“Nggak ada damai. Kalau maaf, Allah Maha Pemaaf, tapi kalau untuk lanjut kali ini saya lanjut,” tegas Ruben kepada wartawan.
Sarwendah Nangis, Thalia Difitnah Bukan Anak Ruben Onsu

- Thalia lahir dari proses bayi tabung Ruben dan Sarwendah di Morula IVF, bukan seperti yang dituduhkan.
- Ruben Onsu melaporkan akun TikTok penyebar fitnah ke Polda, dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara.
- Dokter kandungan membenarkan fakta medis bayi tabung, siap menjadi saksi jika dibutuhkan.
Rumor menyakitkan kembali menerpa keluarga selebriti Ruben Onsu dan Sarwendah. Tuduhan bahwa Thalia Putri Onsu bukan anak kandung dari Ruben membuat Sarwendah terpukul hingga menangis dalam video klarifikasinya.
Fitnah ini muncul dari akun TikTok @vina.run yang menyebut anak pertama mereka hasil hubungan Sarwendah dengan lelaki lain.
Sarwendah yang selama ini dikenal sabar dan tertutup dalam menghadapi gosip, kali ini memilih angkat bicara dengan mata berkaca-kaca. Mama tiga anak ini merasa harga dirinya sebagai orangtua telah diinjak-injak dan tak bisa tinggal diam karena fitnah tersebut menyasar anak kecil yang belum memahami apa-apa.
Di tengah kesedihan karena baru kehilangan sosok papa, Sarwendah berjuang menjaga ketenangan keluarga sambil menegaskan kebenaran yang telah lama dijaga.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa fakta mengenai Sarwendah nangis Thalia difitnah bukan anak Ruben Onsu.
Yuk, disimak!
Deretan Fakta Kejadian yang Menimpa Keluarga Sarwendah
1. Akun TikTok @vina.run tuduh Thalia anak dari lelaki lain

Isu dimulai ketika akun TikTok @vina.run mengunggah video yang mengklaim bahwa Thalia Putri Onsu bukan anak kandung Ruben, melainkan hasil hubungan Sarwendah dengan seorang lelaki bernama Paulus. Narasi tersebut menyebut nama lengkap lelaki itu dan mengatakan Thalia memiliki kemiripan fisik dengannya.
Video tersebut juga langsung menyebar luas, bahkan menimbulkan spekulasi baru di berbagai platform media sosial. Padahal, tidak ada bukti valid yang mendasari tuduhan tersebut. Hal yang lebih memprihatinkan, fitnah ini menyasar anak kecil yang seharusnya dilindungi, bukan dijadikan sasaran konten viral.
Reaksi publik pun terbelah. Beberapa menganggapnya hanya hiburan, namun banyak pula yang mengecam keras karena menyadari bahwa ini adalah bentuk kekerasan digital terhadap anak.
2. Ruben Onsu tempuh jalur hukum di Polda Metro

Tak tinggal diam, Ruben Onsu langsung bertindak cepat dan melaporkan akun TikTok tersebut ke Polda Metro Jaya pada 31 Juli 2025.
Dalam keterangannya kepada media, Ruben menegaskan bahwa ia hanya ingin melindungi anaknya dan tidak sedang mencari sensasi.
Ruben menggunakan sejumlah pasal, termasuk UU ITE, KUHP Pasal 310 dan 311 tentang pencemaran nama baik, serta UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Ruben juga menyebut bahwa ia tidak mengajak Sarwendah saat melapor, karena ini adalah bentuk tanggung jawab pribadinya sebagai seorang papa.
3. Sarwendah ungkap Thalia lahir lewat proses bayi tabung

Dalam sebuah video klarifikasi yang emosional di kanal YouTube miliknya, Sarwendah membuka kisah pribadi yang selama ini tak banyak diketahui publik.
Sarwendah mengungkap bahwa Thalia merupakan anak hasil program bayi tabung yang dijalaninya bersama Ruben sejak tahun 2014.
Sarwendah menyampaikan bahwa proses bayi tabung bukanlah hal mudah. Ia sempat mengalami keguguran sebelum akhirnya berhasil mengandung Thalia.
“Orang mikir bayi tabung itu langsung jadi, kan nggak semua langsung jadi. Bukan aku membela diri, tapi ini kenyataan, ini fix 100 persen, fakta,” ujar Sarwendah dengan penuh keyakinan.
Kisah ini membuktikan bahwa Thalia sangat dinanti dan diperjuangkan dengan sepenuh hati.
Keputusan Sarwendah untuk membagikan cerita pribadi ini bukan semata-mata untuk membela diri, melainkan demi menunjukkan bahwa Thalia adalah anak yang sah dan berharga.
4. Dokter Arie A. Polim benarkan fakta medis bayi tabung

Untuk memperkuat klarifikasi, Sarwendah juga menghubungi dokter kandungan yang menangani proses bayi tabung mereka, yaitu dr. Arie A. Polim, Sp.OG (K) dari Morula IVF Jakarta. Sang dokter pun memberikan kesaksian tegas.
“Ruben dan Sarwendah itu pasien saya sejak tahun 2014, waktu datang untuk program bayi tabung, anak pertama mereka memang hasil proses bayi tabung. Embrio berasal dari sel telur Sarwendah dan sperma Ruben Onsu,” ungkap dokter Arie.
Dokter Arie menyampaikan bahwa seluruh proses dilakukan secara medis dan etis, dan tidak mungkin pihak ketiga ikut terlibat. Ia bahkan menyatakan siap jika harus menjadi saksi di pengadilan untuk mendukung Ruben dan Sarwendah.
Kesaksian ini sangat penting sebagai bukti ilmiah dan legal bahwa Thalia adalah anak biologis dari pasangan tersebut, sekaligus membantah semua tuduhan liar yang beredar di media sosial.
5. Sarwendah siap hadapi proses hukum demi anak

Sarwendah mengaku sempat berharap pelaku akan menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Namun harapan itu pupus ketika akun tersebut justru terus mengunggah video baru dan semakin menyudutkan keluarganya.
“Aku jelas hasil bayi tabung saya di dokter Arie Polim dan di RS Morula, bisa dicek langsung,” ujarnya tegas.
Ia merasa harus bersikap tegas, bukan demi dirinya, melainkan demi Thalia dan anak-anaknya yang lain. Sarwendah juga mengungkap bahwa mereka tengah berdiskusi dengan psikolog anak untuk mendampingi Thalia secara mental, bila sewaktu-waktu anak itu menemukan berita-berita buruk tentang dirinya di internet.
Sarwendah ingin memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh tanpa trauma dari dunia luar yang kejam. Ia berharap masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial, apalagi saat menyangkut anak di bawah umur.
Itulah deretan fakta Sarwendah nangis, Thalia difitnah bukan anak Ruben Onsu. Kasus yang menimpa keluarga Ruben Onsu dan Sarwendah menjadi pengingat bahwa dampak fitnah dan hoaks di media sosial bisa sangat menyakitkan, apalagi ketika menyasar anak-anak.
Di balik senyum dan sorotan kamera, para orangtua seperti Ruben dan Sarwendah tetaplah manusia biasa yang harus melindungi keluarganya dari ketidakadilan digital.
Langkah tegas mereka dalam membawa kasus ini ke jalur hukum menunjukkan bahwa setiap anak berhak tumbuh dengan aman dan bermartabat, tanpa jadi korban gosip tak bertanggung jawab.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran agar kita semua lebih bijak dalam bermedia sosial karena di balik setiap unggahan, ada hati dan keluarga yang bisa terluka.



















