Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

9 Cara Bangkit dan Move On setelah Promil Gagal, Mama Wajib Tahu!

ilustrasi pasangan sedih (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi pasangan sedih (pexels.com/Timur Weber)
Intinya sih...
  • Izinkan diri merasakan emosi setelah promil gagal tanpa menyalahkan diri sendiri. Memberi waktu untuk berduka justru membantu Mama pulih dan menerima keadaan dengan hati yang lebih tenang.
  • Bangun komunikasi terbuka dengan pasangan dan bergabung dengan support group agar Mama merasa dipahami. Dukungan emosional dari orang terdekat mampu menguatkan semangat dan mengurangi stres.
  • Fokus pada pemulihan fisik, mental, dan hubungan romantis, sambil menumbuhkan keyakinan bahwa setiap perjalanan menuju kehamilan punya waktunya sendiri. Gagal hari ini bukan berarti tak akan berhasil di masa depan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menghadapi kenyataan bahwa program hamil (promil) belum berhasil tentu bukan hal yang mudah, terutama bagi Mama yang sudah menaruh banyak harapan dan usaha. Kegagalan promil bisa menimbulkan berbagai perasaan campur aduk, mulai dari sedih, kecewa, hingga kehilangan semangat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap perjalanan menuju kehamilan memiliki waktunya masing-masing, dan kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya.

Di tengah rasa kecewa, Mama tetap perlu memberi ruang untuk menyembuhkan diri, baik secara fisik maupun emosional. Dengan langkah yang tepat, Mama bisa kembali bangkit, menemukan ketenangan, dan mempersiapkan diri untuk mencoba lagi dengan hati yang lebih kuat.

Popmama.com sudah merangkum cara move on setelah promil gagal agar Mama bisa kembali menata harapan dengan penuh cinta dan optimisme. Yuk simak!

1. Izinkan diri merasakan emosi yang ada

ilustrasi menerima emosi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menerima emosi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Langkah pertama yang paling penting adalah mengakui apa yang Mama rasakan. Setelah promil gagal, tidak apa-apa jika Mama merasa sedih, kecewa, bahkan marah. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Behavioral Medicine, pengakuan terhadap emosi negatif dapat membantu individu beradaptasi dengan lebih baik dan mencegah stres jangka panjang.

Menahan perasaan hanya akan membuat luka batin semakin dalam. Mama bisa mengekspresikannya dengan menulis jurnal, menangis, atau bercerita pada orang terdekat yang dapat dipercaya. Memberi ruang bagi emosi adalah langkah awal untuk penyembuhan. Dengan begitu, Mama akan lebih siap menerima keadaan dan melangkah perlahan menuju proses pemulihan.

2. Jangan menyalahkan diri sendiri

ilustrasi perempuan menyalahkan diri sendiri (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan menyalahkan diri sendiri (freepik.com/freepik)

Rasa bersalah sering kali muncul setelah promil gagal. Mama mungkin merasa tidak cukup sehat, kurang berdoa, atau berpikir ada sesuatu yang salah dengan tubuh sendiri. Padahal, dilansir dari International Journal of Women’s Health menunjukkan bahwa keberhasilan promil sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi hormon, kualitas sperma, usia, hingga faktor lingkungan lho, Ma.

Menyalahkan diri sendiri justru akan memperparah kondisi mental dan membuat Mama semakin sulit bangkit. Sebaliknya, coba ubah pola pikir dengan menyadari bahwa Mama sudah berusaha sebaik mungkin. Komunikasikan juga dengan pasangan agar tidak ada beban yang ditanggung sendirian. Ingat, perjalanan ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan perjuangan bersama.

3. Bangun hubungan romantis dengan pasangan

Ilustrasi romantis dengan pasangan (freepik.com/freepik)
Ilustrasi romantis dengan pasangan (freepik.com/freepik)

Setelah promil gagal, hubungan dengan pasangan mungkin terasa canggung atau menjauh karena beban emosional yang sama-sama dirasakan. Di saat seperti ini, penting bagi Mama dan pasangan untuk kembali membangun kedekatan dengan cara yang hangat dan menyenangkan. Coba sisihkan waktu untuk quality time berdua, seperti menonton film favorit, makan malam bersama, atau sekadar berbincang santai tanpa membahas soal promil.

Dilansir dari BMC Public Health, menjaga keintiman emosional dan romantis setelah kegagalan program hamil dapat membantu pasangan memulihkan kepercayaan diri dan rasa kebersamaan. Hubungan yang penuh kasih dan saling memahami akan memperkuat ikatan, sehingga Mama dan pasangan bisa kembali menatap masa depan dengan perasaan lebih positif dan saling mendukung.

4. Fokus pada pemulihan fisik dan mental

Pemulihan diri (freepik.com/pressfoto)
Pemulihan diri (freepik.com/pressfoto)

Tubuh Mama telah melalui banyak proses pemeriksaan, suntikan hormon, pengobatan, hingga stres psikologis. Karena itu, tahap pemulihan menjadi bagian penting setelah promil gagal. Tubuh dan pikiran membutuhkan waktu untuk kembali seimbang setelah upaya medis yang intens.

Mulailah dengan memperhatikan pola makan bergizi, istirahat cukup, dan menjaga rutinitas tidur. Lakukan aktivitas ringan seperti berjalan santai, meditasi, atau yoga untuk membantu menenangkan pikiran.

