5 Kondisi Ibu Menyusui yang Bisa Membahayakan Bayi

Sebaiknya bicarakan dengan dokter sebelum mulai menyusui, ya!

13 Maret 2022

5 Kondisi Ibu Menyusui Bisa Membahayakan Bayi
Freepik/user18526052

ASI adalah makanan kaya nutrisi paling lengkap untuk bayi. Termasuk pada bayi prematur dan bayi yang sakit. Apalagi menyusui telah dikaitkan dengan kedekatan fisik dan sentuhan yang semuanya membantu ikatan bayi.

Ditambah lagi, anak yang disusui lebih mungkin mendapatkan jumlah berat badan yang tepat dan mengurangi mereka memiliki kelebihan berat badan.

Tapi dalam beberapa situasi, 5 kondisi ibu menyusui di bawah ini berpotensi membahayakan bayi. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:

1. Bayi dengan kondisi galaktosemia

1. Bayi kondisi galaktosemia
Freepik/user18526052

Sayangnya, bayi yang memiliki masalah galaktosemia dan tidak mentolerir gula alami biasanya tidak diperbolehkan mendapat ASI. Ini karena galaktosemia mengacu pada kondisi metabolisme langka yang mencegah mereka memproses galaktosa, yakni salah satu gula dalam ASI dan susu formula.

Dikutip dari Kidshealth.org, bayi perlu minum susu formula berbahan dasar kedelai sebagai pengganti ASI atau susu formula berbahan dasar susu sapi. Anak-anak dengan galaktosemia harus terus menjauhkan susu dan produk susu lainnya dari makanan mereka.

Ketika bayi alami galaktosemia, maka sudah jelas merupakan kontraindikasi mutlak untuk menyusui. Gangguan tersebut bisa menyebabkan banyak masalah bagi bayi baru lahir. Bahkan mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Editors' Pick

2. Sang ibu yang memiliki riwayat HIV

2. Sang ibu memiliki riwayat HIV
Freepik/tirachardz

Pada umumnya, dokter akan membuat penilaian khusus terhadap ibu yang baru saja melahirkan bayi dengan kondisi medis tertentu. Salah satunya jika sang ibu alami HIV. Maka hal itu mengharuskannya untuk menghentikan atau tidak pernah mulai menyusui.

Sebab ibu yang hidup memiliki HIV, ini dapat menularkan virusnya kepada bayi melalui ASI. Artinya, menyusui berkontribusi pada risiko infeksi HIV. Sedangkan HIV sendiri adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebar melalui cairan tubuh tertentu, termasuk ASI.

Dilansir dari Thewellproject.org, ketika seorang perempuan memakai obat HIV kemungkinan dia akan menularkan  HIV ke bayinya selama kehamilan atau kelahiran. Risiko penularan HIV melalui menyusui seperti halnya penularan seksual. 

3. Mengalami tuberkulosis aktif yang tidak diobati

3. Mengalami tuberkulosis aktif tidak diobati
Freepik/Racool_studio

Pada kondisi medis tertentu, akan ada pembatasan pada ibu menyusui. Terutama jika Mama menderita tuberkulosis aktif yang tidak diobati. Sedangkan infeksi Tuberkulosis (TB) sendiri memang selalu menjadi tantangan tersendiri.

Tentu ini berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang disusui. Bahkan diagnosis TB atau paparan TB aktif pada ibu menyusui, hal itu juga membuat mereka tertekan secara emosional. Namun dalam kebanyakan kasus, Mama bisa menyusui secara aman setelah minum antibiotik selama sekitar dua minggu.

Dirilis dari Healthychildren.org, jika kamu menderita tuberkulosis (TB) dapat menyusui saat sedang minum obat. Tapi ibu dengan TB yang tidak diobati, maka tidak boleh menyusui atau melakukan kontak langsung dengan bayi baru lahir. Biasanya sampai mereka memulai pengobatan yang tepat dan tak lagi menular.

4. Saat ibu menerima perawatan kemoterapi untuk kanker

4. Saat ibu menerima perawatan kemoterapi kanker
Freepik/jcomp

Bahwa menyusui adalah metode untuk memberi makan bayi yang paling penting. Tapi sayangnya, keputusan ini tidak bisa dilakukan ketika sang ibu menerima kemoterapi untuk kanker. Mama tidak bisa menyusui saat menerima obat kemoterapi.

Sebab itu berbahaya bagi sang bayi. Hal tersebut dapat mengganggu pembelahan sel normal dan sehat di dalam tubuh. Biasanya dokter menyarankan agar Mama menjaga bayi tetap aman dan kesehatan diri sendiri.

Diinformasikan dari Webmd, dokter mungkin akan menyarankan kamu berhenti atau tidak mulai menyusui jika memerlukan perawatan kemoterapi dan terapi hormon. Banyak dari obat-obatan ini masuk ke dalam ASI dan mempengaruhi bayi.

5. Ibu menyusui yang sedang mengonsumsi obat tertentu

5. Ibu menyusui sedang mengonsumsi obat tertentu
Freepik/8photo

Pada kenyataannya, ASI memang penuh dengan hal-hal baik yang dibutuhkan bayi. Tapi apabila Mama sedang mengonsumsi obat, ini adalah kondisi yang mencegah bayi baru lahir mendapat asupan ASI.

Terutama jika diberi obat resep tertentu seperti obat untuk sakit kepala migrain, penyakit Parkinson atau radang sendi. Bahkan termasuk obat antikanker, litium, retinoid oral, yodium dan amiodaron.

Diwartakan oleh Mayoclinic, paparan obat dalam ASI menimbulkan risiko terbesar bagi bayi prematur. Termasuk bayi baru lahir dan bayi yang secara medis tidak stabil. Risikonya paling rendah untuk bayi sehat berusia 6 bulan ke atas.

Ma, itulah kelima kondisi ibu menyusui yang bisa membahayakan sang bayi. Sebaiknya bicarakan dahulu dengan dokter sebelum mulai menyusui, ya!

Baca juga:

The Latest