Review Film Legenda Kelam Malin Kundang, Ungkit Kisah Anak Durhaka

- Kedalaman karakter Rio Dewanto dalam memainkan peran Alif yang penuh trauma.
- Penonton diajak bertanya-tanya mengenai rahasia setiap karakter.
- Percikan misteri dengan nuansa thriller khas Joko Anwar.
Legenda Kelam Malin Kundang menjadi film terbaru Joko Anwar bersama Come and See Pictures. Film karya sutradara Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat ini menjadi representasi yang fresh dari legenda cerita rakyat paling populer Indonesia, Malin Kundang.
Selama ini, kita sebagai rakyat Indonesia mengenal sosok Malin Kundang sebagai anak durhaka kepada sang Mama. Namun, tidak ada yang pernah tahu tentang alasan Malin Kundang hingga dikutuk menjadi batu.
Melalui interpretasi yang berbeda, film Legenda Kelam Malin Kundang menyajikan sebuah alternatif cerita yang akan membuat penonton berpikir ulang tentang pandangannya selama ini.
Synopsis Legenda Kelam Malin Kundang
Film ini bercerita tentang Alif (Rio Dewanto), seniman micro painting yang baru saja pulih dari kecelakaan dan harus berjuang dengan mengingat memorinya, tiba-tiba harus menerima kedatangan perempuan yang mengaku sebagai mamanya.
Alif sama sekali tak mengingat wajah sang mama, yang ia tinggal pergi merantau 18 tahun silam. Alif pun terseret masuk ke dalam sebuah rahasia kelam.
Dari lorong-lorong sumpek di Jakarta hingga memento yang terserak di balik karya-karya micro painting miliknya, Alif menelusuri rahasia kelam nan mencekam tentang masa lalunya.
Dikemas dengan genre thriller-misteri, Legenda Kelam Malin Kundang memberikan tontonan menghibur dan mendebarkan hingga akhir. Membawa penonton untuk menebak siapa sebenarnya Alif dan keluarganya, apa yang terjadi padanya, dan mengapa Alif melupakan ibunya?
Berikut Popmama.com siap membahas review film Legenda Kelam Malin Kundang.
| Producer | Joko Anwar |
| Writer | Joko Anwar, Aline Djayasukmana, Rafki Hidayat |
| Age Rating | 17+ |
| Genre | Thriller, Mystery |
| Duration | 98 Minutes |
| Release Date | 27 November |
| Theme | Intergenerational Trauma |
| Production House | Come and See Pictures, Rapi Films, dan Legacy Pictures |
| Where to Watch | CGV dan Cinema XXI |
| Cast | Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Nova Eliza, Gambit Saifullah, Tony Merle, Sultan Hamonangan, dan Henry Manampiring |
Trailer Legenda Kelam Malin Kundang
Cuplikan Film Legenda Kelam Malin Kundang
Review Legenda Kelam Malin Kundang
1. Kedalaman karakter Rio Dewanto dalam memainkan peran Alif yang penuh trauma

Akting para pemain membuat film Legenda Kelam Malin Kundang terasa semakin realistis. Rio Dewanto sebagai Alif berhasil memvisualisasikan karakter seorang laki-laki yang tidak mengingat apapun tentang masa kecilnya.
Alif berjuang menghadapi trauma di tengah keraguan yang dihadapi. Banyak ekspresi mata yang diperlihatkan, sehingga membuat apa yang jiwanya rasakan tersalurkan kepada penonton.
2. Penonton diajak bertanya-tanya mengenai rahasia setiap karakter

Vonny Anggraini sebagai Amak mampu menghadirkan sosok mama yang sabar, penyayang, namun penuh luka. Karakternya ini sungguh menggambarkan sosok Mama dari Minang yang lekat dengan gaya tradisional.
Peran pendukung lainnya seperti Faradina Mufti sebagai Nadine (istri Alif) dan Jordan Omar sebagai Emir (anak Alif) membuat cerita ini sekilas memperlihatkan kehidupan keluarga harmonis yang kemudian diterpa oleh konflik.
Uniknya lagi, setiap karakter yang ada di film ini seolah membawa rahasia, yang mana membuat penontonnya bertanya-tanya di awal film. Sutradara Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo tampaknya ingin menekankan bahwa tidak ada karakter yang sepenuhnya baik atau jahat.
Penonton dituntut untuk belajar memahami dari setiap alasan di balik apa yang telah dilakukan setiap karakternya, bukan diajak menghakimi tanpa tau alasan di baliknya.
3. Percikan misteri dengan nuansa thriller khas Joko Anwar

Alur cerita film memadukan drama keluarga dengan misteri yang menjadi ciri khas dari Joko Anwar. Uniknya, film ini sudah langsung membuat penontonnya berpikir mengenai karakter mana yang perlu dicurigai.
Sebab, di awal film, penontonnya diajak untuk melihat dari sudut pandang Alif sebagai karakter utama yang baru saja mengalami kecelakaan, sehingga berdampak pada sejumlah ingatannya yang hilang.
Ketegangan selalu diselipkan setiap kali Alif berusaha mengungkapkan potongan-potongan ingatannya yang hilang. Adegan seperti mimpi buruk yang menampilkan cermin retak, trauma masa kecil Alif, hingga konflik batin antara ingatan di masa lalu dan dunia nyata berhasil membuat penonton ikut menegang.
4. Dinamika keluarga Alif dan Nadine membuat cerita semakin hidup

Dinamika keluarga kecil Alif dan Nadine menjadi salah satu unsur utama dalam film ini. Penonton sempat dibuat bertanya-tanya mengenai konflik yang menyerang rumah tangga keduanya sebelum kecelakaan terjadi.
Apalagi, kedatangan Amak yang tidak pernah diceritakan Alif kepada keluarganya membuat cerita semakin kompleks. Alif tidak mengingat wajah Amak sebagai mama kandungnya, membuat jalan cerita ini semakin penuh dengan teka-teki yang mau tidak mau harus dipecahkan oleh penonton.
5. Menawarkan perspektif baru tentang ‘anak durhaka’ dari sudut pandang lain

Pada dasarnya, film ini menghadirkan kisah klasik yang dikemas ulang dengan sentuhan modern, memberikan sudut pandang baru pada legenda yang selama ini hanya dikenal lewat label ‘anak durhaka’.
Legenda Kelam Malin Kundang mencoba membuka lapisan-lapisan emosional para tokohnya, baik anak, orangtua, hingga pasangan, untuk menunjukkan bahwa setiap orang membawa luka dan alasan yang tak selalu terlihat oleh orang lain.
Joko Anwar seakan ingin mengajak penonton berhenti sejenak dari kebiasaan memberi cap negatif, terutama pada anak, dan mulai melihat sisi manusiawi di balik setiap keputusan.
Melalui kisah yang gelap namun penuh makna, film ini mengingatkan bahwa hubungan antar-generasi sering kali dibangun di atas ekspektasi yang berat dan luka lama belum selesai.
Di sinilah pemahaman menjadi kunci untuk meruntuhkan jarak emosional. Cinta keluarga pun digambarkan bukan hanya sebagai kenangan atau ikatan darah, tetapi keberanian untuk saling percaya dan mencintai tanpa syarat.
Itu dia review film Legenda Kelam Malin Kundang versi Popmama.com. Film ini akan tayang di bioskop Indonesia mulai 27 November 2025.



















