"Aku tetap menyusui sambil nangis-nangis dan tubuhku kejang semua karena nahan rasa sakitnya," tulis Mama Husnul. Luka pada payudaranya bahkan sampai berdarah, namun ia terus memaksakan diri untuk memberikan ASI demi si kecil. Padahal, rasa sakit berlebih saat menyusui bisa jadi pertanda bahwa ada teknik pelekatan yang salah atau masalah lain yang lebih serius.
Ibu Ini Alami Mastitis hingga "Pecah Payudara" 2 Kali, Sakit Banget!

- Mama Husnul menyusui dengan luka dan rasa sakit yang parah
- Luka yang dibiarkan berkembang menjadi mastitis dan abses, meninggalkan trauma
- Mama Husnul membagikan tips agar ibu menyusui terhindar dari mastitis
Perjalanan menjadi seorang ibu menyusui memang tidak selalu berjalan mulus dan penuh senyuman. Ada kisah perjuangan yang kadang tak terlihat, namun menyisakan luka fisik dan emosional yang mendalam. Seperti yang dibagikan oleh Mama Husnul lewat akun Instagram @husnul.mursyeed, kisahnya tentang perjalanan ibu menyusui alami mastitis hingga pecah payudara 2 kali menjadi salah satu pengalaman yang membuka mata banyak orang.
Melalui artikel ini, Popmama.com ingin mengajak para Mama untuk lebih waspada dan mengenali tanda-tanda bahaya saat menyusui, agar tidak mengabaikan rasa sakit yang bisa jadi pertanda adanya masalah serius pada payudara.

1. Menyusui dengan luka dan rasa sakit, tapi tetap dipaksa bertahan
Saat pertama kali menyusui, Mama Husnul mengalami lecet parah pada puting payudara. Namun, karena minimnya pengetahuan dan dorongan dari orang-orang sekitar yang mengatakan bahwa kondisi tersebut normal, ia pun terus menyusui bayinya meskipun tubuhnya sudah memberi sinyal bahwa ada yang tidak beres.
2. Abses dan payudara pecah dua kali membuat trauma seumur hidup

Luka yang dibiarkan berlarut-larut itu akhirnya berkembang menjadi mastitis, yaitu infeksi jaringan payudara yang menyakitkan dan bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. Lebih buruk lagi, infeksi yang dialami Mama Husnul berkembang menjadi abses, yaitu kumpulan nanah di dalam jaringan payudara.
"Payudaraku sampai pecah dua kali, keluar nanah, bahkan aku bisa cium bau amisnya," ungkapnya. Rasa sakit yang dialaminya begitu luar biasa hingga meninggalkan trauma berkepanjangan. Proses penyembuhan pun tidak sebentar, ia harus menjalani pengobatan selama enam bulan penuh.
Pengalaman pahit ini membuatnya menyadari pentingnya edukasi tentang laktasi sejak awal. Mama Husnul berharap tidak ada lagi ibu yang mengabaikan rasa sakit hanya karena dianggap "wajar" oleh lingkungan sekitar.
3. Penyebab abses payudara saat menyusui

Abses payudara atau biasanya disebut 'pecah payudara' di kalangan masyarakat biasanya muncul sebagai kelanjutan dari infeksi pada saluran ASI (mastitis) yang tidak tertangani dengan baik. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya kantong berisi nanah di area tersebut. Sebenarnya, pembentukan kantong ini adalah respons alami tubuh untuk membatasi infeksi agar tidak menyebar ke jaringan payudara lainnya.
Namun, kantong nanah ini perlu segera ditangani. Jika dibiarkan dan akhirnya pecah di dalam, penanganannya bisa menjadi lebih rumit dan berisiko memperburuk kondisi payudara.
Bagaimana cara mengeluarkan kantong nanah tersebut? Metodenya tidak bisa ditentukan sendiri oleh pasien. Keputusan ada di tangan dokter bedah atau dokter laktasi yang menilai kondisi secara menyeluruh. Prosedur yang dipilih akan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
- Ukuran kantong nanah
- Jumlah lokasi abses
- Letak abses di payudara
- Seberapa dekat kantong nanah dengan permukaan kulit
- Dan faktor-faktor medis lainnya
Biasanya, dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan USG sebagai acuan utama untuk menentukan metode terbaik.
Misalnya pada ilustrasi yang ditampilkan, terlihat abses yang letaknya cukup dekat dengan permukaan kulit dan areola. Ini bisa mempengaruhi pilihan teknik pengeluaran nanahnya.
Jadi, meskipun diagnosisnya sama, yaitu abses payudara, penanganannya bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Karena itu, penting sekali untuk melakukan konsultasi langsung dengan dokter. Jangan terlalu banyak mencari referensi dari berbagai cerita orang lain, karena informasi yang tidak utuh justru bisa menambah rasa takut dan membuat Mama ragu untuk segera mengambil tindakan.
Semakin cepat abses ditangani, semakin baik hasilnya. Fokuslah pada kondisi mama sendiri dan pastikan semua pertanyaan dijawab langsung oleh tenaga medis yang merawat.
3. Tips dari Mama Husnul agar terhindar dari mastitis
Belajar dari pengalaman menyakitkan tersebut, Mama Husnul membagikan edukasi soal menyusui lewat media sosial. Ia membagikan beberapa tips penting untuk para ibu menyusui, terutama jika mulai merasakan gejala mastitis seperti payudara membengkak, terasa nyeri, atau bahkan muncul demam:
- Pumping sampai payudara terasa kosong. Ini akan membantu mencegah sumbatan pada saluran ASI.
- Lanjutkan dengan direct breastfeeding. Menyusui langsung tetap penting agar aliran ASI tetap lancar.
- Jangan asal konsumsi kapsul lecithin. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.
- Segera periksa ke dokter laktasi. Jangan menunggu sampai nyeri memburuk, karena penanganan dini bisa mencegah komplikasi.
Mama, menyusui memang penuh tantangan, tapi Mama tidak sendiri. Jika merasakan sakit atau perubahan yang tidak wajar pada payudara saat menyusui, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Seperti yang dibagikan melalui kisah perjalanan ibu menyusui alami mastitis hingga pecah payudara 2 kali oleh Mama Husnul, kita semua diingatkan bahwa rasa sakit bukan untuk diabaikan ya, Ma!



