Jika Mama merasa lelah secara emosional, nggak ada salahnya mengambil waktu untuk detoks sosial dengan mengurangi interaksi yang terlalu menekan, terutama terkait topik kehamilan.

5. Bicarakan dengan pasangan secara terbuka

potret pasangan ngobrol (freepik.com/freepik)
potret pasangan ngobrol (freepik.com/freepik)

Komunikasi yang sehat dengan pasangan sangat penting setelah kegagalan promil. Dikutip dari BMC Public Health, berbagi perasaan secara jujur dapat memperkuat ikatan emosional dan menurunkan risiko depresi, Ma. Pasangan yang saling mendukung lebih cepat pulih dibandingkan yang memilih memendam emosi masing-masing.

Mama bisa memulai dengan percakapan ringan tentang perasaan yang muncul, tanpa menyalahkan diri sendiri maupun pasangan. Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk saling menguatkan dan meneguhkan komitmen bersama. Ingat, perjalanan ini bukan perlombaan, setiap pasangan punya waktu dan jalannya sendiri.

6. Konsultasi dengan dokter atau konselor

Ilustrasi wanita konsultasi ke dokter (freepik.com/stefamerpik)
Ilustrasi wanita konsultasi ke dokter (freepik.com/stefamerpik)

Jika Mama merasa belum bisa mengatasi perasaan sedih yang mendalam, mencari bantuan profesional bukanlah tanda kelemahan. Kesehatan mental saat menjalani program fertilitas sangat penting untuk menjadi prioritas. Konseling bisa membantu Mama memahami kondisi medis dengan lebih baik serta memberikan dukungan emosional yang terarah.

Konsultasi dengan dokter kandungan juga penting untuk mengetahui penyebab kegagalan promil sebelumnya dan langkah yang bisa diambil ke depan. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan agar Mama memberikan jeda waktu sebelum mencoba kembali, agar tubuh benar-benar siap dan risiko stres berkurang.

7. Temukan dukungan sosial yang positif

ilustrasi lingkungan positif (pexels.com/Fox)
ilustrasi lingkungan positif (pexels.com/Fox)

Kegagalan promil sering kali menciptakan duka diam-diam atau silent grief, seperti disebutkan oleh dalam jurnal Women and Birth. Banyak perempuan yang merasa tidak dimengerti oleh lingkungannya karena kehilangan ini tidak tampak secara fisik.

Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk bergabung dengan komunitas yang memahami perjuangan serupa. Sekarang, sudah banyak komunitas yang bisa Mama temukan di media sosial maupun forum daring. Beberapa di antaranya bahkan dibuat khusus untuk membahas pengalaman tertentu, seperti perjuangan promil atau kegagalan IVF.

Dengan bergabung di sana, Mama bisa mendengar kisah dari orang lain yang melalui hal serupa, sehingga membuat hati terasa lebih tenang, dipahami, dan semangat pun perlahan tumbuh kembali.

8. Coba alihkan fokus dan bikin rutinitas baru

ilustrasi membuat rutinitas baru (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi membuat rutinitas baru (pexels.com/Vlada Karpovich)

Setelah melalui masa sulit, mengalihkan fokus pada hal-hal yang membawa kebahagiaan bisa membantu proses pemulihan. Dilansir dari sebuah penelitian PLOS One menemukan bahwa pasangan yang mengisi waktu dengan aktivitas positif seperti berolahraga, bepergian, atau menjalani hobi baru, lebih cepat pulih dari kesedihan dan memiliki pandangan hidup yang lebih optimis.

Mama juga bisa mencoba kegiatan kecil seperti berkebun, memasak resep baru, olahraga ringan di sore hari, atau membuat jurnal . Aktivitas sederhana ini dapat membantu mengembalikan rasa kendali atas hidup dan memberi ruang bagi kebahagiaan kecil yang menenangkan.

9. Percaya bahwa kesempatan selalu ada

ilustrasi optimis (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi optimis (freepik.com/tirachardz)

Kegagalan promil hari ini tidak berarti Mama nggak akan menjadi seorang ibu di masa depan. Dilansir dari Handbook of Clinical Psychology, menjelaskan bahwa ketahanan (resilience) dan kemampuan untuk berharap (hope) merupakan dua hal penting dalam proses pemulihan emosional setelah kegagalan IVF.

Banyak pasangan yang akhirnya berhasil hamil setelah beberapa kali mencoba, bahkan ada yang memilih jalur lain seperti adopsi atau donasi embrio. Nggak ada cara yang lebih benar daripada yang lain, semua tergantung pada kesiapan dan nilai yang dipegang oleh setiap pasangan. Yang terpenting, tetaplah percaya bahwa waktu terbaik akan datang ketika Mama sudah siap, baik secara fisik maupun hati.

Kegagalan promil memang menyakitkan, tetapi bukan berarti perjalanan berhenti di sana. Move on bukan sekadar melupakan, melainkan memberi ruang bagi diri sendiri untuk pulih dan kembali menata harapan.

Setiap langkah kecil yang Mama ambil adalah bentuk keberanian yang luar biasa. Dengan dukungan pasangan, keluarga, dan tenaga profesional, Mama akan menemukan kembali kekuatan untuk terus melangkah. Semangat terus ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us

Latest in Pregnancy

See More

13 Selebriti Hollywood yang Melahirkan Bayi Prematur

13 Des 2025, 16:47 WIBPregnancy