TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

ASI Bercampur Darah, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tak perlu khawatir, hal ini wajar terjadi

Freepik.com/shurkin_son

ASI bercampur darah merupakan kondisi yang sering dialami ibu saat menyusui bayi.

Kondisi ini biasanya tidak disadari ataupun diperhatikan oleh kebanyakan ibu menyusui, kecuali jika mereka sedang memompa ASI atau bayi memuntahkan ASI yang terdapat darahnya.

Banyak ibu yang panik dan khawatir saat pertama kali menghadapi kondisi ini.

Untuk itu, Popmama.com akan membahas mengenai ASI bercampur darah, amankah dikonsumsi bayi? Agar Mama lebih paham dan tidak panik, yuk, disimak!

ASI Bercampur Darah, Apakah Boleh Dikonsumsi Bayi?

Pinterest.com/Family Doctor

Melihat ASI yang bercampur darah tentu membuat ibu menjadi khawatir dan panik.

Namun, ASI yang bercampur dengan sedikit darah masih aman dan boleh kok dikonsumsi bayi, asal masih dalam jumlah yang sedikit.

Namun, ibu harus memperhatikan apabila warna darah berubah menjadi pink atau merah, ini biasanya akan menimbulkan bau amis yang membuat bayi menolak untuk meminumnya. Bahkan, bisa memicu bayi muntah.

Penyebab ASI becampur rdarah

Pinterest.com/Motherly

Ibu menyusui ada baiknya harus mengetahui penyebab ASI bercampur dengan darah, berikut penyebabnya:

  • Infeksi payudara atau Mastitis

Mastitis merupakan infeksi atau paradangan yang terjadi pada payudara. Kondisi ini dapat menyebabkan ASI bercampur dengan darah dari payudara yang terinfeksi.

Gejala yang mungkin dirasakan saat mengalami kondisi ini adalah payudara membengkak, kemerahan pada payudara, nyeri pada payudara, dan demam, serta meriang.

  • Puting lecet

Penyebab ASI bercampur dengan darah yang paling umum terjadi adalah puting lecet.

Biasanya ini diakibatkan puting payudara mama yang kering, isapan bayi yang terlalu kencang, atau gigitan bayi. Untuk mengatasi puting lecet, Mama bisa menggunakan salep atau krim untuk puting.

  • Kanker payudara

ASI berdarah dalam jumlah sedikit, bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan karena wajar terjadi pada ibu menyusui.

Tetapi, apabila dalam beberapa hari ASI berdarah masih belum hilang, ini bisa menjadi gejala dari kanker payudara, Ma. Ada baiknya Mama segera memeriksakan diri ke dokter.

  • Pecahnya pembuluh darah kapiler

Pembuluh darah kecil di payudara atau disebut pembuluh darah kapiler bisa pecah apabila bayi terlalu kencang mengisap. Selain itu, memompa ASI dengan tidak benar atau terlalu kencang juga bisa menjadi penyebabnya.

Pecahnya darah kapiler dapat bocor hingga ke dalam ASI, sehingga menyebabkan ASI bercampur dengan darah.

  • Pembengkakan vaskuler atau sindrom rusty pipe

Pembengkakan ini terjadi akibat peningkatan aliran darah ke payudara setelah ibu melahirkan. Kondisi ini akan Mama rasakan di awal-awal menyusui. Kolostrum atau ASI pertama akan mengandung warna seperti karat, oranye, atau merah.

Cara Mengatasi ASI Bercampur Darah

Freepik.com/freepik

Untuk ibu menyusui yang mengalami ASI bercampur darah, berikut cara mengatasinya:

  • Tetap melanjutkan pemberian ASI pada bayi. Mama bisa berkonsultasi dengan dokter atau konselor menyusui.
  • Sementara menyembuhkan puting, Mama bisa menggunakan pelindung puting saat menyusui.
  • Gunakan salep atau krim pada payudara yang lecet.
  • Gunakan bagian payudara yang tidak sakit untuk menyusui bayi.
  • Berhenti sebentar jika dirasa menyusui sangat menyakitkan, namun harus tetap memompa ASI untuk memenuhi suplai ASI bayi. Berhati-hati dalam memompa ASI, agar tidak menimbulkan luka.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Freepik.com/pressfoto

Seharusnya hal ini tidak mengkhawatirkan selama Mama mengetahui penyebab ASI berdarah. Namun, apabila penyebab ASI berdarah tidak jelas dan tidak diketahui, serta tidak menghilang dalam beberapa hari, maka Mama sebaiknya segera mengunjungi dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Itulah penjelasan mengenai ASI bercampur darah, amankah dikonsumsi bayi? Jadi, ASI bercampur darah masih aman dikonsumsi bayi selama tidak terjadi reaksi alergi atau muntah. 

Selain itu, ASI yang bercampur darah juga aman dikonsumsi bayi, selama Mama tidak memiliki penyakit yang berbahaya, seperti hepatitis, HIV/AIDS, atau infeksi berat lainnya, Ma.

Baca juga:

The Latest