Jadi Sutradara Tinggal Meninggal, Nirina Zubir Puji Kristo Immanuel

- Nirina Zubir bangga dengan kemampuan Kristo Immanuel dalam mengelola ADHD menjadi kekuatan dalam berkarya.
- Detail persiapan syuting yang luar biasa membuat film Tinggal Meninggal menjadi pengalaman terkoordinasi terbaik bagi para pemain.
- Kristo Immanuel memiliki jiwa kepemimpinan. Cara kerja Kristo bisa menjanjikan masa depan cerah sebagai sutradara film.
Film Tinggal Meninggal merupakan karya terbaru dari rumah produksi Imajinari yang disutradarai oleh Kristo Immanuel. Film Tinggal Meninggal dibintangi oleh Omara Esteghlal sebagai Gema, Mawar Eva de Jongh sebagai Kerin, dan Shindy Huang sebagai Adriana, serta beberapa aktor lainnya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Popmama di IDN HQ pada Jumat (18/7/2025), Nirina Zubir dan Shindy Huang sebagai pemain film Tinggal Meninggal membagikan pengalamannya bekerja dengan Kristo Immanuel.
Dalam debut sebagai sutradara Tinggal Meninggal, Kristo dikenal seorang sutradara muda berbakat yang memiliki ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Nah, dalam artikel ini Popmama.com telah merangkum terkait Nirina Zubir puji Kristo Immanuel sebagai sutradara Tinggal Meninggal secara lebih detail.
Yuk, disimak cerita lengkapnya!
1. ADHD bukan penghalang, justru kekuatan dalam berkarya

Nirina Zubir mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan Kristo Immanuel dalam mengelola kondisi ADHD dirinya menjadi sebuah kekuatan dalam berkarya. Menurut Nirina, Kristo justru memiliki persiapan yang sangat matang dalam setiap aspek produksi.
"Untungnya Kristo tahu apa yang dia mau. Dia pikirannya banyak, tetapi bukan berarti keputusannya berubah-ubah karena dia tuh udah prepare banget," ungkap Nirina.
Persiapan yang dimaksud Nirina terlihat dari detail luar biasa yang dibuat Kristo. Tidak seperti sutradara pada umumnya, Kristo bahkan membuat video board tambahan menggunakan figure untuk memainkan setiap scene.
"Kristo udah ada video board dari kru. Dia bikin lagi pakai figure kayak setiap scene-nya dia mainin, lalu dia edit sendiri. Dia tuh kayak wah ini orang gila, Kristo udah benar-benar paham," jelas Shindy Huang.
Dedikasi Kristo dalam persiapan film ini membuat Nirina dan Shindy merasa harus memberikan yang terbaik dalam setiap adegan. Keduanya bahkan mengakui bahwa ini adalah pengalaman syuting terkoordinasi terbaik yang pernah dialaminya.
2. Syuting terkoordinasi terbaik mulai dari detail hingga aksesori

"Waktu itu makeup juga udah dikasih di log book-nya itu tuh detail banget. Mulai dari kuku, eye shadow, baju, kalung sebagai aksesori, sepatu hingga rambut. Semuanya detail banget," cerita Nirina Zubir.
Bahkan rekan-rekan seperti Ernest dan Dipa dari Imajinari pun mengakui kalau produksi film Tinggal Meninggal adalah "syuting terkoordinasi terbaik" yang pernah mereka alami. Level detail yang diberikan Kristo membuat seluruh tim produksi tahu persis apa yang harus dilakukan.
Logbook yang dibuat Kristo sangat komprehensif hingga ke detail terkecil.
"Jadi bisa dijual tuh bukunya," canda Shindy Huang menggambarkan betapa detailnya persiapan yang dibuat.
Pengalaman ini membuat Nirina dan Shindy semakin yakin bahwa ADHD bukan merupakan penghalang. Melainkan dapat menjadi kekuatan unik seseorang ketika dikelola dengan baik.
3. Jiwa kepemimpinan yang merangkul semua perbedaan

Salah satu hal yang paling dikagumi Nirina Zubir dari Kristo Immanuel adalah kemampuannya dalam memimpin tim dengan jiwa yang sangat merangkul.
"Dia tuh merangkul banget orangnya. Di tengah suka salah fokusnya, Kristo bisa merangkul semua dengan semua kelebihan dan kekurangan yang masing-masing menjadi satu frekuensi," ungkap Nirina.
Kristo berhasil menyatukan berbagai karakter dalam tim produksi yang memiliki energi dan kepribadian berbeda-beda. Kemampuan ini membuat suasana syuting tetap kondusif dan harmonis.
Meski kadang mengalami kesulitan fokus yang merupakan ciri khas ADHD, Kristo justru menciptakan dinamika yang menyenangkan di lokasi syuting.
"Dia tuh gampang kayak lost focus, jadi kita tuh suka bercanda kalau dia lagi menjelaskan sesuatu," kata Nirina saat memberikan contoh dinamika komunikasi mereka.
4. Dukungan luar biasa dari sang istri

Kesuksesan Kristo Immanuel dalam menjalankan tugasnya sebagai sutradara tidak lepas dari dukungan luar biasa sang istri, Jessica Tjiu, yang selalu mendampinginya di lokasi syuting.
"Tjiu selalu ada di sebelah Kristo," ucap Shindy.
Tjiu berperan penting dalam membantu Kristo tetap fokus pada tugasnya sebagai sutradara. Ketika Kristo terlalu asyik bermain dengan kru di sela-sela syuting, Tjiu yang mengingatkannya untuk kembali bekerja.
"Kristo main sama mereka, terus tiba-tiba ada panggilan dari Tjiu buat lanjut nge-direct," jelas Nirina menggambarkan momen-momen tersebut.
Dukungan keluarga ini menjadi salah satu faktor penting yang membuat Kristo dapat menjalankan tugasnya dengan optimal meski memiliki tantangan ADHD.
5. Masa depan cerah untuk Kristo Immanuel

Nirina Zubir sangat optimis dengan masa depan karier Kristo Immanuel sebagai sutradara. Nirina yakin bahwa Kristo akan terus berkembang dan menghasilkan karya-karya yang lebih besar lagi.
"Makanya aku dari awal mau ada di proyek dia ini, karena his gonna be bigger and bigger," tutup Nirina dengan penuh keyakinan.
Pengalaman bekerja dengan Kristo dalam film Tinggaal Meninggal memberikan pembelajaran berharga bahwa ADHD dapat dikelola menjadi kekuatan unik dalam berkarya. Dengan persiapan matang, jiwa kepemimpinan yang merangkul, dan dukungan keluarga yang kuat, Kristo membuktikan bahwa tidak ada batasan untuk meraih impian.
Itulah rangkuman terkait Nirina Zubir puji Kristo Immanuel sebagai sutradara Tinggal Meninggal. Jangan lupa untuk pantau terus informasi selanjutnya terkait film terbaru ini ya, Ma.