7 Tes Kesuburan Wajib Sebelum Promil, Bagi Pasangan Usia Matang!

- Pasangan usia matang memerlukan tes kesuburan lebih matang
- Studi meta menunjukkan penurunan signifikan pada kualitas sperma seiring bertambahnya usia
- Gaya hidup seperti obesitas, merokok, alkohol, dan polusi mempengaruhi kualitas sperma
Kehidupan reproduksi pasangan usia matang yaitu, perempuan >35 tahun dan laki-laki >40 tahun, memerlukan pendekatan tes kesuburan lebih matang dibanding pasangan yang lebih muda.
Cadangan ovarium menurun drastis pada perempuan di atas 35 tahun, dan pada laki-laki, kualitas sperma cenderung menurun terutama pada usia >40 tahun, dengan penurunan motilitas, morfologi, dan peningkatan fragmentasi DNA.
Studi meta dari 90 penelitian (93.839 laki-laki) yang dipublikasikan di PubMed, menunjukkan penurunan signifikan pada volume semen, motilitas, morfologi dan peningkatan kerusakan DNA sperma seiring bertambahnya usia.
Namun, selain pengaruh usia, gaya hidup juga dapat menjadi pengaruhnya, lho. Obesitas, merokok, alkohol, dan polusi memperburuk kualitas sperma serta meningkatkan risiko keguguran atau gangguan genetik pada keturunan.
Oleh karena itu, agar promil berjalan lancar dan membuahkan hasil, berikut Popmama.com telah merangkum 7 tes kesuburan wajib sebelum promil, bagi pasangan usia matang. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
1. Konsultasi & riwayat kesehatan reproduksi

Untuk konsultasi awal biasanya dilakukan dengan dokter spesialis kandungan atau andrologi untuk menggali riwayat menstruasi, kehamilan, serta kualitas gaya hidup dan kesehatan pasangan.
Dokter juga mengevaluasi faktor risiko seperti PCOS, endometriosis, gangguan tiroid, atau varikokel pada laki-laki.
Dari informasi tersebut, dokter merancang rangkaian pemeriksaan lanjutan, baik hormon, pencitraan, maupun analisis semen yang tepat guna mendeteksi penyebab infertilitas dan menyimpulkan untuk penanganan yang lebih personal.
2. Analisis semen

Tes semen menjadi pemeriksaan awal penting bagi laki-laki untuk menilai jumlah, motilitas, morfologi, dan kualitas sperma.
Kualitas sperma laki-laki di atas usia 40 umumnya menurun signifikan dan kemungkinan adanya fragmentasi DNA lebih tinggi.
Jika ditemukan kelainan, dokter mungkin akan melanjutkan ke pemeriksaan hormon (testosteron, FSH, LH), USG testis, atau tes genetik untuk mendeteksi varikokel atau kelainan genetik.
3. Pemeriksaan hormon perempuan

Pemeriksaan FSH dan estradiol dilakukan pada hari ke-3 siklus menstruasi, sedangkan AMH bisa kapan saja. AMH menunjukkan cadangan ovarium secara akurat dengan kurva penurunan yang dimulai sejak usia 24–25 tahun hingga menopause.
Nilai tinggi FSH dan rendah AMH adalah penanda cadangan ovarium dan kecepatan menopause, penting untuk pendekatan promil dan intervensi.
Hormon seperti prolaktin dan TSH juga diperiksa karena ketidakseimbangan dapat menunda atau menghambat ovulasi, sehingga potensi kehamilan berkurang.
4. USG transvaginal & Antral Follicle Count (AFC)

USG transvaginal dilakukan pada fase awal siklus menstruasi menunjukkan jumlah folikel antral dan kondisi rahim serta ovarium. Metode ini sensitif untuk mendeteksi kista, fibroid, polip, atau kelainan struktural lainnya.
Selain itu, dokter juga akan menghitung jumlah AFC di ovarium. Karena, jumlah folikel ini menunjukkan cadangan sel telur dan membantu dokter merencanakan metode promil terbaik.
5. Hysterosalpingogram (HSG) atau sonohysterogram

Tes ini digunakan untuk melihat apakah saluran tuba falopi tersumbat atau terdapat kelainan struktur. Dengan bantuan cairan kontras dan sinar-X, dokter bisa mengetahui kondisi saluran dan rongga rahim.
Untuk alternatifnya, sonohysterogram (USG dengan kontras cairan) bisa dipilih jika ingin menghindari radiasi, namun tetap memberikan gambaran yang jelas mengenai saluran tuba dan rahim.
6. Laparoskopi dan histeroskopi

Tes ini biasanya disarankan jika hasil tes sebelumnya menunjukkan kelainan pada organ reproduksi. Laparoskopi dilakukan dengan alat kecil untuk melihat kondisi bagian dalam perut dan rahim.
Sedangkan histeroskopi digunakan untuk memeriksa bagian dalam rahim secara langsung, termasuk untuk mengangkat polip atau miom kecil.
Dua prosedur ini bisa sekaligus menjadi tindakan untuk memperbaiki gangguan yang ditemukan.
7. Tes DNA sperma dan genetik

Bagi laki-laki yang berusia di atas 40 tahun, tes fragmentasi DNA sperma bisa memberikan gambaran lebih detail tentang kualitas sperma. Sperma dengan DNA yang rusak berisiko lebih tinggi menyebabkan keguguran atau gagal implantasi.
Selain itu, bila memiliki riwayat keguguran berulang, tes genetik juga bisa dilakukan untuk melihat kemungkinan kelainan kromosom. Dengan begitu, bisa dipertimbangkan opsi bayi tabung dengan seleksi embrio terbaik.
Itu dia, 7 tes kesuburan wajib sebelum promil, bagi pasangan usia matang. Semoga, dengan melakukan tes kesuburan ini, peluang sukses promil pada usia matang semakin besar, ya!