Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pembekuan Sel Telur: Proses, Manfaat, dan Hal yang Perlu Dipahami

Apa Itu Pembekuan Sel Telur Fakta Penting yang Harus Mama Tahu.jpg
Popmama.com/Zefanya Aurell.N/AI
Intinya sih...
  • Pembekuan sel telur adalah prosedur medis yang memungkinkan sel telur disimpan untuk digunakan di masa depan melalui fertilisasi in vitro (IVF).
  • Usia terbaik untuk membekukan sel telur adalah di usia 20-an hingga awal 30-an karena semakin muda usia, semakin baik kualitas sel telurnya.
  • Proses pembekuan sel telur dimulai dengan suntikan hormon, pengambilan sel telur, dan penyimpanan dengan metode vitrifikasi agar kualitasnya tetap terjaga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ma, perkembangan teknogi semakin hari jadi semakin canggih lho, Ma. Salah satu cara yang semakin populer adalah pembekuan sel telur. Prosedur ini memungkinkan sel telur Mama disimpan agar bisa digunakan di masa depan sehingga memberikan fleksibilitas untuk menunda kehamilan tanpa khawatir usia menjadi penghalang.

Meski terdengar canggih, banyak Mama yang masih bertanya-tanya, apa sebenarnya pembekuan sel telur, bagaimana prosesnya, dan siapa yang cocok melakukannya? Nah, Popmama.com sudah merangkum semuanya secara lengkap mengenai hal-hal penting yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan menjalani prosedur ini. Yuk disimak Ma!

1. Apa itu pembekuan sel telur?

ilustrasi sel telur (Freepik.com/freepik)
ilustrasi sel telur (Freepik.com/freepik)

Mama mungkin pernah mendengar istilah egg freezing atau pembekuan sel telur. Secara medis, prosedur ini dikenal sebagai oocyte cryopreservation.

Dikutip dari What To Expect, prosesnya dimulai dengan pemberian obat-obatan khusus untuk merangsang ovarium agar menghasilkan beberapa sel telur matang dalam satu siklus. Setelah itu, sel telur yang sudah matang akan diambil, dibekukan, dan disimpan di fasilitas khusus dengan suhu sangat rendah.

Nantinya, ketika Mama sudah merasa siap untuk memulai program kehamilan, sel telur yang telah dibekukan akan dicairkan kembali. Selanjutnya, sel telur ini akan dibuahi menggunakan sperma Papa atau donor melalui prosedur fertilisasi in vitro (IVF). Hasil pembuahan ini berupa embrio, yang kemudian akan ditanamkan ke dalam rahim Mama dengan harapan dapat menempel pada lapisan rahim dan berkembang menjadi kehamilan.

2. Berapa usia terbaik untuk membekukan sel telur?

ilustrasi sel telur yang diamati dari mikroskop (freepik.com/freepik)
ilustrasi sel telur yang diamati dari mikroskop (freepik.com/freepik)

Menurut What To Expect, waktu terbaik untuk membekukan sel telur biasanya berada di usia 20-an hingga awal 30-an. Idealnya, Mama mempertimbangkan prosedur ini sebelum usia 35 tahun, karena semakin muda usia Mama, semakin baik kualitas sel telurnya. Hal ini tentu bisa membantu meningkatkan peluang keberhasilan di masa depan.

Beberapa penelitian juga mendukung hal ini, lho, Ma. Hasil riset menunjukkan bahwa membekukan sel telur di rentang usia 25 hingga 30 tahun memberikan kemungkinan paling besar untuk menghasilkan kehamilan yang berhasil. Sebaliknya, jika Mama berusia di atas 38 tahun, pembekuan sel telur mungkin bukan pilihan yang ideal, karena peluang mendapatkan sel telur yang sehat dan berhasil dalam pembuahan cenderung menurun dibandingkan dengan perempuan yang lebih muda.

3. Bagaimana cara melakukan pembekuan sel telur?

Ilustrasi mahasiswa bingung  (Pinterest)
Ilustrasi mahasiswa bingung (Pinterest)

Ma, proses pembekuan sel telur dimulai dengan suntikan hormon selama 9 hingga 14 hari untuk merangsang ovarium Mama memproduksi beberapa sel telur matang sekaligus. Selama tahap ini, Mama akan rutin menjalani USG dan tes darah untuk memantau perkembangan folikel. Setelah matang, dokter akan memberikan suntikan pemicu lalu mengambil sel telur melalui prosedur singkat transvaginal dengan bius ringan, sehingga Mama tetap nyaman tanpa rasa sakit.

Sel telur yang sudah diambil akan dibekukan dengan metode vitrifikasi agar kualitasnya tetap terjaga. Penyimpanannya bisa berlangsung beberapa tahun, namun ada biaya tahunan yang perlu diperhatikan.

Saat Mama siap hamil, sel telur yang sudah dibekukan akan dicairkan, lalu dibuahi dengan metode ICSI, Embrio yang dihasilkan ditanamkan ke rahim. Dengan cara ini, Mama punya peluang untuk merencanakan kehamilan di waktu yang tepat.

4. Apa saja efek samping dari pembekuan sel telur?

ilustrasi bingung di depan ponsel (freepik.com/freepik)
ilustrasi bingung di depan ponsel (freepik.com/freepik)

Ma, dikutip dari What To Expect pembekuan sel telur juga memiliki beberapa risiko lho. Meski aman, pembekuan sel telur tetap punya risiko yang perlu Mama ketahui. Suntikan hormon kadang memicu efek samping seperti sakit kepala, mual, kembung, nyeri payudara, atau memar di area suntikan. Pada sebagian kecil perempuan, stimulasi ovarium berlebihan dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), yang ditandai pembengkakan perut, nyeri, mual, hingga kenaikan berat badan cepat.

Risiko ini bisa lebih tinggi pada Mama dengan PCOS atau berusia di bawah 35 tahun, namun bisa dikurangi dengan dosis hormon yang tepat. Setelah pengambilan sel telur, kram ringan mungkin terjadi, dan jarang sekali timbul pendarahan atau infeksi.

Jangan lupakan juga dampak emosionalnya, Ma. Pastikan Mama punya dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas sebelum memutuskan.

Pembekuan sel telur memang dapat menjadi langkah yang bisa Mama ambil jika ingin merencanakan kehamilan di waktu yang tepat. Namun, pastikan Mama sudah mempertimbangkan faktor usia, kesehatan, biaya, dan risiko yang mungkin terjadi.

Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dan mencari tahu informasi sebanyak mungkin, pastikan Mama juga selalu mendapatkan dukungan dari orang terdekat. Ingat, keputusan ini ada di tangan Mama jadi pastikan sebelum memilih, Mama sudah memikirkannya dengan tenang dan penuh keyakinan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

Berencana Memiliki Anak Kedua, Asmirandah Akui Siap Jalani Promil

05 Des 2025, 14:55 WIBPregnancy