- Jalan kaki, dilansir dari Winchester Hospital, berjalan kaki dapat meningkatkan aliran darah dan mengurangi ketegangan panggul tanpa membebani otot inti.
- Yoga, dikutip dari Johns Hopkins Medicine, yoga membantu memperbaiki postur, meningkatkan fleksibilitas, serta mengurangi stres yang dapat memperburuk nyeri endometriosis.
- Pilates, menurut sumber dari Cleveland Clinic, pilates dapat memperkuat otot inti dan membantu menstabilkan panggul sehingga mengurangi tekanan pada area yang sering terasa nyeri.
- Berenang, dilansir dari Mayo Clinic, berenang memberi gerakan lembut tanpa tekanan berlebih pada sendi dan otot sehingga lebih nyaman untuk penderita endometriosis.
- Latihan dasar panggul (pelvic floor exercises), dikutip dari PureSportsMed, latihan ini berguna untuk meningkatkan stabilitas otot dasar panggul dan meredakan ketegangan tubuh.
- Peregangan ringan, menurut sumber dari Johns Hopkins Medicine, peregangan rutin dapat melonggarkan otot panggul dan membantu menurunkan intensitas nyeri.
Pilihan Olahraga Aman untuk Perempuan Endometriosis, Wajib Dicoba!

- Olahraga penting untuk meredakan gejala endometriosis
- Pilihan olahraga aman termasuk jalan kaki, yoga, pilates, berenang, dan latihan dasar panggul
- Tips aman berolahraga meliputi memulai dari gerakan ringan, mengatur napas, dan menghentikan olahraga saat gejala memburuk
Perempuan dengan endometriosis sering menghadapi nyeri dan rasa nggak nyaman yang membuat aktivitas harian terasa lebih berat. Salah satu cara yang dapat membantu meredakan gejala adalah dengan memilih jenis olahraga yang tepat dan nggak memicu keluhan tambahan.
Namun, sayangnya nggak semua olahraga aman dilakukan oleh penderita endometriosis. Karena itu, penting untuk mengetahui aktivitas fisik yang ramah bagi tubuh dan tetap mendukung kesehatan reproduksi. Dengan pilihan yang sesuai, olahraga justru dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup, lho.
Popmama.com sudah merangkum piihan olahraga aman untuk perempuan denan endometriosis. Yuk simak!
1. Kenapa olahraga penting untuk penderita endometriosis?

Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim dan sering menyebabkan nyeri panggul, kram, hingga rasa nggak nyaman saat beraktivitas.
Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, olahraga dapat membantu menurunkan peradangan serta meningkatkan aliran darah, sehingga berpotensi meredakan sebagian gejala endometriosis. Dikutip dari BMC Women’s Health, juga menemukan bahwa aktivitas fisik teratur dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi intensitas nyeri bagi perempuan dengan endometriosis.
Hal ini juga sejalan dengan rekomendasi Exercise & Sport Science Australia, yang menyebut bahwa aktivitas fisik moderat sekitar 150 menit per minggu dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan endometriosis yang lebih nyaman, Ma.
Namun, pemilihan olahraga perlu disesuaikan dengan kondisi fisik harian, mengingat endometriosis dapat menyebabkan fluktuasi energi dan nyeri.
2. Rekomendasi pilihan olahraga

Memilih olahraga untuk perempuan dengan endometriosis perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh harian. Aktivitas berdampak rendah umumnya lebih aman karena nggak memberikan tekanan besar pada area panggul. Dilansir dari Cleveland Clinic, olahraga dengan beban minimal dapat membantu meredakan ketegangan otot sekaligus meningkatkan hormon yang membuat tubuh merasa lebih rileks.
Aktivitas berintensitas tinggi tetap bisa dilakukan selama tubuh masih nyaman. Penting untuk memahami sinyal tubuh agar tidak memicu flare-up. Dalam penelitian yang dipublikasikan BMC Women’s Health, perempuan dengan endometriosis dianjurkan mengutamakan kenyamanan tubuh dan memilih gerakan yang nggak menambah rasa nyeri.
Berikut beberapa jenis olahraga yang lebih aman dan bisa dicoba:
3. Tips aman berolahraga bagi perempuan dengan endometriosis

Berolahraga saat memiliki endometriosis perlu dilakukan dengan ritme yang pelan dan terukur. Dilansir dari Cleveland Clinic, Mama bisa memulai dari gerakan paling ringan selama 10–15 menit dan menaikkan intensitas secara perlahan sesuai kemampuan tubuh. Hal ini membantu mencegah flare-up mendadak, terutama pada hari ketika gejala lebih sensitif.
Selain itu, Pengaturan napas juga penting karena dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi ketegangan otot. Dikutip dari Mayo Clinic, Mama coba gunakan teknik napas dalam selama peregangan atau saat melakukan yoga agar tubuh tetap rileks.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, mencatat pola nyeri sebelum dan sesudah berolahraga juga penting agar Mama bisa mengetahui aktivitas mana yang membuat tubuh lebih nyaman. Mengombinasikan olahraga dengan tidur cukup, hidrasi yang baik, dan manajemen stres turut membantu menstabilkan kondisi tubuh sepanjang hari.
Jika rasa nggak nyaman mulai meningkat, olahraga sebaiknya dihentikan sementara. Dikutip dari Cleveland Clinic, aktivitas berdampak tinggi perlu dihindari saat flare-up karena bisa memperburuk peradangan. Waspadai tanda seperti nyeri panggul yang makin intens, pendarahan nggak biasa, atau kelelahan ekstrem.
Bila gejala tetap berlanjut meskipun sudah beristirahat, segera lakukan pemeriksaan medis. Bagi Mama yang baru menjalani operasi terkait endometriosis, jangan lupa untuk izin dokter sebelum kembali berolahraga untuk mencegah komplikasi ya, Ma.
Melakukan olahraga yang tepat dapat membantu Mama dengan endometriosis merasa lebih nyaman dan menjaga kualitas hidup tetap optimal.
Selama Mama mendengarkan sinyal tubuh dan memilih aktivitas yang sesuai, rutinitas olahraga akan menjadi langkah kecil yang membawa dampak besar bagi kesehatan, lho.


















