Apa yang Terjadi Jika Ketuban Mama Pecah Sebelum Waktunya?

07 Mei 2025, 17:05 WIB

Cindini Febriani

Freepik/rawpixel.com

Intinya sih...

Ketuban pecah dini dapat memicu persalinan prematur atau bayi lahir sebelum waktunya.
Ibu hamil perlu memahami tanda-tanda ketuban pecah dini, seperti cairan berwarna merah atau hijau yang menandakan infeksi.
Risiko ketuban pecah dini termasuk infeksi, retensi plasenta, dan cedera otak pada bayi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketuban pecah sebelum waktunya atau dikenal dengan istilah ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi yang terjadi ketika kantung ketuban pecah sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

Lalu, apa yang terjadi jika ketuban pecah sebelum waktunya?

Ketuban yang pecah sebelum ada kontraksi dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Umumnya, KPD disebabkan oleh infeksi pada rahim akibat bakteri.

Menurut penelitian dari Science Lines, ketuban pecah dini dapat memicu persalinan prematur atau bayi lahir sebelum waktunya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya agar risiko ini dapat dihindari atau diantisipasi lebih awal.

Yuk, simak ulasan lengkapnya dari Popmama.com di bawah ini!

Tanda-tanda Ketuban Pecah Dini

Freepik/senivpetro

Bagi Mama yang hamil, terutama yang baru pertama kali, mungkin sulit membedakan antara pecahnya ketuban dan keluarnya air seni. Air ketuban dan air kencing memiliki warna yang serupa, yaitu bening kekuningan. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami perbedaan keduanya.

Menurut Babyologist, ketuban yang pecah akan keluar dengan cara menyembur atau mengucur, dan tidak bisa ditahan, berbeda dengan air seni.

Selain itu, ibu hamil juga akan merasakan sedikit lega ketika air tersebut keluar. Jika mengalami gejala seperti demam, perdarahan, atau kontraksi setelah ketuban pecah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bahaya Ketuban Pecah Dini

Freepik/DC Studio

Pecahnya ketuban sebelum waktunya bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Jika ketuban pecah, cairan yang keluar harusnya berwarna bening kekuningan.

Namun, jika cairan tersebut berwarna merah atau hijau, itu bisa menandakan adanya infeksi dan harus segera ditangani di rumah sakit. Warna kehijauan atau coklat pada cairan ketuban menandakan infeksi yang sangat berbahaya bagi janin.

Bila kehamilan masih di bawah 24 minggu, peluang bayi untuk bertahan hidup sangat rendah. Namun, jika kehamilan sudah memasuki usia 30 minggu ke atas, peluang bayi untuk bertahan hidup bisa mencapai 95%.

Risiko Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan

parents.com

Jika ketuban pecah sebelum waktunya, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah infeksi. Ketika ketuban pecah, bakteri dapat masuk ke dalam kantung ketuban dan meningkatkan risiko infeksi. Gejala infeksi biasanya berupa bau tak sedap pada vagina, keputihan tidak normal, demam, dan nyeri perut.

Ketuban pecah dini juga dapat menyebabkan retensi plasenta, di mana plasenta tertinggal di dalam rahim setelah persalinan, yang berisiko menimbulkan perdarahan pasca-persalinan.

Risiko lainnya adalah bayi mengalami cedera otak, yang bisa terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara dinding rahim dan janin. Dalam kondisi terburuk, cedera otak ini dapat berakibat fatal bagi bayi.

Itulah penjelasan lengkap jika ketuban Mama pecah sebelum waktunya. Dengan memahami bahaya ketuban pecah dini, sangat penting bagi Mama hamil untuk menjaga kesehatan dan memantau kondisi kehamilan secara rutin.

Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat ya, Ma!