Kenali Gejala Perimenopause dan Cara Mudah Mengelolanya

- Perimenopause adalah masa transisi sebelum menopause, terjadi pada usia 40-50 tahun dengan gejala seperti siklus menstruasi tidak teratur, hot flashes, gangguan tidur, dan penurunan libido.
- Mengelola gejala perimenopause dengan pola makan seimbang, olahraga ringan, manajemen stres, dan konsumsi suplemen seperti vitamin D3, K2, magnesium, dan omega-3.
- Konsultasi ke dokter penting jika mengalami pendarahan menstruasi yang sangat banyak atau berlangsung lebih lama dari biasanya, nyeri hebat yang tidak biasa, atau perubahan mood drastis.
Perimenopause sering kali datang tanpa banyak tanda, tapi tubuh Mama sebenarnya sedang bersiap memasuki fase baru. Dari perubahan siklus menstruasi hingga mood yang naik turun.
Meski terdengar menantang, perimenopause bukanlah hal yang menakutkan. Justru, mengenali gejala sejak awal dan menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu Mama tetap nyaman dan sehat.
Popmama.com sudah merangkum mengenai gejala perimenopause dan cara mudah mengelolanya. Yuk simak!
1. Mengenal perimenopause dan gejala yang sering muncul

Dilansir dari Mayo Clinic, perimenopause merupakan masa transisi sebelum menopause yang biasanya terjadi pada usia 40–50 tahun dan bisa berlangsung antara 2 hingga 8 tahun. Pada fase ini, ovarium mulai menurun fungsi hormonalnya, menyebabkan kadar estrogen naik turun dan progesteron menurun, sehingga siklus menstruasi menjadi nggak teratur, ada yang lebih panjang, lebih pendek, bahkan kadang tidak datang sama sekali.
Tubuh Mama pun akan mengalami berbagai perubahan, seperti hot flashes atau rasa panas mendadak di wajah, keringat malam, gangguan tidur, perubahan mood, vagina mulai kering, penurunan libido, kenaikan berat badan di area perut, hingga kesulitan berkonsentrasi (brain fog).
Semua gejala ini normal terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan perubahan hormon, dan dengan pemahaman yang tepat, Mama bisa lebih siap menghadapi fase baru ini.
2. Cara mengelola gejala perimenopause dengan gaya hidup sehat

Berdasarkan penjelasan lewat instagram milik dokter Amir Fahad @amirfahad.spog, salah satu dokter kandungan, menghadapi perimenopause nggak harus menakutkan, karena Mama bisa mengelola gejala yang muncul dengan langkah-langkah sederhana.
Mulai dari menjaga pola makan seimbang, rutin melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga, hingga mengatur kualitas tidur agar cukup dan berkualitas. Manajemen stres juga penting, misalnya melalui meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas santai yang Mama sukai.
Selain itu, konsumsi suplemen seperti vitamin D3, K2, magnesium, dan omega-3 bisa membantu menjaga kesehatan Mama, lho. Namun sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen ya, Ma.
3. Waktu yang tepat untuk ke dokter

Meski sebagian besar gejala perimenopause termasuk normal, ada beberapa tanda yang sebaiknya nggak diabaikan dan membutuhkan perhatian medis, Ma.
Menurut dr. Amir, Mama sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami pendarahan menstruasi yang sangat banyak atau berlangsung lebih lama dari biasanya, nyeri hebat yang tidak biasa, atau menstruasi yang nggak datang selama lebih dari tiga bulan.
Selain itu, perubahan mood yang drastis, seperti rasa cemas atau depresi yang mengganggu aktivitas sehari-hari, juga menjadi tanda penting untuk menemui tenaga medis. Konsultasi ini membantu dokter menilai apakah gejala tersebut memang bagian dari perimenopause atau terkait kondisi kesehatan lain, sekaligus memberikan saran dan perawatan yang tepat agar Mama bisa menjalani fase transisi ini dengan lebih nyaman dan aman.
Perimenopause bukanlah akhir dari masa subur, melainkan awal fase baru dalam hidup Mama yang perlu diperhatikan dengan baik. Dengan mengenali gejala sejak awal, menerapkan gaya hidup sehat, dan nggak ragu berkonsultasi ke dokter, Mama bisa menjalani transisi ini dengan nyaman dan percaya diri.
Ingat, perubahan yang terjadi adalah hal alami dan wajar, jadi nikmati setiap prosesnya ya, Ma.


















