang memperkaya makna cerita. Hindia dan Aco menghadirkan bahasa visual yang puitis namun membumi, membuat penonton dapat merasakan emosi tanpa harus dijelaskan secara verbal.
Pelarian yang digambarkan bukan sekadar fisik, melainkan upaya bertahan di tengah realitas yang terlalu pahit untuk dihadapi dengan kepala tegak.
4. Mengandung pesan dan kritik sosial yang dalam

Di balik kisah cinta dan kesedihan, ‘Letdown’ membawa pesan sosial yang kuat. Video klip ini menyoroti ketimpangan hidup, bagaimana pembangunan besar sering kali meninggalkan mereka yang bekerja di lapisan terbawah.
Melalui narasi visual yang lugas, Hindia seolah mengajak penonton untuk merenungkan siapa sebenarnya yang menanggung beban di balik gemerlapnya kemajuan.
Kritik sosial tersebut tidak disampaikan secara frontal, melainkan melalui penggambaran manusiawi dan emosional. Hindia menunjukkan bahwa di dunia yang dipenuhi ambisi dan pencapaian, masih ada orang-orang yang berjuang untuk sekadar bertahan.
‘Letdown’ menjadi potret lembut dari luka sosial yang sering terabaikan, mengingatkan bahwa kemajuan tanpa empati hanyalah bentuk lain dari kehilangan.
5. Judul ‘Letdown’ mencerminkan kekecewaan dan realitas pahit kehidupan

Judul ‘Letdown’ sendiri sudah menggambarkan inti dari kisah yang diangkat, tentang kekecewaan, kegagalan, dan kenyataan yang tak sesuai harapan.
Hindia menggunakan kata ini bukan sekadar sebagai ekspresi kesedihan pribadi, melainkan representasi perasaan kolektif banyak orang yang merasa dikecewakan oleh keadaan. Dalam lirik dan visualnya, ada kesadaran bahwa hidup tak selalu memberi ruang bagi kebahagiaan yang utuh.
Meski berisi kesedihan, ‘Letdown’ justru terasa jujur dan menenangkan. Lagu ini mengajarkan bahwa menerima kekecewaan juga bagian dari proses menjadi manusia. Lewat musik dan cerita visualnya, Hindia menegaskan bahwa bahkan dalam rasa kecewa, masih ada nilai kemanusiaan dan harapan kecil untuk terus melangkah, walau dunia tampak tak berpihak.
Itulah rangkuman dari lima fakta dalam video klip ‘Letdown’ Hindia. Video klip ‘Letdown’ dari Hindia bukan sekadar karya musik, melainkan potret sosial tentang perjuangan, cinta, dan kenyataan hidup yang keras.
Melalui narasi visual yang emosional, Hindia berhasil menyentuh sisi kemanusiaan yang sering terlupakan di tengah gegap gempita pembangunan.
FAQ Seputar Hindia
| Apakah Hindia dan Feast sama? | Hindia dan Feast adalah dua proyek musik yang berbeda meski sama-sama digawangi oleh Baskara Putra. Hindia adalah proyek solonya dengan nuansa lebih personal dan reflektif, sedangkan Feast merupakan band dengan warna musik yang lebih keras dan sarat kritik sosial. |
| Kenapa Baskara memilih nama Hindia? | Baskara memilih nama Hindia sebagai representasi identitas dan refleksi diri terhadap Indonesia modern. Nama itu juga menggambarkan caranya menulis musik yang akrab, jujur, dan dekat dengan realitas sosial masyarakatnya. |
| Apakah Hindia itu indie? | Hindia dikenal sebagai musisi indie karena karya-karyanya dirilis secara mandiri dan menonjolkan kejujuran artistik tanpa tekanan komersial besar. Gaya bermusiknya yang eksperimental dan tematik membuat Hindia lekat dengan semangat independen khas skena musik alternatif Indonesia. |



















