Rontgen adalah prosedur diagnostik yang efisien yang dapat memberikan informasi penting kepada dokter dan membantu menganalisis kondisi medis pasien.
Namun, prosedur ini membuat pasien terpapar radiasi dalam jumlah tertentu. Ini membuat penggunaannya untuk orang-orang tertentu, termasuk ibu hamil, dipertanyakan faktor keamanannya.
Apakah ini berarti rontgen dapat membahayakan kehamilan atau janin? Simak terus ulasan Popmama.com berikut ini untuk mengetahui apakah boleh melakukan rontgen saat hamil, pengaruhnya terhadap kehamilan, dan cara menangani risikonya.
Amankah Melakukan Rontgen saat Hamil?
Freepik/Wavebreakmedia
Idealnya, dokter tidak merekomendasikan rontgen untuk ibu hamil. Mereka mempertimbangkan teknik tanpa radiasi seperti ultrasound atau pencitraan resonansi magnetik untuk mendiagnosis suatu kondisi atau cedera. Namun, rontgen diagnostik terkadang diperlukan untuk menentukan pengobatan yang tepat untuk kondisi tertentu.
Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, risiko rontgen tidak terlalu tinggi. Jika manfaat rontgen untuk mengetahui kondisinya lebih besar daripada potensi risiko radiasi, dokter mungkin akan mengizinkannya.
Editors' Pick
Apakah Semua X-Ray Aman untuk Ibu Hamil?
Freepik/valuavitaly
Keamanan x-ray bergantung pada bagian tubuh yang diperiksa dan jumlah radiasi yang terpapar pada Mama. Jika rontgen untuk bagian selain organ reproduksi, maka kehamilan tidak berisiko. Oleh karena itu, dokter mungkin merekomendasikan rontgen bagian tubuh, termasuk kaki, lengan, dada, gigi, atau kepala, jika dirasa perlu.
Tetapi jika rontgen pada tubuh bagian bawah, termasuk punggung bawah, panggul, perut, ginjal, atau perut diperlukan, maka ada risiko janin terpapar radiasi.
Menurut Health Physics Society of Medical College of Wisconsin, efek paparan radiasi selama kehamilan juga bergantung pada faktor-faktor seperti tahap perkembangan janin dan besarnya dosis radiasi.
Misalnya, rontgen khusus dapat membuat Mama terkena dosis radiasi yang lebih tinggi, sedangkan rontgen biasa tidak. Jadi selalu cari tahu tentang jenis x-ray yang Mama butuhkan dan diskusikan dengan dokter kandungan dan dokter ahli radiologi untuk mengevaluasi risikonya.
Risiko Rontgen selama Kehamilan
Freepik
Rontgen selama kehamilan belum tentu berbahaya bagi Mama atau janin. Tetapi jika janin terpapar radiasi, berikut beberapa risikonya:
1. Berdasarkan besarnya paparan radiasi
Jumlah radiasi x-ray yang diserap oleh tubuh diukur dalam satuan rad. Janin yang terpapar lebih dari 10 rad dapat berisiko mengalami masalah mata, ketidakmampuan belajar, kanker masa kanak-kanak, dan cacat lahir.
Dalam kebanyakan kasus, janin menerima sebagian kecil rad, dengan risiko minimal. Sangat jarang satu x-ray melebihi 5 rad.
2. Berdasarkan usia janin
Menurut Dr. Vijay Hanchate dari King Edward Memorial Hospital, Mumbai, tingkat sensitivitas radiasi x-ray bervariasi dalam berbagai tahap perkembangan janin:
Tahap pra-implantasi: Periode ini dari nol hingga 14 hari, di mana sensitivitas radiasi rendah dan biasanya tidak ada efek. Tetapi jika besaran dosisnya tinggi, maka implantasi tidak akan terjadi.
Tahap organogenesis: Ini adalah dari hari ke 15 hingga 50, yang merupakan trimester pertama. Sensitivitas selama tahap ini tinggi, sehingga risiko pada janin lebih tinggi. Meskipun paparan radiasi rendah selama tahap ini, tetap ada risiko kelainan bawaan.
Tahap janin: Ini adalah tahap terakhir atau tahap pertumbuhan dan sensitivitasnya kurang. Karena itu, risikonya pada janin rendah.
Bagaimana Cara Mencegah Risiko X-Ray selama Kehamilan?
Freepik/valuavitaly
Ingatlah hal-hal berikut untuk mengurangi risiko jika Mama harus melakukan rontgen saat hamil:
Saat menemani seseorang ke kamar x-ray, menjauhlah dari mesin x-ray. Mama bisa memakai baju khusus untuk melindungi organ reproduksi dan tetap aman.
Jika Mama merasa hamil atau sedang berusaha untuk hamil dan dokter merekomendasikan rontgen untuk mendiagnosis cedera atau kondisi tertentu, lakukan tes kehamilan terlebih dahulu, kemudian baru lakukan rontgen. Jika kehamilan sudah dikonfirmasi, beri tahu dokter sehingga mereka dapat memutuskan apakah Mama harus menjalani rontgen atau tidak.
Bagaimana jika Mama Tidak Menyadari Kehamilan dan Melakukan X-Ray?
Freepik/Racool_studio
Gejala awal kehamilan biasanya tidak diketahui. Jangan khawatir jika Mama melakukan rontgen dalam kasus seperti itu, karena risikonya biasanya minimal.
Tetapi jika Mama telah mencoba untuk hamil dan dokter merekomendasikan rontgen karena alasan tertentu, beri tahu dokter tentang program hamil.
Meskipun risiko rontgen selama kehamilan tidak besar, sebaiknya pilih alternatif yang lebih aman jika memungkinkan. Bicarakan dengan dokter tentang hal itu dan lakukan rontgen hanya jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Selalu bicarakan dengan dokter sebelum membuat keputusan apa pun, untuk meminimalkan risiko selama kehamilan.
Apakah Mama mendapatkan x-ray selama kehamilan? Bagikan pengalaman Mama dengan kami di bagian komentar di bawah.