"Seandainya saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri untuk sujud pada suaminya." (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)
Hukum Istri Memarahi Suami Menurut Islam

- Islam menempatkan suami dalam kedudukan tinggi yang harus dihormati istri berdasarkan hadis Rasulullah SAW.
- Hukum istri yang sering marah hingga membentak suami termasuk dosa besar karena menunjukkan ciri-ciri kedurhakaan terhadap suami.
- Teladan kesabaran Khalifah Umar bin Khattab mengajarkan suami untuk tidak membalas dengan ucapan kasar melainkan mengingat kebaikan istri, sementara istri harus diberi hak untuk didengar keluh kesahnya dalam suasana yang tenang.
Pernikahan merupakan ikatan suci yang memerlukan kesabaran dan pengertian dari kedua belah pihak. Dalam kehidupan rumah tangga, rasa marah adalah hal yang normal dan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk istri maupun suami.
Ada kemarahan yang masih bisa dipendam, namun ada juga yang memuncak hingga mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti perceraian.
Dalam Islam, hubungan suami istri diatur dengan sangat jelas, termasuk adab dan cara berkomunikasi yang baik. Islam menempatkan suami sebagai pemimpin keluarga yang harus dihormati dan ditaati oleh istri sebagai salah satu kewajibannya. Lalu, bagaimana hukumnya jika seorang istri sering memarahi suaminya?
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum hukum istri memarahi suami menurut Islam beserta cara bijak menghadapi permasalahan rumah tangga.
1. Kedudukan tinggi suami dalam Islam yang harus dihormati

Rasulullah SAW bersabda tentang tingginya kedudukan suami:
Hadis ini menunjukkan betapa mulianya posisi suami dalam pandangan Islam. Oleh karena itu, istri harus menjaga adab dan cara berkomunikasi yang baik dengan suaminya, termasuk saat menghadapi permasalahan.
2. Hukum istri yang sering marah dan membentak suami adalah dosa besar

Dalam Islam, hukum istri sering marah pada suami hingga membentak adalah tidak boleh dan termasuk dalam kategori dosa besar. Perilaku seperti ini menunjukkan ciri-ciri istri yang durhaka terhadap suami.
"Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, 'Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami'." (HR At-Tirmidzi)
Hadis ini memperingatkan bahwa istri yang menyakiti suaminya akan mendapat murka dari para bidadari surga. Hal ini menunjukkan betapa beratnya konsekuensi spiritual dari perbuatan tersebut.
3. Cara bijak mengingatkan suami tanpa memarahi

Jika suami berbuat kesalahan, istri memang sudah seharusnya mengingatkan, tetapi harus dilakukan dengan cara yang baik. Kamu hendaknya menggunakan tutur kata yang lemah lembut, tidak membentak atau menggunakan suara keras, dan tidak menyinggung perasaan suami.
Apabila kamu merasakan kemarahan yang tidak bisa ditahan, tetap tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan amarah tersebut dengan emosi berlebihan. Alangkah lebih baik jika beristighfar dan memohon ampun pada Allah SWT. Sebab, istighfar akan meringankan hati yang sedang panas.
4. Sikap sabar suami mengikuti teladan Umar bin Khattab

فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya:
"Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." (QS Ali 'Imran:159)
Khalifah Umar bin Khattab memberikan teladan kesabaran saat menghadapi kemarahan istri. Beliau berkata:
"Wahai saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatannya, karena itu memang kewajibanku. Istrikulah yang memasak makanan, membuatkan roti, mencucikan pakaian, dan menyusui anakku, padahal semua itu bukanlah kewajibannya. Di samping itu, hatiku merasa tenang. Karena itulah aku tetap sabar atas perbuatan istriku."
Umar RA mencontohkan untuk tidak membalas dengan ucapan kasar dan tidak melakukan kekerasan, melainkan mengamalkan kesabaran serta mengingat kebaikan istri.
5. Pentingnya dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah

Apabila dirasa sudah agak tenang, awali pembicaraan dengan suami untuk mencari jalan keluar dan lakukan secara baik-baik. Sebab, jika diawali dengan amarah, maka suami pun akan tersulut amarahnya dan tidak akan mendapatkan solusi.
Suami juga hendaknya bersikap adil dengan memberikan istri hak untuk didengar. Meskipun kadang dibumbui dengan rasa marah, namun suami harus mendengarkan dengan tenang agar semua keluh kesah istri dapat tersampaikan.
Nah, seperti itulah rangkuman terkait hukum istri memarahi suami menurut Islam. Semoga kita semua diberikan kesabaran dan kelembutan hati dalam menghadapi setiap permasalahan rumah tangga ya, Ma.


















