Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Bolehkah Pumping ASI di Usia Kehamilan 8 Bulan? Ini Kata Dokter

ilustrasi pumping ASI (freepik.com/freepik)
ilustrasi pumping ASI (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Dokter menyarankan tidak melakukan pumping ASI di bawah 37 minggu kehamilan karena dapat memicu kontraksi dan persalinan prematur.
  • Stimulasi puting melalui pumping di atas 37 minggu bisa diizinkan dengan pengawasan medis, terutama pada ibu hamil dengan kondisi tertentu.
  • Melakukan pumping kurang dari 37 minggu dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, stres rahim, risiko kelahiran prematur, dan ketuban pecah dini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjelang persalinan, banyak ibu hamil mulai mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut kelahiran si Kecil, termasuk mencoba pumping ASI (memompa Air Susu Ibu).

Beberapa Mama merasa penasaran atau bahkan terdorong untuk mulai pumping di usia kehamilan 8 bulan demi merangsang produksi ASI lebih awal. Namun, muncul pertanyaan penting, bolehkan pumping ASI di usia kehamilan 8 bulan? 

Simak ulasannya telah Popmama.com rangkum dari penjelasan dr Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC selaku Dokter Laktasi, melandir dari akun Instagram @breasfeedo.mom

1. Penjelasan dokter terkait pumping ASI di usia kehamilan 8 bulan

Meski kondisi kehamilan setiap orang bisa berbeda, stimulasi puting yang terjadi saat pumping dapat memicu hormon oksitosin. Hal ini dapat berperan dalam kontraksi rahim, sehingga memicu terjadinya kelahiran bayi lebih awal. 

Itu sebabnya, dr Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC menyarankan bagi ibu hamil yang belum mencapai usia kehamilan 37 minggu untuk tidak melakukan pumping terlebih dahulu karena dikhawatirkan dapat memicu kontraksi. 

“Kalau umur kandungan ibu belum sampai 37 minggu, jangan coba-coba peres-peres nenen (pumping). Nanti bayinya launching sebelum waktunya,” kata dr Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC. 

2. Kondisi tertentu yang dianggap aman melakukan pumping di atas 37 minggu

pexels/Antoni Shkraba Studio
pexels/Antoni Shkraba Studio

Pada usia kehamilan di atas 37 minggu, stimulasi puting melalui pumping bisa saja diizinkan asalkan dalam pengawasan tenaga medis, khususnya pada ibu hamil dengan kondisi atau riwayat sebagai berikut: 

  • Riwayat diabetes (gestasional maupun tipe 1/2) 
  • PCOS atau insufficiency glandular tissue (IGT) 
  • Riwayat gagal menyusui sebelumnya atau kesulitan produksi ASI 
  • Riwayat preeklamsia, obesitas, atau bedah payudara/punggung 
  • Riwayat caesar sebelumnya atau akan melahirkan sesar terjadwal
  • Kondisi bayi seperti makrosomia (bayi besar), BBLR (berat lahir rendah), atau kelainan mulut seperti sumbing bibir

“Nah, kondisi yang seperti boleh (pumping) setelah usia 37 minggu kehamilan,” ungkap dr Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC. 

3. Risiko melakukan pumping di usia kehamilan kurang dari 37 minggu

ilustrasi air susu ibu (freepik.com/valeria_aksakova)
freepik/valeria_aksakova

Melansir dari berbagai sumber, melakukan pumping stimulasi puting di usia kehamilan kurang dari 37 minggu tidak disarankan kecuali atas petunjuk medis yang jelas. 

Hal ini karena dapat meningkatkan risiko persalinan prematur. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Merangsang Hormon Oksitosin dan Menyebabkan Kontraksi Dini

Saat payudara atau puting distimulasi (baik dengan tangan atau pompa), tubuh bisa memproduksi hormon oksitosin.  Hormon tersebut memicu kontraksi rahim saat persalinan.

Jika dilakukan terlalu dini (sebelum 37 minggu), kontraksi yang muncul bisa menyebabkan pembukaan serviks dan memicu persalinan prematur. Kontraksi ini bisa tidak terasa seperti sakit bersalin awal, tapi tetap dapat memicu efek fisik pada rahim.

2. Meningkatkan Risiko Kelahiran Prematur

Bayi yang lahir sebelum 37 minggu termasuk kategori prematur, yang berisiko:

  • Masalah pernapasan karena paru-parunya belum matang
  • Kesulitan menyusu atau mengisap
  • Risiko gangguan gula darah, suhu tubuh, hingga infeksi
  • Perlu perawatan NICU

Itu sebabnya, apa pun yang bisa memicu persalinan dini harus dihindari, termasuk pumping dini tanpa indikasi medis yang jelas.

3. Menimbulkan Stress Rahim atau Rahim Terlalu Aktif

Pada kehamilan dengan risiko tinggi, misalnya ada riwayat keguguran, pendarahan, leher rahim lemah, atau kehamilan kembar, stimulasi kontraksi akibat pumping bisa membahayakan keselamatan janin dan ibu.

4. Risiko Ketuban Pecah Dini

Kontraksi yang tidak disadari bisa menyebabkan tekanan pada kantung ketuban. Dalam beberapa kasus, ini bisa menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya, yang meningkatkan risiko infeksi atau persalinan dini.

4. Kapan pumping bisa dilakukan saat hamil?

ilustrasi botol susu anak (freepik.com/wirestock)
freepik/wirestock

Pumping atau ekspresi kolostrum baru boleh dilakukan di atas usia kehamilan 37 minggu, dan itupun jika ada indikasi medis jelas seperti diabetes gestasional, rencana caesar terjadwal, atau masalah produksi ASI sebelumnya.

Intinya adalah, ibu hamil boleh melakukannya asalkan sudah mendapat izin dari tenaga medis. Akan lebih baik juga Mama senantiasa dalam pengawasan dokter kandungan atau konselor laktasi berlisensi jika ingin melakukannya. 

Nah, itu dia penjelasan mengenai bolehkan pumping ASI di usia kehamilan 8 bulan. Jadi, jangan asal melakukannya sebelum mengetahui informasi jelasnya ya, Ma.

Share
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Berencana Memiliki Anak Kedua, Asmirandah Akui Siap Jalani Promil

05 Des 2025, 14:55 WIBPregnancy