- Apabila sebelumnya pernah mengalami hamil anggur, dokter biasanya menyarankan untuk menunda kehamilan hingga 6–12 bulan setelah pengobatan agar pemantauan hormon hCG selesai.
- Menjaga kondisi kesehatan tubuh sebelum hamil dengan asupan nutrisi cukup (termasuk folat, vitamin A), berat badan ideal, dan paparan sinar matahari serta pemeriksaan rutin bisa membantu.
- Tetap konsultasikan dengan dokter kandungan untuk penilaian individual yang dibutuhkan.
Ketahui Penyebab Hamil Anggur dan Cara Mencegahnya

- Hamil anggur terjadi ketika sel telur tidak berkembang normal, membentuk jaringan seperti anggur di dalam rahim.
- Penyebab hamil anggur meliputi faktor genetik, usia ibu hamil di atas 35 tahun, dan riwayat keguguran berulang.
- Kekurangan asam folat dan vitamin A juga dapat meningkatkan risiko hamil anggur, tetapi tidak menjamin mencegahnya.
Hamil anggur atau mola hydatidosa adalah salah satu komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Namun, hamil anggur bisa menimbulkan kekhawatiran bagi ibu hamil.
Kondisi ini muncul ketika sel telur yang telah dibuahi berkembang tidak normal, sehingga membentuk jaringan seperti kumpulan anggur di dalam rahim dan bukan janin yang sehat.
Meski terdengar menakutkan, penting untuk memahami penyebab dan faktor risikonya agar Mama bisa lebih waspada.
Berikut Popmama.com rangkum ketahui penyebab hamil anggur dan cara mencegahnya.
Apa Itu Hamil Anggur? Ketahui Faktanya!

Sudah disinggung sebelumnya, kalau kondisi hamil anggur terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak berkembang sebagaimana mestinya. Jaringan yang berkembang merupakan plasenta yang abnormal, penuh dengan kista berisi cairan seperti anggur.
Meskipun hamil anggur, hasil test pack bisa menunjukkan tanda kehamilan seperti hasil tes positif atau mual-muntah. Namun, pada kondisi ini seperti menurut Mayo Clinic janin tidak terbentuk atau tidak hidup karena kromosomnya bermasalah.
Berbagai Penyebab Hamil Anggur
1. Mungkinkah ada faktor genetik pada hamil anggur?

Salah satu penyebab utama hamil anggur adalah kesalahan pada proses pembuahan di mana sel telur dan sperma bergabung secara tidak normal. Mayo Clinic menyebut molar pregnancy atau hamil anggur bisa terjadi karena duplikasi kromosom papa atau sel telur tanpa kromosom dari mama.
Pada kehamilan tipe lengkap (complete mole), telur kosong dibuahi oleh satu atau dua sperma dan seluruh materi kromosom berasal dari papa. Pada tipe sebagian (partial mole), sel telur biasanya dibuahi oleh dua sperma sehingga kromosom menjadi jumlah abnormal seperti 69.
Sebuah penelitian berjudul “Molecular Basis of Hydatidiform Moles—A Systematic Review” menyimpulkan bahwa ada kombinasi faktor genetik dan epigenetik yang memicu kehamilan anggur. Contohnya mutasi pada gen seperti NLRP7 dan KHDC3L pada perempuan bisa menyebabkan bentuk famili dari molar pregnancy.
Didukung oleh jurnal berjudul "Decoding the Genetics of Recurrent Molar Pregnancy" yang terbit pada tahun 2024 menyebut kalau perempuan dengan mutasi pada NLRP7 atau KHDC3L punya risiko tinggi untuk mengalami hamil anggur berulang.
Artinya, memang hamil anggur bisa terjadi karena ada faktor genetik tetapi mayoritas molar pregnancy tidak dihasilkan oleh mutasi genetik yang dapat dilacak di keluarga. Banyak kasus muncul secara acak karena kesalahan pada fertilisasi atau kromosom.
Namun, perlu di-highlight, bagi perempuan yang pernah mengalami molar pregnancy dan/atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa, konsultasi genetika bisa menjadi opsi untuk memahami risiko dan rencana kehamilan berikutnya.
2. Hamil usia 35 tahun lebih berisiko mungkin hamil anggur

Beberapa kondisi diketahui meningkatkan risiko hamil anggur, meski tidak menjamin akan terjadi. Misalnya kehamilan dengan usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi.
Bagi perempuan di atas usia 35 tahun bisa terjadi karena usia yang bertambah dapat memengaruhi jumlah sel telur yang dimiliki. Selain itu, ada kecenderungan sel telur memiliki masalah kromosom yang menyebabkan kelainan genetik seperti yang sudah disinggung sebelumnya.
3. Perlu waspada bagi ibu hamil yang keguguran berulang

Sebuah studi menunjukkan bahwa perempuan dengan riwayat keguguran berulang memiliki risiko 2 hingga 3 kali lebih besar mengalami molar pregnancy dibanding perempuan tanpa riwayat keguguran. Hal ini sesuai jurnal berjudul "Recurrent Hydatiform Mole, Clinical Features and Reproductive Outcome" yang terbit tahun 2024 lalu.
Namun, menurut data dari Miscarriage Association dari Inggris, ahli ginekologi menggarisbawahi bahwa mayoritas keguguran dan molar pregnancy terjadi secara acak (sporadis) dan tidak selalu menunjukkan pola yang jelas.
Jadi, ya riwayat keguguran bisa menjadi salah satu faktor risiko, tapi bukan penyebab tunggal.
4. Kekurangan asam folat dan asupan vitamin A

Ada penelitian dari PubMed yang menunjukkan bahwa perempuan dengan kadar folat yang rendah mempunyai kemungkinan lebih tinggi mengalami molar pregnancy dibanding yang kadar folatnya baik. Misalnya, studi menemukan bahwa rendahnya folat (bersama vitamin B12) “may play a protective role” dalam mencegah molar pregnancy.
Jurnal tersebut diterbitkan tahun 2008 lalu, berjudul "Plasma homocysteine, vitamin B12 and folate levels in hydatidiform moles and histopathological subtypes". Selain itu, sebuah artikel pada situs yang sama juga menyoroti bahwa kekurangan folat, vitamin A atau karoten dapat meningkatkan resiko hamil anggur.
Dengan kata lain, kekurangan nutrisi seperti folat tampaknya bisa menjadi faktor pendukung munculnya molar pregnancy. Namun, ini juga bukan faktor satu-satunya.
Cara Mencegah agar Tidak Hamil Anggur

Walaupun tidak ada cara yang menjamin 100 % mencegah hamil anggur, sejumlah langkah bisa membantu meminimalkan risikonya. Berikut beberapa cara mencegah hamil anggur untuk ibu hamil:
Molar pregnancy atau hamil anggur bisa dipicu oleh faktor genetik, gen abnormal, kromosom, dan fertilisasi yang tidak normal. Banyak faktor yang bisa memengaruhinya.


















