Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Waspada Makrosomia, Kondisi Bayi Lahir dengan Berat Badan Berlebih

Ilustrasi - Freepik
Ilustrasi - Freepik

Setiap orangtua mendambakan bayinya tumbuh sehat dan kuat, bahkan semenjak dalam kandungan. Salah satu 'syarat' bayi yang lahir sehat adalah berat badannya memenuhi standar. 

Di dunia kedokteran ada bayi-bayi yang dikandung dengan berat badan berlebih yang disebut makrosomia. Alih-alih sehat, kondisi ini justru berisiko terhadap kesehatan bayi dan sang Ibu.

Berikut Popmama.com merangkum serba-serbi makrosomia, penyebab bayi lahir dengan berat badan berlebih, dilansir dari What to Expect:

Apa itu Makrosomia?

Unsplash/Christian Bowen
Unsplash/Christian Bowen

Makrosomia adalah kondisi di mana bayi memiliki berat antara 3,6 kg hingga 5,8 kg ketika dilahirkan. Bayi yang memiliki berat lahir di rentang angka tersebut dikategorikan sebagai bayi besar. Penyebab bayi berukuran besar dalam kandungan adalah karena ia menyerap terlalu banyak nutrisi saat dalam kandungan. Akibatnya, ia bertumbuh lebih besar dan lebih cepat ketimbang bayi pada umumnya.

Siapa yang Berisiko Mengandung Bayi dengan Makrosomia?

freepik.com/andreycherkasov
freepik.com/andreycherkasov

Ada beberapa faktor yang ditengarai dapat meningkatkan risiko seorang Mama mengandung bayi berukuran besar, antara lain:

  • Mengidap diabetes gestational ketika hamil, diabetes tipe 1 atau tipe 2, apalagi jika kondisi ini tidak dikelola dengan baik.
  • Mengalami obesitas atau berat badan meningkat drastis selama kehamilan. Makrosomia banyak terjadi pada wanita hamil yang mengalami kenaikan berat badan lebih dari 15 kg, atau mereka yang obesitas dan mengalami peningkatan berat badan lebih dari 9 kg.
  • Melahirkan bayi dengan makrosomia sebelumnya.
  • Hamil hingga usia kandungan 40 minggu atau lebih. Semakin lama bayi berada dalam rahim, semakin banyak ia menyerap nutrisi dari sang Ibu.
  • Sang Ibu juga mengalami makrosomia ketika masih bayi.
     

Bagaimana Makrosomia Didiagnosis?

freepik.com/rawpixel.com
freepik.com/rawpixel.com

Mungkin sulit mengetahui berat badan bayi saat ia masih dalam kandungan. Karena alasan itulah, makrosomia tidak secara pasti bisa didiagnosis sampai setelah bayi dilahirkan. Tetapi sebelum itu, dokter kandungan dapat mengetahui potensi atau mendiagnosis apakah Mama melahirkan bayi dengan makrosomia, dengan cara ini:

Mengukur tinggi fundus

Ini adalah jarak antara bagian atas rahim yang sedang tumbuh dan tulang kemaluan mama. Jika tingginya lebih dari perkiraan, bisa berarti ukuran bayi yang dikandung besar.

Memeriksa perut secara manual

Memeriksa perut mama juga bisa memberikan gambaran ukuran atau berat badan bayi mama. 

Melakukan USG secara teratur

USG dapat memberikan gambaran umum tentang berat bayi serta tingkat cairan ketuban. Cairan ketuban yang berlebihan, atau yang disebut dengan polihidramnion, sering dikaitkan dengan makrosomia. Bayi yang lebih besar, anak buang air kecil dalam jumlah yang lebih banyak pula. Ini artinya semakin banyak air seni, berarti semakin banyak volume cairan ketuban.

Komplikasi Terkait Makrosomia

Freepik/KamranAydinov
Freepik/KamranAydinov

Makrosomia dapat diatasi. Tetapi kondisi ini membawa potensi risiko, baik untuk Mama maupun si Kecil. Terlebih jika berat badan bayi lebih dari 4 kilogram.

Bayi makrosomia yang lahir secara persalinan normal, sangat berpotensi mengalami cedera. Misalnya distosia bahu, di mana bahu bayi tersangkut di belakang tulang panggul mama. Jika dokter mencurigai terjadinya distosia bahu, bayi akan didorong untuk mengubah posisi, atau Mama yang diminta mengubah posisi saat bersalin. Apabila langkah ini tidak berhasil, dokter akan menggunakan alat vakum atau melakukan operasi caesar darurat.

Bayi berukuran besar juga dapat menyebabkan robekan vagina atau peningkatan perdarahan setelah melahirkan. Ibu yang pernah menjalani operasi caesar juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami ruptur uterus, di mana rahim mengalami robekan sepanjang garis bekas luka. 

Setelah sang Bayi dilahirkan, ia mungkin memerlukan perawatan di NICU untuk mengecek kadar gula darahnya, apakah mengalami penyakit kuning, ataupun kesulitan bernapas.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Bayi Makrosomia?

freepik.com/prostooleh
freepik.com/prostooleh

Makrosomia tidak dapat benar-benar dapat diprediksi sehingga tidak ada jaminan yang dapat diberikan untuk mencegahnya. Kabar baikya, ada beberapa langkah yang bisa Mama lakukan untuk menurunkan risikoya, yaitu:

  • Mengecek kondisi kesehatan, apakah Mama memiliki diabetes tipe 1, tipe 2, atau mengalami diabetes gestational ketika hamil. Kadar gula darah terlalu tinggi dapat menyebabkan bayi mendapatkan nutrisi lebih dari yang dibutuhkannya sehingga menyebabkan makrosomia.
  • Diskusikan dengan dokter kandungan tentang cara mengendalikan diabetes yang diderita selama kehamilan, misalnya dengan menu diet khusus.
  • Mengelola berat badan yang sehat, entah itu Mama memiliki diabetes ataupun tidak. 
  • Menjaga kebugaran tubuh degan melakukan olahraga intensitas rendah selama 30 menit selama lima kali seminggu dan mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran, biji-bijian, sayuran, dan protein hewani.

Oleh karenanya, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin kehamilan agar dokter dapat memantau dan memberikan tindakan pencegahan untuk meminimalisasi risiko melahirkan bayi dengan makrosomia.

Itulah informasi mengenai makrosomia, kondisi bayi lahir dengan berat badan berlebih.

Semoga Mama dan janin sehat selalu ya.

Share
Editorial Team