TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Arti Tekstur dan Warna Pup Bayi, Ada yang Normal dan Harus Diwaspadai

Yuk, kenali seperti apa tekstur dan warna feses bayi yang normal dan tidak normal!

Popmama.com/Aristika Medinasari

Sebagai orangtua, Mama wajib mencari tahu segala hal mendetail yang berkaitan dengan kesehatan dan perkembangan si Kecil. Tak terkecuali tentang pup atau feses bayi.

Warna pup bayi bisa bermacam-macam, mulai dari hitam, kuning, cokelat, dan lainnya. Warna feses yang bervariasi ini bisa menjadi petunjuk tentang kondisi kesehatan bayi.

Lantas, bagaimana tekstur dan warna feses bayi yang menandakan si Kecil sehat?

Berikut Popmama.com rangkum ulasan terkait arti tekstur dan warna pup bayi. Yuk, simak di bawah ini!

1. Pup berwarna hitam

Freepik/yanalya

Pup berwarna hitam umumnya adalah mekonium atau feses pertama yang keluar dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir. Mekonium biasanya memiliki tekstur lengket dan kental seperti tar, serta berwarna hitam kehijauan.

Mekonium sendiri merupakan feses yang tertinggal di dalam usus saat bayi sedang terbentuk. Mekonium umumnya terdiri dari cairan ketuban, lendir, dan sel-sel lain yang dikeluarkan selama bayi tumbuh dan berkembang.

2. Warna pup berubah-ubah

Freepik/Fabrikasimf

Beberapa hari setelah lahir, bayi mungkin akan mengeluarkan feses yang berubah-ubah. Dari yang berwarna gelap karena mekonium, menjadi berwarna lebih terang dan tidak terlalu lengket. 

Hal ini terjadi karena bayi masih membutuhkan waktu untuk mengeluarkan sisa kotoran setelah kelahirannya. Di sisi lain, bayi juga mulai mengonsumsi ASI atau susu formula yang membuat feses berwarna lebih terang. 

Durasi periode transisi antara mekonium dan feses hasil mengonsumsi ASI ini tergantung pada seberapa banyak bayi menyusu. Semakin banyak menyusu maka tahap transisi akan semakin cepat.

3. Warna pup kuning mustard

Pexels/Karolina Grabowska

Setelah masa transisi berlalu, feses bayi akan mulai tampak berwarna kuning seperti mustard. Warna feses ini merupakan hal yang normal karena asupan ASI eksklusif pada bayi baru lahir.

Biasanya, teksturnya berbiji dan pucat, serta mungkin cukup encer namun juga tidak bisa dibilang cair. Warna dan konsistensinya mungkin sedikit berubah dari hari ke hari, tetapi secara umum terlihat licin, berwarna kuning, dan memiliki bau unik seperti bau manis atau ragi.

4. Frekuensi pup yang meningkat

freepik/wayhomestudio

Selain dari warna, kondisi bayi juga bisa dilihat dari frekuensi buang air besar. Frekuensi buang air besar yang meningkat pada bayi yang baru lahir merupakan kondisi yang normal.

Hal ini karena layaknya orang dewasa, bayi juga memiliki refleks gastrokolik, yakni refleks tubuh terhadap makanan yang masuk ke dalam lambung. Artinya, menyusu dapat memicu aktivitas usus yang menyebabkan frekuensi buang air besar meningkat. 

Seiring bertambahnya usia bayi, mereka akan lebih mampu menahan pup-nya sehingga lambat laun frekuensi buang air besar akan berkurang.

5. Pup bertekstur lembut dan berwarna kecokelatan

Freepik.com/atlascompany

Bayi yang diberi susu formula biasanya memiliki feses yang bertekstur lembut dan berwarna kecokelatan. Jika dideskripsikan, bentuknya cukup mirip dengan selai kacang.

Feses bayi yang diberi susu formula juga cenderung lebih padat dan lebih berbau daripada feses bayi yang diberi ASI.

6. Warna pup hijau dan berbusa

Pexels.com/William Furtunato

Mama perlu waspada jika bayi mengeluarkan feses berwarna hijau dan tampak berbusa. Bagi bayi yang diberi ASI, kondisi ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan ASI. 

Perlu Mama ketahui bahwa ASI terbagi menjadi dua jenis, yakni foremilk dan hindmilk. Foremilk bertekstur encer karena memiliki kandungan air yang banyak, sedangkan hindmilk lebih creamy dan lebih padat kalori.

Feses berwarna hijau yang tampak berbusa biasanya disebabkan oleh terlalu banyak foremilk dan kekurangan hindmilk. Sebaiknya konsultasikan pada dokter jika si Kecil mengalami kondisi ini.

