Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Agatha Pradana, Sp.OG, M.Si
Ciri-Ciri Hamil Anggur Menurut Dokter Kandungan

- Penyebab hamil anggur adalah pertumbuhan plasenta yang abnormal akibat pembuahan tidak normal atau kelainan kromosom.
- Ciri-ciri hamil anggur meliputi perdarahan dari vagina, jaringan berbentuk gumpalan seperti buah anggur, mual, dan peningkatan hormon HCG yang tidak normal.
- Penanganan hamil anggur dilakukan dengan kuret atau histerektomi untuk mengangkat jaringan abnormal, serta cara mencegahnya dengan pemeriksaan rutin dan pemilihan kontrasepsi.
Kehamilan adalah momen yang dinanti-nanti oleh banyak pasangan setelah menikah, namun perjalanan kehamilan tidak selalu mudah. Selama masa kehamilan, perhatian dan perawatan yang rutin sangat penting agar ibu dan janin tetap sehat serta terhindar dari risiko komplikasi.
Salah satu kondisi kehamilan yang jarang terjadi adalah hamil anggur, yaitu kehamilan yang disebabkan oleh pembuahan sel telur yang tidak normal sehingga janin tidak berkembang dengan sempurna. Penting bagi Mama untuk mengenali ciri-ciri hamil anggur sejak dini agar lebih waspada dan segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Berikut Popmama.com sudah siapkan ciri-ciri hamil anggur. Yuk, disimak, Ma!
1. Penyebab hamil anggur

Hamil anggur, atau mola hidatidosa, adalah kondisi kehamilan yang jarang terjadi di mana plasenta berkembang secara abnormal. Hamil anggur terjadi karena pertumbuhan tidak normal dari trofoblas, yaitu sel yang seharusnya berkembang menjadi plasenta.
Penyebab utama hamil anggur adalah pembuahan yang tidak normal, misalnya sperma membuahi sel telur kosong (hamil anggur lengkap) atau dua sperma membuahi satu sel telur (hamil anggur sebagian).
Selain itu, kelainan kromosom juga bisa menjadi penyebab, terutama ketika terdapat materi genetik tambahan dari ayah sehingga sel telur tidak dapat bertahan hidup.
2. Ciri-ciri hamil anggur

Gejala awal hamil anggur sering mirip dengan tanda-tanda kehamilan normal, sehingga sulit dikenali pada awalnya. Namun, salah satu ciri paling khas adalah perdarahan dari vagina, yang bisa berupa flek kecokelatan atau gumpalan darah.
Selain perdarahan, biasanya juga muncul jaringan yang berbentuk seperti gumpalan menyerupai buah anggur kecil. Kondisi ini umumnya terjadi saat kehamilan berusia 6–12 minggu.
Ciri-ciri lain yang sering muncul di trimester pertama meliputi mual dan muntah hebat, nyeri panggul, peningkatan kadar hormon HCG yang tidak normal, serta tidak terdeteksinya gerakan janin atau detak jantung saat pemeriksaan USG.
Jika hamil anggur tidak terdeteksi pada trimester pertama, beberapa gejala tambahan bisa muncul, seperti:
Preeklampsia (keracunan kehamilan)
Kista ovarium
Peningkatan hormon tiroid (hipertiroidisme)
Rahim yang membesar lebih cepat dibanding usia kehamilan
3. Penanganan hamil anggur

Sebagian besar kasus hamil anggur berakhir dengan keguguran spontan, ditandai keluarnya jaringan berbentuk gumpalan yang menyerupai buah anggur.
Jika gejala hamil anggur muncul tanpa disertai keguguran, penanganan medis dari dokter kandungan sangat penting. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah komplikasi serius yang dapat membahayakan nyawa.
Beberapa metode penanganan hamil anggur yang biasanya dilakukan dokter antara lain:
Kuret
Kuret merupakan prosedur yang paling umum dilakukan untuk mengangkat jaringan abnormal. Dokter akan melebarkan serviks dan membersihkan seluruh jaringan yang tidak normal menggunakan alat khusus.
Sebelum tindakan, pasien akan diberikan obat bius agar tidak merasakan sakit selama prosedur berlangsung.
Histerektomi
Jika pasien berisiko tinggi mengalami gestational trophoblastic neoplasia (GTN), dokter dapat menyarankan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim.
Karena prosedur ini akan menghilangkan rahim, tindakan ini umumnya dianjurkan bagi pasien yang sudah tidak berencana memiliki anak lagi.
4. Cara mencegah hamil anggur

Hamil anggur terjadi akibat kelainan genetik saat pembuahan, sehingga sulit untuk dicegah sepenuhnya. Namun, risiko terulang dapat dikurangi dengan menunda kehamilan selama setidaknya 1 tahun setelah mengalami hamil anggur sebelumnya.
Selama periode ini, dokter biasanya menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan rutin, termasuk tes darah untuk memantau kadar hormon HCG. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan bahwa semua jaringan abnormal dari hamil anggur telah terangkat sepenuhnya dari rahim. Selain itu, dokter akan merekomendasikan untuk pemilihan kontrasepsi/KB terhadap pasangan tersebut untuk pencegahan kehamilan sampai dinyatakan kondisi kehamilan anggur sudah sembuh sempurna.
Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan Mama saat merencanakan kehamilan antara lain:
Rutin berolahraga
Mengelola stres dengan bijak
Membatasi konsumsi kafein, alkohol, dan menghindari rokok
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya protein
Menjaga berat badan tetap ideal
Mengonsumsi vitamin dan asam folat sesuai anjuran dokter
Melakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi yang dapat membahayakan pertumbuhan janin, seperti vaksin MMR.
Jika Mama mengalami ciri-ciri hamil anggur, segera periksakan diri ke dokter. Tindakan ini penting agar kondisi dapat terdeteksi sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Nah, itu dia ciri-ciri hamil anggur. Dengan mengenali ciri-ciri hamil anggur dan melakukan pemeriksaan rutin, Mama dapat lebih waspada dan menjaga kesehatan kehamilan dengan aman.
FAQ Seputar Ciri-Ciri Hamil Anggur Menurut Dokter Kandungan
Bagaimana dokter mendiagnosis hamil anggur? | Diagnosis ditegakkan melalui: Pemeriksaan USG, yang menunjukkan kista berisi cairan dalam rahim dan tidak adanya janin atau detak jantung janin. Tes darah untuk mengukur kadar hormon hCG, yang biasanya sangat tinggi pada hamil anggur. |
Kapan ibu hamil harus segera ke dokter? | Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami: Perdarahan vagina yang tidak normal. Mual dan muntah yang sangat parah. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. Keluar jaringan berbentuk gelembung dari vagina. |
Apakah hamil anggur berulang bisa terjadi? | Ya, wanita yang pernah mengalami hamil anggur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemantauan kesehatan secara rutin dan mengikuti saran medis setelah kejadian tersebut. |



















