“Saat menstruasi, dinding rahim akan meluruh dan berkontraksi lebih kencang untuk mengeluarkan jaringan karena tidak terjadi pembuahan,” jelas dokter Nila.
Penyebab Perut Selalu Sakit saat Menstruasi, Ini Kata Dokter!

- Nyeri haid disebabkan oleh kontraksi otot rahim akibat hormon prostaglandin yang membuat dinding rahim berkontraksi lebih kuat.
- Faktor risiko seperti usia di bawah 30 tahun, riwayat haid pertama di usia sangat muda, genetik, berat badan, merokok, dan alkohol dapat memperparah nyeri haid.
- Gaya hidup dan kebiasaan seperti kurang bergerak, stres, konsumsi kafein, dan makanan berlemak tinggi juga berpengaruh terhadap intensitas nyeri haid.
Perut terasa nyeri setiap kali datang bulan memang jadi hal yang umum dirasakan banyak perempuan.
Namun, ketika rasa sakitnya terasa berlebihan sampai sulit beraktivitas, tentu bikin khawatir ya, Ma. Kondisi ini dikenal sebagai dismenore atau nyeri haid, dan bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari hormon hingga gaya hidup.
Dilansir dari video TikTok @dr.nila_daulay, dokter Nila Farahdiba Daulay menjelaskan bahwa nyeri haid bisa terasa sangat hebat pada sebagian wanita karena adanya faktor tertentu yang meningkatkan risikonya.
Yuk, simak penjelasannya soal penyebab perut selalu sakit saat menstruasi yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!
1. Dipicu oleh kontraksi otot rahim

Menurut dokter Nila, nyeri haid muncul akibat kontraksi otot rahim yang dipicu hormon prostaglandin. Hormon ini membuat dinding rahim berkontraksi lebih kuat untuk meluruhkan jaringan karena tidak terjadi pembuahan.
Kontraksi ini bisa menyebabkan rasa nyeri yang menusuk di perut bagian bawah, dan pada sebagian perempuan, nyerinya bisa terasa hingga punggung bawah atau paha.
2. Faktor risiko yang memperparah nyeri haid

Beberapa kondisi bisa membuat nyeri haid terasa lebih parah. Dilansir dari penjelasan dokter Nila, perempuan yang berusia di bawah 30 tahun atau mengalami menstruasi pertama di usia sangat muda, sekitar 11 tahun, cenderung memiliki risiko lebih tinggi.
“Usia di bawah 30 tahun, riwayat haid pertama di usia 11 tahun atau lebih awal, dan perdarahan yang banyak saat menstruasi bisa meningkatkan risiko nyeri haid parah,” ungkapnya.
Selain itu, faktor genetik dengan riwayat keluarga mengalami keluhan serupa juga berpengaruh. Berat badan yang terlalu berlebih atau justru terlalu rendah bisa mengacaukan hormon pengatur siklus menstruasi.
Sementara kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat memperparah kontraksi rahim. Jika Mama memilki salah satu faktor tersebut, wajar bila nyeri haid terasa lebih intens dari biasanya.
3. Gaya hidup dan kebiasaan juga berpengaruh

Selain faktor hormonal dan genetik, gaya hidup juga berperan besar terhadap intensitas nyeri haid. Kurang bergerak bisa membuat aliran darah ke area panggul tidak lancar, sehingga rasa nyeri semakin tajam.
Sebaliknya, olahraga rutin terbukti bisa membantu mengurangi keluhan ini.
“Faktanya, rutin berolahraga bisa mengurangi nyeri haid loh,” kata dokter Nila.
Stres yang tinggi juga memperburuk kondisi karena bisa memicu ketegangan otot dan mengganggu keseimbangan hormon. Konsumsi kafein dan makanan berlemak tinggi turut memperparah rasa sakit saat haid.
Jadi, penting bagi Mama untuk menjaga pola hidup sehat agar nyeri perut saat menstruasi tidak semakin parah.
Penyebab perut selalu sakit saat menstruasi bisa disebabkan oleh kontraksi rahim, faktor genetik, hingga gaya hidup yang tidak seimbang.
Untuk membantu meredakan nyeri haid, Mama bisa melakukan kompres hangat di perut bagian bawah atau melakukan peregangan ringan agar otot rahim lebih rileks.



















