Kapan Saatnya Kram di Masa Kehamilan Harus Diperiksa ke Dokter?

Jangan ditahan rasa sakitnya, Ma, segera periksakan diri ke dokter demi keselamatan

26 Desember 2021

Kapan Saat Kram Masa Kehamilan Harus Diperiksa ke Dokter
Freepik/serhii_bobyk

Sebagian besar ibu hamil akan merasakan berbagai rasa nyeri dan sakit selama masa kehamilan. Bagaimana pun juga tubuh mama pengalami perubahan demi perubahan tiap harinya. Memang tak mudah, apalagi di dalam tubuh mama terdapat sesosok janin yang sedang bertumbuh.

Kram adalah salah satu hal yang normal dalam kehamilan. Tetapi terkadang bisa menjadi masalah yang serius. Dengan bekal pengetahuan, maka Mama dapat mengetahui penyebab ketidaknyaman dan kapan saatnya kram yang dialami harus segera mendapat penanganan medis. Berikut Popmama.com merangkum penyebab kram saat hamil yang harus diperhatikan, dilansir dari Healthline:

Mengapa Mama Mengalami Kram?

Mengapa Mama Mengalami Kram
Freepik/user18526052

Selama trimester pertama dan kedua, tubuh mama sibuk bekerja keras untuk mempersiapkan kelahiran si Kecil. Otot-otot rahim akan mulai meregang dan mengembang. Akibatnya, Mama akan merasakan kedua sisi perut yang mengencang. Bahkan, di awal kehamilan Mama bahkan akan merasakan nyeri yang mirip dengan kram menstruasi. 

Ada beberapa pemicu kram perut yang patut diketahui dan beberapa lainnya harus diwaspadai, antara lain:

1. Efek samping awal kehamilan

1. Efek samping awal kehamilan
Pexels/Rafael Henrique

Efek samping yang khas pada awal kehamilan, seperti sembelit, dapat menyebabkan kram perut. Sebagian ibu hamil mungkin juga mengalami kram saat mengikuti rutinitas olahraga normal. Ini disebabkan karena adanya tekanan tambahan pada otot. Apabila Mama mengalami kram saat berolahraga, itu tandanya Mama harus berhenti dan beristirahat yang cukup. 

Editors' Pick

2. Infeksi

2. Infeksi
Freepik

Infeksi jamur atau infeksi saluran kemih (ISK) juga dapat menyebabkan kram pada ibu hamil. Sebuah studi yang dilakukan oleh BMJ menyatakan, enam persen dari ibu hamil di seluruh dunia mengalami ISK selama kehamilannya. 

ISK dapat dengan cepat menyebabkan infeksi di ginjal. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur. Dokter harus menguji kemungkinan Mama mengalami ISK lewat tes urine untuk memastikan ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi. 

3. Hubungan seksual

3. Hubungan seksual
Freepik/Jcomp

Banyak ibu hamil yang beruntung memiliki kehamilan yang sehat dan normal sehingga masih dapat berhubungan seks hingga waktunya bersalin. Tetapi, sebagian ibu hamil yang lain merasakan hubungan seks yang berbeda dan kurang menyenangkan. Entah karena perut yang membesar atau rasa sakit.

Di kemudian hari, dalam masa kehamilan, orgasme yang terjadi saat berhubungan seks mungkin akan menyebabkan kontraksi ringan. Jika Mama merasakan gejala rasa sakit dan kram di perut setelah berhubungan seks, konsultasikan segera dengan dokter kandungan atau bidan.

4. Kehamilan ektopik

4. Kehamilan ektopik
Freepik/wavebreakmedia

Meskipun kram ringan adalah bagian normal dari kehamilan, tetapi jangan menunda membicarakannya dengan dokter kandungan, Ma. Apalagi jika Mama melihat bercak atau perdarahan yang terjadi bersamaan dengan kram yang dirasakan. Hal ini bisa menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik. 

Pada kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi tidak berpindah ke rahim, melainkan berada di tuba falopi. Dalam kasus yang jarang terjadi, sel telur yang telah dibuahi dapat menempel pada salah satu bagian, entah itu ovarium, leher rahim, atau bahkan perut.

Jika Mama mengalami nyeri yang tajam dan berlangsung lebih dari beberapa menit, segera hubungi dokter kandungan. 

5. Preeklampsia

5. Preeklampsia
Pexels/Garon Piceli

Penyebab lain dari kram yang harus diwaspadai adalah masalah kehamilan yang disebut dengan preeklampsia. Preeklampsia bisa terjadi kapanpun setelah usia kehamilan 20 minggu. The Preeclampsia Foundation menyebutkan, sedikitnya lima dari delapan ibu hamil di seluruh dunia didiagnosis dengan preeklampsia.

Preeklampsia menyebabkan rasa sakit di bagian kanan atas perut. Hal ini meningkatkan risiko mama untuk mengalami solusio plasenta, yaitu kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan. Ini sangat berbahaya. 

Apabila Mama mengalami kram yang menyakitkan, dokter kandungan akan memeriksa tekanan darah dan urine di setiap kontrol rutin hingga waktunya persalinan. Jika ditemukan protein dalam urine, bisa jadi itu adalah tanda preeklampsia. 

Kram perut saat hamil yang semakin intens terjadi di trimester ketiga kehamilan haruslah menjadi perhatian lebih. Dikhawatirkan ini menjadi tanda persalinan prematur. Penting untuk segera melaporkan ke dokter segala rasa kencang dan keras di sekitar perut atau jika adanya sakit punggung yang baru dirasakan. Terutama jika rasa sakit tersebut dialami bersamaan dengan keluarnya cairan dari vagina.

Baca Juga:

The Latest