TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bayi Berkebutuhan Tinggi Punya Siklus Tidur Berbeda, Inilah Alasannya

Sifat supersensitifnya membuat energi mereka terkuras lebih banyak

Unsplash/Jonathan Borba

Bayi berkebutuhan tinggi adalah bayi yang memerlukan perawatan ekstra karena mereka membutuhkannya. Memiliki bayi dengan kebutuhan tinggi mungkin terasa begitu menantang bagi orangtua. Mereka punya emosional yang berbeda dari bayi lainnya.

  Bayi berkebutuhan tinggi cenderung rewel dan sangat ketergantungan dengan orangtua atau pengasuhnya sehingga cukup menguras tenaga dan emosional orang dewasa yang mengasuhnya. 

Bagi orangtua, mungkin bayi berkebutuhan tinggi diharapkan lebih tenang saat ia tidur. Tetapi tahukah Mama siklus tidur bayi berkebutuhan tinggi ini pun berbeda dari bayi-bayi lainnya.

Kali ini Popmama.com merangkum lima alasan mengapa bayi berkebutuhan tinggi punya siklus tidur yang berbeda, dilansir dari Ask Dr. Sears:

1. Temperamen yang berbeda

Unsplash/Garrett Jackson

Temperamen bayi berkebutuhan tinggi cenderung tegang saat ia terjaga. Hal ini menghasilkan kegelisahan di malam hari. Sifat supersensitifnya di siang hari terbawa ke dalam kebiasaan mereka saat tidur siang dan malam. 

Kesadaran dan rasa ingin tahu bayi-bayi ini sangat tajam terhadap lingkungan mereka sehingga mereka terbawa menjadi terjaga dan sadar di malam hari. Jika diibaratkan, bayi berkebutuhan tinggi ini memiliki sumber cahaya yang tetap menyala sepanjang hari dan tidak mudah dimatikan di malam hari.

2. Hambatan stimulus yang berbeda

Unsplash/Sean Roy

Ada bayi yang dapat tertidur nyenyak di tengah kebisingan, ada pula yang langsung terjaga ketika mendengarkan suara gesekan kecil sekalipun. Yang menjadi pembeda adalah tiap bayi memiliki hambatan stimulus yang berbeda, yaitu kemampuan memblokir rangsangan sensorik yang mengganggu. Bayi berkebutuhan tinggi tidak dapat melakukan hal ini sehingga mereka bereaksi berlebihan terhadap rangsangan yang dirasakannya.

3. Transisi yang berbeda

Unsplash/Ayesha White

Bayi berkebutuhan tinggi tidak mudah melakukan transisi. Mereka sulit beralih dari satu posisi ke posisi yang lain, dari keadaan terjaga ke tidur atau pun sebaliknya. Bayi dengan kebutuhan tinggi harus sudah tidur sebelum Mama memindahkannya dan transisi ini terjadinya harus sangat tenang dan pelan-pelan. 

4. Kematangan tidur yang berbeda

Unsplash/Jimmy Conover

Bayi yang masih kecil menghabiskan sebagian besar hari  mereka dalam keadaan tidur ringan yang disebut tidur REM. Kondisi tidur ini membuat bayi mudah dibangunkan. 

Di malam hari, fase tidur bayi beralih dari tidur ringan ke tidur nyenyak dan bergantian setiap jamnya. Saat melakukan transisi antara tidur nyenyak dan tidur nyenyak, bayi melewati periode rentan di mana mereka mudah dibangunkan. Seiring bertambahnya usia, tahap tidur nyenyak memanjang, sehingga pada usia empat hingga enam bulan, mereka tidur lebih lama.

Bayi berkebutuhan tinggi tampaknya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kematangan tidur. Mereka lebih rentan untuk terbangun selama periode transisi yang rentan dari satu tahap tidur ke tahap lainnya. 

5. Bayi berkebutuhan tinggi memiliki lebih banyak kebutuhan untuk tidur

Unsplash/Peter Oslanec

Bayi berkebutuhan tinggi punya karakteristik menginginkan kontak fisik terus-menerus dan tidak mudah menenangkan diri. Bayi berkebutuhan tinggi menuntut gaya pengasuhan siang dan malam yang memberi mereka kesejahteraan, dan itu biasanya berarti kontak fisik saat tidur dengan seseorang, terutama ibu.

Bayi berkebutuhan tinggi juga memiliki tingkat kecemasan perpisahan yang tinggi, yang dapat menyebabkan masalah dengan tidur. Kebutuhan mereka terhadap lingkungan yang nyaman sepanjang waktu membuat mereka kesulitan untuk tidur dengan tenang. 

Kenyamanan dan nyenyaknya tidur bayi sangatlah penting untuk tumbuh-kembangnya. Selain itu, dengan siklus tidur bayi yang teratur dan dapat diprediksi, orangtua pun dapat beristirahat dengan baik. Apabila Mama kewalahan menghadapi masalah tidur yang dialami oleh si Kecil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest