- Kerusakan saraf panggul. Persalinan yang dilakukan melalui jalur vagina yang lama dan sulit bisa merusak saraf panggul sehingga hal ini dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih.
- Mengejan dalam waktu yang lama selama persalinan. Jika dilakukan dalam waktu yang lama, hal ini kemungkinan dapat melukai saraf panggul yang dapat menyebabkan Mama tidak bisa menahan untuk buang air kecil.
- Prolaps organ panggul. Melahirkan terutama melalui persalinan jalur vagina bisa melemahkan otot-otot dasar panggul, Ma. Hal ini bisa menyebabkan prolaps organ panggul. Organ yang dimaksud adalah kandung kemih, rahim dan rektum.
- Kerusakan saraf panggul. Persalinan melalui jalur vagina yang lama dan sulit dapat merusak saraf panggul sehingga akan memengaruhi fungsi kandung kemih.
Tidak Bisa Menahan Pipis saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

Ketidakmampuan untuk menahan pipis saat hamil atau disebut dengan inkontinensia urine adalah ketidakmampuan untuk mengontrol fungsi usus atau kandung kemih selama kehamilan.
Para perempuan setidaknya akan mengalami hal ini ketika mereka sedangg hamil dan juga saat setelah melahirkan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayten Dinc di tahun 2013 pada 750 ibu hamil, 300 di antaranya mengalami inkontinensia.
Yuk simak bersama ulasan dari Popmama.com mengenai tipe, penyebab dan cara mencegah inkontinensia saat hamil!
1. Tipe inkontinensia yang dialami selama dan setelah kehamilan

Tipe paling umum dari inkontinensia yang biasa ibu hamil akan alami selama dan setelah kehamilan adalah stres inkontinensia urine.
Perempuan yang sedang hamil bisa mengeluarkan urine saat tertawa, batuk, bersin bahkan saat melakukan aktivitas fisik biasa.
Selama kehamilan, inkontinensia urine stres terjadi karena bayi yang tumbuh di dalam rahim menekan kandung kemih yang berada di bawahnya, Ma. Hal ini menyebabkan tekanan ekstra pada kandung kemih yang menyebabkan kebocoran urin lebih sering.
Saat hamil tipe inkontinensia ini akan terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
Nah setelah Mama melahirkan, ketidakmampuan untuk menahan buang air kecil ini terjadi karena adanya peregangan dan melemahnya otot dasar panggul, Ma. Otot yang dimaksud adalah otot yang menopang kandungan kemih, rahim dan usus.
2. Penyebab terjadinya inkontinensia urine saat kehamilan

Selain faktor berkembangnya ukuran uterus saat hamil dan dampak hormon saat bayi dilahirkan, inkontinensia kehamilan juga bisa muncul karena beberapa faktor berikut:
3. Faktor risiko yang membuat Mama tidak bisa menahan buang air kecil

Selain faktor penyebab terjadinya inkontinensia saat hamil pada Mama yang sudah dijelaskan di atas, ada juga beberapa faktor yang sekiranya dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia selama hamil, Ma.
Faktor risiko yang dimaksud adalah:
- Merokok,
- Sembelit karena penekanan pada dasar panggul,
- Infeksi saluran kemih,
- Ukuran bayi terlalu besar,
- Radang sendi, demensia dan stroke
- Diabetes, obesitas dan penyakit jantung.
4. Pengobatan dan cara mencegahnya bisa dilakukan dengan olahraga

Sebagai informasi, inkontinensia kehamilan biasanya tidak diobati dengan mengonsumsi obat, Ma. Ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengobati sekaligus mencegah agar inkontinensia ini tidak terjadi secara terus menerus pada Mama.
- Lakukan senam kegel. Mama bisa melakukan senam kegel sebelum, selama dan setelah kehamilan untuk mencegah dan menghilangkan ketidakmampuan Mama untuk menahan buang air kecil. Senam ini bisa memberikan manfaat seperti menyembuhkan jaringan perineum, memperkuat otot dasar panggul dan memastikan kontrol urin yang lebih baik.
- Hindari minuman kafein dan bersoda. Minuman ini akan semakin mendorong keinginan untuk buag air kecil. Jika Mama ingin minum kopi, ada baiknya untuk mengonsumsi kopi decaffein, ya!
- Berhenti merokok. Merokok meningkatkan risiko terjadinya batuk dan akan mengiritasi kandung kemih. Ada baiknya bagi Mama untuk berhenti merokok dalam rangka memperbaiki inkontinensia urine mama.
- Hindari olahraga mengangkat beban. Selain olahraga ini, ada baiknya Mama menghindari olahraga yang memerlukan pemutaran tubuh yang berlebihan, memantul, menahan napas, melengkungkan punggu dan berdiri terlalu lama dengan satu kaki.
- Makan makanan tinggi serat.
- Hindari minum dalam jumlah yang banyak.
- Jaga berat badan yang sehat setelah melahirkan.
Jika inkontinensia ini sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, ada baiknya agar Mama segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan rekomendasi tertentu dari ahli.
5. Segera pergi ke dokter jika Mama mengalami beberapa hal ini, ya!

Mama harus segera konsultasikan gejala yang dialami jika Mama mengalami beberapa hal ini:
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil,
- Demam,
- Sakit pinggang bagian bawah yang tidak kunjung membaik saat istirahat,
- Kebocoran cairan yang sering terjadi dari vagina,
- keputihan yang tidak biasa dan bau.
Itulah tadi rangkuman informasi mengenai inkontinensia urine kehamilan atau ketidakmampuan untuk menahan kencing saat hamil.
Hal ini memang lumrah terjadi pada ibu yang sedang hamil, namun jika memang hal ini terlalu sering dan sampai membuat Mama sangat tidak nyaman, Mama bisa selalu konsultasikan diri ke dokter.


















