Stop Tanya "Kapan Nikah, Kapan Punya Anak?" Mending Bahas Ini!

Pernah nggak saat kumpul keluarga, kamu nanya begini ke anak, adik, atau bahkan adik sepupu, "Kapan nikah, kapan punya anak?"
Duh, tunggu dulu ya. Pertanyaan kayak gitu bisa diterima sebagai desakan bagi orang yang kamu tanya. Dijamin itu bisa membuat yang ditanya langsung merasa nggak nyaman.
Sebelum bertanya seperti itu, ada hal yang perlu diingat. Pernikahan atau kapan waktunya punya anak bagi seseorang, itu adalah perjalanan hidupnya mereka. Bukan hidup kamu. Biar saja mereka jalani sampai waktunya tiba. Kapan ya kira-kira, ya kalau mereka sudah benar-benar siap karena setiap orang memiliki timeline kehidupan yang berbeda-beda.
Lalu kalau mau basa-basi saat kumpul keluarga dengan generasi yang lebih muda, enaknya bagaimana? Stop tanya "Kapan nikah, kapan punya anak", berikut ini Popmama.com sudah catat beberapa hal yang sebaiknya kamu bahas ke mereka.
Pertama, Kasih Ruang untuk Mempersiapkan Kondisi Mental

Siapa bilang menjalani status pernikahan itu mudah? Kalau ada, ya mereka adalah golongan orang-orang yang beruntung. Tapi apakah semua bisa seberuntung itu?
Lebih baik kalau bilang begini pas kamu ketemu yang lebih muda, "Saat masa perkenalan, kamu dan pasangan mungkin merasa cukup memahami satu sama lain dan saling mengerti kebutuhan emosional masing-masing. Tapi nanti setelah menikah, keadaannya bisa saja berubah. Ada kondisi di mana pasangan kamu sibuk kerja, nggak langsung punya anak karena alasan ini dan itu, atau pengeluaran yang menumpuk, dan itu sudah jadi tanggung jawab kamu dan pasangan."
Ini sebagai gambaran, bahwa setelah menikah seorang anak akan tinggal bersama pasangannya. Maka tanggung jawab yang semula hanya sebagai anak, nanti akan menjadi suami atau istri. Perannya pun ikut berubah. Terlebih jika sudah menjadi orangtua.
Selain itu, membesarkan anak juga membutuhkan kondisi mental yang stabil. Nikah mungkin jadi urusan mudah, tetapi hidup dalam rumah tangga yang langgeng bukan hal gampang.
Kedua, Bicarakan Tentang Ekspektasi ke Pasangan

Sedihnya, desakan pertanyaan kapan nikah atau kapan punya anak itu kadang bukan hanya datang dari lingkungan keluarga, tetapi juga dari lingkungan pertemanan.
Kamu bisa ingatkan mereka, yang lebih muda dari kamu dengan membahas, "Tanya ke pasangan masing-masing, apa sih ekspektasi dari pernikahan? Misal, mau langsung punya anak, mau menjaga komitmen hingga menua bersama, atau apa? Jangan sampai ketika sudah menua dan tubuh mulai berubah bentuk, pasangan ngelirik ke orang lain."
Pastikan untuk mengenal pasangan dengan mengetahui, memahami, dan sepaham dengan ekspektasinya. Ini menjadi salah satu cara yang baik untuk bisa hidup berdampingan dengan pasangan kamu dalam waktu yang lama.
Ketiga, Bahas Perencanaan Finansial

Untuk mewujudkan pernikahan idaman, harus ada pundi-pundi uang yang banyak. Ingat ya, ekonomi yang tidak stabil pasca menikah, bisa membuat orang stres, lho.
Ingatkan yang lebih muda, "Jangan tertipu mulut manis dan wajah rupawan. Cek dulu pasangannya punya utang nggak? Sandwich generation, bukan? Cek latar belakang terlebih dahulu dan membuat perencanaan keuangan bersama."
Itu yang harusnya kamu bahas ke generasi di bawah kamu. Jangan malah tanya kapan nikah melulu. Toh, setiap orang punya waktunya masing-masing.



















