Pelari asal Kanada Memenangkan 100K Ultramarathon sambil Menyusui

- Stephanie Case memenangkan ultramarathon 100K di Snowdonia sambil menyusui putrinya, Pepper.
- Setelah perjuangan emosional menjadi ibu, Stephanie membuktikan bahwa seorang ibu bisa kembali lebih kuat dari sebelumnya dan menaklukkan medan berat.
- Dalam perlombaan, Stephanie mengatur strategi menyusui yang efektif di tengah tantangan balapan dan peran sebagai ibu.
Siapa bilang seorang ibu tidak bisa mengejar mimpi besarnya? Di tengah segala rutinitas dan tuntutan sebagai orang tua baru, pelari asal Kanada ini bisa tetap berlari, bahkan memenangkan acara marathon.
Stephanie Case, seorang pelari ultra trail dunia, mencuri perhatian publik setelah menjuarai perlombaan ultramarathon di Snowdonia. Bukan hanya karena prestasinya, Stephanie disorot karena berhasil memenangkan perlombaan tersebut sambil menyusui.
Nah, Mama pasti penasaran kan dengan kisah Stephanie ini. Berikut, Popmama.com rangkum pelari asal Kanada memenangkan 100K ultramarathon sambil menyusui
Perjalanan Stephanie Menjadi Seorang Ibu

Dibalik kemenangannya di ultramarathon, terdapat kisah emosional perjalanan Stephanie menjadi seorang ibu.
Stephanie sendiri sempat vakum selama tiga tahun dari dunia lari demi fokus menjalani program kehamilan. Hal ini termasuk menghadapi beberapa kali keguguran dan kegagalan IVF.
Namun, penantiannya akhirnya berbuah manis setelah kelahirkan putri kecilnya, Pepper, pada bulan November lalu. Pengorbanan dan kesabaran Stephanie ini lah yang menjadi fondasi kuat di balik semangatnya untuk kembali ke dunia trail running.
Hal ini terbukti setelah enam bulan dari melahirkan, Stephanie membuktikan bahwa seorang ibu bisa kembali lebih kuat dari sebelumnya dan menaklukkan medan berat sejauh 100 km dengan waktu luar biasa, yaitu 16 jam 53 menit 22 detik.
Strategi Menyusui di Tengah Marathon

Di tengah perlombaan, Stephanie diharuskan untuk mengatur strategi menyusui yang efektif.
Awalnya, Stephanie sendiri sempat tertinggal 30 menit dari pelari elite karena harus menyusui di awal lomba. Namun, Stephanie berusaha tetap fokus dan tidak menaruh ekspektasi tinggi.
Selama proses menyusui di perlombaan ini, Stephanie didukung oleh sang suami, John Roberts, dan si Kecil Pepper. Pada titik Km 20 dan Km 80, Stephanie akan menemui mereka untuk mendapatkan dukungan emosional.
Stephanie juga membagikan salah satu momen tersulit yang dihadapinya, yaitu ketika Stephanie berada di pos Km 50.
Pada saat itu, Stephanie diharuskan untuk menyusui tanpa bantuan John karena aturan lomba.
Stephanie mengaku sempat merasa hancur karena harus berpisah dengan Pepper. Namun, dengan adanya dukungan dari para relawan, Stephanie bisa memanfaatkan waktu untuk menyusui dan mengisi ulang energi.
Peran Ganda Stephanie Selama Perlombaan

Di tengah fokus berada di antara mode balapan dan mode ibu, Stephanie menghindari mengetahui peringkatnya selama lomba. Selama menjadi mode ibu, Stephanie tidak ingin mengorbankan waktu berharga bersama Pepper dan membuat Pepper terburu-buru selama menyusu.
"Saya tidak ingin tahu di mana posisi saya dalam peringkat karena saya tidak ingin membuat Pepper terburu-buru,” ujar Stephanie.
Bahkan, Stephanie menyadari bahwa suara gemerisik dari nomor dada lombanya sempat mengganggu kenyamanan si Kecil. Pada satu titik, Stephanie menyadari bahwa Pepper hanya ingin dipeluk, sehingga ia kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal. Tetapi, Stephanie menyadari bahwa John sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam merawat si Kecil sepanjang hari.
Hampir 17 jam setelah garis start, Stephanie akhirnya menyentuh garis finish. Stephanie bahkan tidak menyangka akan menang dan mendapatkan tempat pertama. Stephanie sendiri memenangkan tempat pertama ini lebih cepat empat menit dari Lauren Graham, pelari Inggris yang menempati posisi kedua.
Itu dia, pelari asal Kanada memenangkan 100K ultramarathon sambil menyusui. Kisah Stephanie Case ini menjadi bukti nyata bahwa kekuatan seorang ibu bisa melampaui batas fisik, waktu, dan rintangan apa pun.