Metode Babydust untuk Menentukan Jenis Kelamin Anak, Apakah Akurat?

Banyak pasangan yang datang ke dokter untuk menanyakan bagaimana cara mendapatkan bayi dengan jenis kelamin tertentu saat hamil. Hal ini dilandasi oleh berbagai alasan.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Misalnya, demi memenuhi kebutuhan urusan keluarga, atau jika ibu hamil sudah memiliki anak perempuan maka anak selanjutnya yang diinginkan adalah laki-laki, atau bisa jadi sekadar keinginan kedua belah pihak saja.
Melihat banyaknya keinginan pasangan untuk memilih jenis kelamin bayinya, ada beberapa metode yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Salah satunya ialah metode babydust.
Namun, apakah metode babydust akurat dalam menentukan jenis kelamin anak? Cari tahu jawabannya melalui ulasan berikut ini yang sudah dirangkum oleh Popmama.com.
Mengenal Metode Babydust untuk Menentukan Jenis Kelamin Anak

Menurut metode babydust, berhubungan seks dua sampai tiga hari sebelum ovulasi kemungkinan besar akan menghasilkan anak perempuan.
Sedangkan untuk anak laki-laki, waktu yang tepat dalam berhubungan seks pada hari ovulasi dan sekali lagi 24 jam kemudian.
Tes urine bisa menjadi penentu hari ovulasi. Jika Mama menginginkan anak laki-laki, maka Mama bisa menunggu sampai terlihat garis uji menjadi lebih gelap dari garis kontrol.
Namun, jika Mama menginginkan anak perempuan, Mama harus memperkirakan waktu setidaknya dua sampai tiga hari menjelang ovulasi.
Mama dapat memeriksa ovulasi menggunakan tes ovulasi dengan urine atau memeriksa suhu tubuh. Ketika suhu mama meningkat artinya Mama sudah berovulasi.
Untuk memahami cara kerjanya, perlu diingat bahwa jika sperma yang membuahi sel telur memiliki kromosom X, kemungkinan besar anak yang akan lahir adalah perempuan, dengan dua kromosom X.
Sedangkan, jika sperma yang membuahi sel telur memiliki kromosom Y, kemungkinan besar anak yang akan lahir adalah laki-laki, dengan kromosom X dan Y.
Metode babydust didasarkan pada perbedaan ini, antara sperma laki-laki (Y) dan sperma perempuan (X).
Tingkat Keberhasilan Metode Babydust

Dilansir dari laman Verywell Family, Dr. Taylor mengungkapkan bahwa metode babydust memiliki tingkat keberhasilan sebesar 87%. Klaim ini didasarkan pada penemuan bukti di lapangan dengan hasil yang konsisten selama enam tahun terakhir.
Salah satu ibu hamil yang berhasil dalam melakukan metode babydust adalah Courtney. Ibu tiga anak yang berasal dari McKinney, Texas ini mencobanya setelah memiliki dua anak laki-laki dan menginginkan anak perempuan.
Courtney melacak ovulasi selama tiga bulan sebelum mencoba hamil untuk mengetahui kapan dia biasanya berovulasi dan apa saja gejalanya.
Courtney mengalami kegagalan pada percobaan pertama. Namun, di bulan berikutnya justru Courtney berhasil.
Bisakah Memilih Jenis Kelamin Bayi yang Diinginkan?

Beberapa yang memercayai metode babydust menyebutkan bahwa metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Namun para ahli di bidang medis tidak sepenuhnya yakin.
Seorang dokter di Northwestern Feinberg School of Medicine di Chicago, Sam Rahman, berpendapat bahwa metode ini berpeluang 50/50.
Menurut dr. Rahman, satu-satunya cara untuk benar-benar memilih jenis kelamin bayi adalah melalui teknik invasif seperti flow cytometry (pemeriksaan sel) dan diagnosis genetik praimplantasi dengan fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung.
Dengan teknik ini, Mama harus menjalani proses IVF dan sebelum implantasi embrio terjadi, kemudian embrio diuji untuk diagnosis genetik potensial dan jenis kelamin bayi.
Mungkin memang sudah banyak bukti yang mendukung metode babydust, tetapi belum ada penelitian yang dapat sepenuhnya mendukungnya.
Nah, itu dia informasi tentang metode babydust dalam menentukan jenis kelamin anak. Apakah Mama pernah mencoba metode ini?