Hiperprolaktinemia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam tubuh meningkat

1 Februari 2023

Hiperprolaktinemia Gejala, Penyebab, Cara Mengatasinya
Freepik/Tutatama

Dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam hormon yang memiliki manfaatnya masing-masing. Salah satunya adalah hormon prolaktin.

Pada perempuan, hormon ini berfungsi untuk merangsang produksi ASI, mengatur siklus haid, dan berperan dalam memengaruhi fungsi reproduksi.

Meski memiliki banyak manfaat, kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan masalah, terutama masalah kesuburan. Tingginya kadar hormon prolaktin di dalam darah terlalu tinggi ini biasa disebut dengan istilah hiperprolaktinemia.

Nah, untuk mengetahui hal ini lebih lanjut mengenai hiperprolaktinemia, berikut Popmama.com telah merangkumnya dari berbagai sumber. Yuk, disimak!

1. Apa itu hiperprolaktinemia?

1. Apa itu hiperprolaktinemia
Freepik/drobotdean

Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika kadar hormon prolaktin dalam tubuh meningkat. Hormon prolaktin ini dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang berada di pangkal otak. Hormon ini berfungsi untuk mengatur sistem reproduksi, metabolisme hingga tahan tubuh, dan berfungsi untuk merangsang produksi ASI bagi perempuan yang telah melahirkan.

Ketika kadar hormon prolaktin meningkat dan melebihi batas normal, maka akan menyebabkan masalah kesuburan.

Lalu, berapa batas normal hormon prolaktin ini?

Normalnya, kadar prolaktin pada perempuan yang tidak hamil adalah 2-29 ng/mL, sedangkan pada ibu hamil kadar normalnya adalah 10-209 ng/mL.

Editors' Pick

2. Masalah yang dapat ditimbulkan akibat hiperprolaktinemia

2. Masalah dapat ditimbulkan akibat hiperprolaktinemia
Freepik

Kesuburan dan kehamilan bergantung pada keseimbangan yang tepat dari hormon reproduksi yang saling bekerja sama. Setiap kali salah satu hormon tersebut tidak seimbang, kesuburan dapat terpengaruh.

Kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ovulasi tidak teratur dan dapat memengaruhi kualitas fase luteal, atau paruh kedua siklus menstruasi, yang berdampak negatif pada kesuburan.

Terlalu banyak prolaktin juga dapat menghambat sekresi hormon perangsang folikel (FSH), yaitu hormon yang merangsang folikel ovarium untuk matang. Tanpa folikel FSH maka tidak akan ada ovulasi, dan tanpa ovulasi, tidak mungkin untuk hamil.

Selain itu, meski hubungan antara hiperprolaktinemia dengan ibu hamil ini belum dapat diketahui dengan pasti, beberapa ahli berteori bahwa kadar prolaktin yang lebih tinggi dari kadar normal selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.

3. Gejala dan tanda hiperprolaktinemia yang ditimbulkan

3. Gejala tanda hiperprolaktinemia ditimbulkan
Freepik/Maksymiv-yura

Gejala yang ditimbulkan akibat hiperprolaktinemia bisa berbeda pada setiap orang. Namun, gejala umum yang dapat dirasakan di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Menstruasi yang tidak teratur, bahkan tidak menstruasi sama sekali.
  • Vagina menjadi kering, yang menyebabkan rasa nyeri saat berhubungan seksual.
  • Rasa nyeri pada payudara.
  • Payudara mengeluarkan ASI meskipun tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Kesulitan memiliki anak.

4. Penyebab terjadinya hiperprolaktinemia

4. Penyebab terjadi hiperprolaktinemia
Freepik/azerbaijan_stock

Pertumbuhan atau tumor pada kelenjar pituitari yang disebut prolaktinoma adalah hal utama penyebab hiperprolaktinemia. Tumor ini dapat berukuran besar atau kecil, tetapi tidak berpotensi menyebabkan kanker.

Hiperprolaktinemia pun dapat disebabkan karena kurang tidur, stres berlebihan, makan makanan tertentu, dan olahraga yang berlebihan.

Tak hanya itu, hiperprolaktinemia juga bisa disebabkan karena konsumsi obat-obatan. Obat-obatan tersebut adalah:

  • Pereda nyeri atau opioid,
  • Pil KB,
  • Obat antidepresan,
  • Pereda mual dan muntah.

5. Bagaimana cara menangani hiperprolaktinemia?

5. Bagaimana cara menangani hiperprolaktinemia
Freepik.com/pressfoto
Ilustrasi Resep dan Tahapan Promil untuk Suami dan Istri ala Dokter Zaidul Akbar

Penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi hiperprolaktinemia ini akan berbeda pada tiap orang. Hal ini akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan penyebab hiperprolaktinemia seseorang. Terdapat beberapa cara untuk menangani hiperprolaktinemia ini, yaitu:

  • Mengonsumsi obat yang dapat menurunkan kadar prolaktin atau obat-obatan yang mengandung dopamine agonists seperti Bromocriptine dan Cabergoline.

  • Menghentikan penggunaan obat apa pun yang dapat menyebabkan kadar prolaktin tinggi.

  • Pembedahan untuk mengangkat tumor jinak di hipofisis apabila terdapat tumor yang besar.

  • Mengobati hipotiroidisme. Perawatan seperti itu biasanya akan membuat hiperprolaktinemia hilang jika penyebabnya itu karena hipotiroidisme.

Itulah tadi informasi mengenai hiperprolaktinemia. Semoga bermanfaat, ya!

Baca juga:

The Latest