Rentan Terinfeksi Covid-19, POGI Dorong Ibu Hamil Segera Vaksinasi

Pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil harus tetap dengan pemantauan dokter

2 Juli 2021

Rentan Terinfeksi Covid-19, POGI Dorong Ibu Hamil Segera Vaksinasi
Freepik

Semakin bertambahnya kasus baru Covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) memberikan rekomendasi vaksin Covid-19 kepada ibu hamil.

Pemberian vaksin pada ibu hamil dilandasi kondisi ibu hamil yang lebih rentan terinfeksi dan juga akan mengalami keadaan yang lebih berat jika terinfeksi Covid-19.

Ini juga seperti yang dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahwa ibu hamil lebih mungkin untuk mengalami keadaan yang lebih berat daripada perempuan yang tidak hamil.

Tak hanya itu, Ketua POGI Dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) Obsgins, dalam konferensi pers virtual yang dilakukan Mitigasi Dokter PB IDI pada Jumat (2/7/2021) menjelaskan, terdapat 536 ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ini sebagaimana data yang dihimpun dari berbagai cabang POGI sejak April 2020.

Untuk itu, Dr. Ari menyebutkan, "Kami mendorong adanya vaksinasi untuk ibu hamil, karena ini adalah salah satu upaya kita untuk melakukan pencegahan di mana ibu hamil harus dilindungi."

Guna mengetahui informasi selengkapnya terkait vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat segera diberikan untuk ibu hamil, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya.

1. Apakah jumlah dosis vaksin yang diberikan kepada ibu hamil akan berbeda?

1. Apakah jumlah dosis vaksin diberikan kepada ibu hamil akan berbeda
Freepik

Menanggapi banyaknya pertanyaan seputar pemberian dosis vaksin Covid-19 pada masyarakat umum dan ibu hamil, ditemui dalam acara yang sama, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K) selaku Sekjen Perhimpunan Obstetri Ginekolog Indonesia (POGI) menjelaskan bahwa dosis ibu hamil dengan masyarakat lain sama.

"Dosisi ibu hamil sama, tidak berbeda, karena dari studi di Amerika juga (penggunaan dosis vaksin) sama," jelas Prof. Budi Wiweko.

Sementara untuk pemberian vaksin pada ibu hamil, Prof. Budi menyebutkan bahwa paling lambat ibu hamil di usia 33 minggu sudah harus divaksinasi.

"Paling lambat 33 minggu, sehingga ada efek perlindungan pada janinnya. Juga disarankan (pemberian) vaksin di atas usia 12 minggu untuk menghindari risiko yang ditimbulkan," sambungnya.

Editors' Pick

2. Vaksin akan menghasilkan antibodi pada ibu hamil dan janin

2. Vaksin akan menghasilkan antibodi ibu hamil janin
Freepik/Pvproduction

Guna membentuk antibodi dalam melawan virus Covid-19, penggunaan vaksin pada ibu hamil pun mulai disarankan oleh sejumlah lembaga kesehatan dunia, termasuk POGI. Adapun pemberian vaksin pada ibu hamil nantinya akan menghasilkan antibodi pada ibu hamil dan janin yang dikandung.

Seperti penjelasan Prof. Wiweko, "Secara teori, antibodi yang dihasilkan oleh ibu bisa ditransmisikan kepada janin melalui plasenta. Sehingga diharapkan tak hanya memberikan perlindungan pada ibu, tetapi juga janin."

3. Vaksin yang digunakan ibu hamil

3. Vaksin digunakan ibu hamil
Freepik

Sebelumnya, POGI telah merekomendasikan jenis vaksin Sinovac yang aman diberikan pada ibu hamil. Disebutkan aman karena dua alasan yang mendasari. Satu karena adanya hasil yang menunjukkan tidak adanya bahaya terhadap uji coba hewan hamil dan juga interim guidance Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Melalui paparan yang dipresentasikan dalam acara tersebut, Prof. Wiweko menjelaskan bahwa jenis vaksin lainnya juga bisa saja diberikan pada ibu hamil. Antara lain vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Sinovac. 

Ini berdasarkan studi terbaru di AS pada periode Desember 2020 sampai Februari 2021, sebanyak 35 ribu ibu hamil yang mengikuti observasi vaksin jenis Pfizer dan Moderna terbukti aman sampai melahirkan.

"Semuanya (jenis vaksin) bisa sebenarnya, nanti tinggal tergantung kami menunggu dari Kemenkes dan BPOM. Di Inggris juga ibu hamil menggunakan Pfizer dan Moderna," jelas Prof. Wiweko.

4. Keuntungan vaksinasi pada ibu hamil

4. Keuntungan vaksinasi ibu hamil
Freepik

Dalam penjelasan acara tersebut, ketiga pembicara yakni Dr. Ari, Prof. Wiweko, dan dr. Adib menyetujui bahwa adanya vaksinasi memberikan keuntungan yang tak hanya berguna bagi perlindungan ibu hamil, tetapi juga bagi para tenaga kesehatan.

Sebagaimana dipaparkan bahwa jumlah kematian dokter Indonesia berdasarkan profesi (data Tim Mitigasi Dokter PB IDI sampai dengan Juni 2021) menunjukkan bahwa spesialis obstetri dan ginekologi sebanyak 27 orang dan menempati urutan kedua setelah dokter umum.

Melalui vaksinasi inilah yang nantinya akan membantu melindungi seluruh keluarga Indonesia, terutama yang di dalamnya terdapat ibu hamil. Tak hanya itu, vaksinasi juga membantu melindungi para tenaga kesehatan yang menangani, khususnya tenaga kesehatan yang tengah hamil.

5. Mencegah terjadinya gejala berat pada ibu hamil

5. Mencegah terjadi gejala berat ibu hamil
Freepik/rawpixel.com

Meski demikian, ketika ditanya efektifitas vaksin pada ibu hamil, Prof. Wiweko mengaku belum berani menyatakannya. Hal ini lantaran masih sulit dan sangat terbatasnya studi klinis yang melibatkan ibu hamil.

"Namun, dengan mendapatkan vaksinasi dalam kehamilan akan mencegah ibu hamil bergejala berat bila terpapar Covid-19,” sambung Prof. Wiweko.

Selain menjelaskan program vaksinasi pada ibu hamil, Prof. Wiweko juga menjelaskan apa yang harus dilakukan ketika ibu hamil alami kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI. Saat alami nyeri usai divaksin, ia menyarankan untuk mengonsumsi paracetamol atau asam mefenamat sebagai obat pereda nyeri yang aman untuk ibu hamil.

"Tentu ada catatan ya (sebelum ibu hamil melakukan vaksin), konseling, di bawah pemantauan dokter dan bidan, dicatat, diregistrasi," tutupnya.

Demikian informasi terkait keamanan pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil. Semoga semakin meyakinkan Mama untuk melakukan vaksinasi, ya.

Baca juga:

The Latest