Cara memantau detak jantung janin berdasarkan peralatan
Cara memantau detak jantung janin berdasarkan peralatan yang digunakan bisa melalui metode berikut:
Cara pertama untuk memonitor detak jantung janin adalah dengan metode auskultasi. Yang dilakukan di dalam metode ini adalah mendengarkan suara jantung dengan menggunakan stetoskop khusus.
Metode ini bisa dikatakan aman karena minim risiko atau efek samping.
Dengan mengandalkan stetoskop khusus, dokter dapat mendengar masalah terkait detak jantung janin. Beberapa hal terkait jantung yang bisa didengarkan adalah bagaimana suara jantung janin, seberapa sering berdetak, dan seberapa keras berdetak.
- Pemantauan jantung janin secara elektronik
Cara kedua untuk memantau detak jantung janin adalah dengan alat pemantau elektronik. Alat ini akan digunakan selama masa kehamilan hingga saat kelahiran bayi. Selain memantau detak jantung janin, alat ini berguna juga untuk mengetahui kekuatan dan durasi kontraksi rahim.
Cara memantau detak janin berdasarkan alat yang digunakan
Ada dua jenis cara untuk melakukan pemantauan detak jantung janin jika dilihat dari peralatannya.
Dalam melakukan pemantauan eksternal, stetoskop jenis tertentu bisa dijadikan pilihan. Cara lain adalah dengan memakai dua perangkat datar yang memiliki sensor khusus dan diletakkan di perut ibu hamil.
Salah satu sensor memanfaatkan gelombang suara yang dipantulkan (ultrasound) yang dipakai untuk mendeteksi detak jantung janin. Catatan detak jantung biasanya akan dikonversi ke dalam suara atau dicatat ke dalam bentuk grafik.
Sensor lainnya dipakai untuk mengukur durasi atau berapa lama kontraksi rahim terjadi. Catatan durasi kontraksi, biasanya muncul dalam bentuk grafik.
Di luar negeri, pemantauan eksternal juga bisa dilakukan dalam jarak yang cukup jauh atau biasa disebut dengan istilah telemetri. Dengan menggunakan sensor, sinyal dari ibu hamil akan dikirimkan dalam bentuk data ke layar monitor yang berada di tempat perawat bertugas.
Dengan alat ini, kesehatan ibu hamil dan detak jantung janin akan tetap terpantau, meski berada di tempat yang jauh.
Perlu diketahui bahwa prosedur ini hanya bisa dilakukan jika rahim telah mengalami pembukaan minimal dua cm dan kantong ketuban sudah pecah. Pemantauan internal dilakukan menggunakan sensor yang ditempelkan ke paha ibu hamil.
Kemudian sebuah kabel yang berhubungan dengan sensor dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina. Kabel inilah nantinya yang akan ditempelkan ke kepala si bayi untuk mengukur detak jantungnya.
Setelah pemasangan, pemantauan akan dilakukan secara terus menerus. Namun metode ini belum tersedia di Indonesia.
Bila pola detak jantung janin abnormal, bukan berarti langsung dinyatakan bahwa calon bayi memiliki gangguan kesehatan tertentu. Dokter nantinya memerlukan hasil pengamatan dari aneka tes lanjutan lainnya untuk memastikan hal tersebut.
Jika dokter berhasil menemukan adanya gangguan kesehatan, maka tindakan selanjutnya adalah menemukan penyebabnya. Jika gangguan tidak bisa teratasi dan dapat menghambat kelahiran bayi, maka biasanya bayi akan segera dilahirkan melalui operasi caesar, ekstraksi vakum, maupun forceps.
Demikian cara memantau detak jantung janin saat kehamilan dan jelang persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.