7. Warna pup merah

Freepik/valuavitaly

Ketika melihat feses bayi berwarna merah, Mama mungkin langsung panik dan khawatir. Namun, Mama tidak perlu risau jika hanya ada sedikit semburat atau bercak merah, karena kondisi ini sering terjadi saat bayi mengejan terlalu keras.

Namun, jika darah bercampur dengan feses atau tampak merah terang, sebaiknya Mama menghubungi dokter karena terdapat kemungkinan bayi mengalami infeksi, perdarahan di usus, atau kondisi medis lainnya.

Sementara itu, jika feses bayi berwarna merah ketika ia sudah mulai mengonsumsi makanan padat, sebaiknya Mama ingat kembali apa yang terakhir dimakan bayi. Pasalnya, bisa jadi feses berwarna merah disebabkan oleh makanan, seperti bit atau buah naga yang dapat mengubah warna feses.

8. Warna pup putih

Freepik/user13400093

Feses bayi berwarna putih merupakan kondisi yang tidak normal, Ma. Feses berwarna putih bisa menjadi indikasi bahwa terdapat masalah pada liver, sehingga tubuh bayi tidak memproduksi cukup empedu untuk membantu proses pencernaan. 

Jika bayi mama mengeluarkan feses berwarna putih, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

9. Pup berwarna hitam yang bukan mekonium

Freepik/freepik

Feses berwarna hitam di hari-hari pertama setelah kelahiran bayi memang merupakan kondisi yang normal karena mekonium. Namun, Mama perlu waspada jika feses bayi berwarna hitam pekat saat bayi sudah diberi ASI atau susu formula. 

Feses berwarna hitam bisa menjadi tanda adanya perdarahan di saluran pencernaan bayi. Pasalnya, darah yang sudah tercerna umumnya tidak berwarna merah, melainkan berwarna hitam. 

Lain halnya jika feses bayi berwarna hitam saat sedang mengonsumsi suplemen zat besi. Kondisi ini merupakan hal yang normal karena suplemen zat besi dapat mengubah feses menjadi hitam.

10. Pup memiliki tekstur berlendir

Pexels/Emma Bauso

Ada beberapa faktor yang menyebabkan feses bayi berlendir. Salah satunya adalah karena air liur yang meningkat saat si Kecil sedang tumbuh gigi. 

Selain itu, feses berlendir juga bisa dialami bayi saat pilek. Adanya lendir di bagian belakang hidung dan tenggorokan bayi juga bisa mempengaruhi feses menjadi lebih berlendir.

Namun, feses berlendir juga bisa menjadi indikasi adanya infeksi. Jika feses berlendir disertai bau aneh, dan terus berlanjut, hubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

11. Pup menjadi lebih berbau

Freepik/wayhomestudio

Saat mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau MPASI, feses bayi kemungkinan besar akan menjadi lebih berbau. Selain itu, feses juga akan berubah warna dan konsistensi, sesuai dengan apa yang si Kecil makan. 

Sebagai contoh, mengonsumsi wortel dapat membuat feses bayi menjadi oranye, blueberry menjadi ungu kebiruan, dan buah naga menjadi kemerahan.

12. Pup yang masih tertinggal sisa makanan

Pexels/Sarah Chai

Jangan heran jika saat si Kecil mulai mengonsumsi MPASI, Mama melihat ada sisa makanan yang tidak tercerna di fesesnya.

Hal ini sebagian besar disebabkan karena bayi belum memiliki gigi yang cukup untuk mengunyah makanan. Alhasil, makanan tidak sepenuhnya hancur saat dikunyah dan masuk ke dalam saluran pencernaan. 

13. Pup tampak encer

Freepik/freepik

Feses si Kecil berubah menjadi sangat encer dan berbau? Mama perlu waspada karena bisa jadi bayi mengalami diare akibat infeksi bakteri atau virus.

Penyebab paling umum diare parah pada bayi adalah infeksi rotavirus. Selain itu, diare juga bisa disebabkan oleh alergi makanan, penggunaan antibiotik, parasit, dan infeksi lainnya.

Jika bayi mengalami diare selama berhari-hari, hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

14. Pup keras dan kering

Freepik/cookie-studio

Bentuk pup terakhir yang perlu Mama ketahui adalah yang tampak keras dan kering. Feses yang kering dan keras, serta bayi tampak berusaha keras saat mengeluarkannya bisa menjadi indikasi bayi mengalami sembelit.

Untuk mengatasinya, cobalah beri makanan yang kaya akan serat seperti buah dan sayur. Jika bayi mengonsumsi susu formula, cobalah susu formula yang mengandung prebiotik untuk meningkatkan kesehatan pencernaan. 

Nah, itu dia informasi mengenai bentuk poop dan artinya bagi kesehatan bayi. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan mama, ya!

Baca juga:

The Latest