TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Alasan Mengapa Bayi Tak Perlu Diberi Sari Buah Dalam Kemasan

Alih-alih melengkapi asupan gizi, Si Kecil justru bisa kekurangan gizi

Pixabay/MandarinMD

Mama pernah membeli sari buah (fruit juice) dalam kemasan, khusus untuk bayi, yang diklaim mengandung vitamin lengkap untuk meningkatkan imunitas si Kecil?

Biasanya pada label kemasan sari buah yang justru dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan dunia yang memproduksi makanan bayi ini, ditambahkan keterangan bahwa minuman ini boleh diberikan kepada bayi berusia 6 bulan ke atas.

Bahkan mereka juga melakukan klaim bahwa minuman ini mengandung: "100% Fruit Juice".

Hati-hati, Mama, Di AS, dokter anak malah menyarankan orangtua untuk berhenti pemberian sari buah seperti ini pada anak di bawah satu tahun, sesuai dengan publikasi yang mereka keluarkan pada tahun 2017 di Jurnal Pediatrics.     

Para praktisi medis yang tergabung dalam American Academy of Pediatrics ini memberikan perbandingan, bahwa kemasan 120 ml sari buah: tidak memiliki kandungan serat, mengandung 60 kalori dan mengandung gula sebanyak 13 gram. 

Di negeri kita, sari buah khusus untuk bayi ini juga mudah ditemukan di onlineshop.

Ternyata, bahkan kandungannya mirip dengan minuman bersoda bagi dewasa. Para ahli membandingkan, bahwa 120 ml minuman lemon bersoda mengandung 12,6 gram gula dan 46 kalori, hanya sedikit lebih rendah dibandingkan sari buah khusus bayi.

Mama bisa bandingkan hitung-hitungan kandungan ini dengan setengah gelas potongan apel, yang menurut mereka mengandung serat 1,5 gram dan 30 kalori, dengan hanya 5,5 gram gula.

Lebih jauh, dalam jurnal Pediatrics tersebut, American Academy of Pediatrics melakukan pernyataan bahwa sari buah dalam kemasan tidak disarankan bagi bayi bahkan di bawah usia satu tahun karena alasan berikut ini.

1. Menyebabkan malnutrisi

Pixabay/Geralt

Sari buah dalam kemasan mengandung sangat sedikit protein dan mineral, walaupun pada label, tertera bahwa sari buah mengandung vitamin tambahan untuk bayi.

Memberikan sari buah sebelum makan, bisa meningkatkan risiko tergantikannya konsumsi ASI atau susu formula. Hal ini pun mengakibatkan berkurangnya asupan protein, lemak, vitamin, dan mineral seperti zat besi, kalsium dan zinc, yang amat dibutuhkan oleh bayi.

Steven Abrams, salah satu penulis utama publikasi ilmiah tersebut mengingatkan, Mama perlu berhati-hati dengan iklan yang menyatakan bahwa sari buah mengandung berbagai vitamin pelengkap untuk bayi. "Apapun bisa ditambahkan pada sari buah itu," Abrams menekankan. 

2. Merusak gigi

Pixabay/Rgerber

Sari buah yang mengandung gula berlebihan, saat diminum dengan menggunakan dot apalagi sebelum waktu bayi tidur dalam jangka waktu yang lama, meningkatkan risiko kerusakan pada gigi.

3. Malah menyebabkan alergi

Pixabay/Alexas_Fotos

Dalam kalangan para ahli ini, kekhawatiran muncul, bahwa bayi yang selalu diberikan sari buah jeruk, justru meningkatkan risiko alerginya.

Contoh kasusnya adalah ruam yang dialami beberapa bayi setelah diberi air perasan jeruk segar, akibat efek rangsangan kimiawi dari kandungan asam.

4. Menjadi dasar kebiasaan

Pixabay/Igorovsyannykov

Dan menurut penelitian mereka, bayi yang terbiasa meminum sari buah saat kecil, akan cenderung lebih gemar mengonsumsi minuman bersoda atau minuman manis lainnya saat mereka beranjak besar.

5. Menimbulkan penyakit

Pixabay/Myriams Fotos

Sari buah yang tidak dipasteurisasi, bisa jadi mengandung patogen yang bisa menimbulkan penyakit serius.                                         

Pada akhirnya, para peneliti ini merekomendasikan, alih-alih sudah diolah dan dikemas, buah paling baik diberikan kepada bayi dalam bentuk untuh, baik dengan diolah menjadi puree ataupun diblender ya, Ma.

Mending bikin jus sendiri ya, Ma!

The Latest