TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Protokol Perlindungan Anak Penyandang Disabilitas saat Pandemi

Yuk ikuti panduan satu ini dan jaga anakmu selalu dari bahaya Covid-19!

Tokopedia.com

Tubuh anak penyandang disabilitas sangatlah rentan terhadap berbagai bakteri dan kuman yang dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Kondisi ini juga membuat mereka mudah terpapar virus Corona. 

Orangtua memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak-anak penyandang disabilitas  agar tetap aman selama masa pandemi Covid-19 ini. Termasuk penjagaan dan dampingan dalam memenuhi berbagai kebutuhan anak, mulai dari komunikasi, gerak, dan mobilitas. 

Protokol Perlindungan Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Dalam Situasi Pandemi yang telah ditetapkan oleh pemerintah mendukung peran penuh orangtua dalam menjaga anak-anak.

Disabilitas yang beragam dan lingkungan tempat tinggal dapat menjadi aspek lain yang membuat mereka semakin rentan menghadapi pandemi ini. Beragam hal tersebut membuat anak-anak dengan kondisi disabilitas memerlukan perlindungan khusus. 

Yuk ketahui lebih lanjut bagaimana cara yang tepat menjaga anak-anak disabilitas di masa pandemi ini sesuai dengan protokol yang beredar dari negara. Simak selengkapnya di Popmama.com berikut ini.

1. Bantulah mereka mencerna informasi seputar Covid-19

Kebanyakan dari anak penyandang disabilitas mengalami kesulitan dalam menerima atau memahami sebuah informasi. Membiarkan mereka tanpa mengetahui apa-apa mengenai Covid-19 sangatlah berbahaya. 

Proses pendampingan dan dukungan dari orangtua yang lebih memahami seputar informasi yang beredar dibutuhkan. Karena ini merupakan satu-satunya bentuk penjagaan yang dapat meminimalisir juga menjauhkan anak-anak kita dari bahaya selama pandemi ini. 

Orangtua yang mengerti dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan bersama. Atau memberi informasi menggunakan cara yang mudah mengerti. Ini termasuk memberitahukannya secara berulang, juga menyertakan alasan yang mudah dipahami mengapa hal ini boleh dilakukan sedang hal lainnya tidak.

2. Perhatikan mengenai Pendidikannya

Ketika anak-anak telah mengerti apa yang terjadi dan apa perlu mereka lakukan selama pandemi, saatnya menyesuaikan kebiasaan mereka dengan kondisi yang terjadi. Khususnya mengenai pendidikan mereka. 

Semenjak Covid-19 merebak, aktivitas dalam dunia pendidikan cukup terganggu. Hingga pendidikan tetap dilakukan secara online dari rumah. Bimbinglah dan dampingi anak dalam menjalani pembelajaran dengan metode baru. 

Termasuk mendukung kegiatan belajarnya dengan memfasilitasi media pendidikan ,elalui daring dengan baik. Juga mengomunikasikan secara online terkait kendala dalam menjalankan pendidikan online dengan pihak sekolah. 

3. Patuhi protokol

Penting sekali bagi orangtua dan anak untuk selalu mematuhi protokol yang ada. Protokol yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentunya telah melalui berbagai pertimbangan sesuai dengan kondisi nyata. 

Isi dalam protokol pemerintah juga berisi hal-hal baik dan dapat menjaga kemanan anak dan orangtua. Sebaiknya orangtua tidak memberikan leluasa terhadap protokol yang ada hanya untuk menyenangkan hati anak. 

4. Jagalah kesehatan dan gunakan alat-alat kebersihan

Freepik

Kemampuan virus untuk menempel di tubuh manusia membuat setiap orang harus selalu ingat untuk membersihkan diri secara rutin setelah berpergian, juga menjaga kesehatan. 

Berikan makanan dengan gizi yang baik bagi anak-anak penyandang disabilitas agar mendukung imun tubuh bekerja. Di sisi lain, kesehatannya dapat dijaga dengan rutin menggunakan sabun antibakterial sesuai petunjuk kesehatan secara umum. 

Penggunaan masker dapat digunakan jika anak atau orangtua terpaksa pergi ke luar. Jagalah kebersihan masker dengan menganti pemakaian masker dan mencucinya secara berkala.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

www.freepressjournal.in membersihkan rumah

Selain kesehatan tubuh, menjaga kesehatan lingkungan rumah atau panti tak kalah pentingnya. Mungkin orangtua dan anak telah membatasi diri untuk berpergian ke luar, namun jika lingkungan di dalam rumah kotor, tidak menutup kemungkinan berbagai virus dan bakteri berada di sana.

Lingkungan yang steril dan bersih menghindarkan para penghuni rumah atau panti dari bahaya pandemi ini. Apalagi mengingat kondisi anak yang rentan, kebersihan lingkungan perlu dijaga dengan baik dan steril.

6. Tetap dampingi anak penyandang disabilitas

cviga.org

Pendampingan secara sosial perlu tetap diberikan bagi anak-anak penyandang disabilitas. Termasuk membantunya dalam menyesuaikan diri beraktivitas di rumah, seperti membantunya dalam menyiapkan sekolah online di rumah. 

Melakukan beberapa kegiatan bersama anak merupakan salah satu bentuk pendampingan yang tepat. Ini membantunya menghalau rasa khawatir terhadap pandemi dan membuatnya nyaman untuk beraktivitas di rumah.

7. Lakukan berbagai kegiatan di rumah

hiplatina.com

Berada di rumah atau di panti dapat tetap menjadi menyenangkan dan tidak membosankan kita orangtua dan anak menghabiskan waktu yang ada mengerjakan berbagai kegiatan yang menyenangkan. 

Anak-anak dapat menghabiskan waktu untuk membantu membersihan lingkungan sekitar. Ini merupakan tindakan yang bermanfaat.

Kegiatan yang mengasah kemampuan anak juga dapat dilakukan. Ketika mereka melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan, waktu-waktu di rumah atau panti tidak akan terasa membosankan.

8. Batasi keluar masuk rumah

Berdasarkan protokol yang dikeluarkan pemerintah, sebaiknya anak penyandang disabilitas pergi ke luar rumah terlebih dahulu selama pandemi Covid-19. Pergi ke luar rumah menambah risiko mereka terpapar virus satu ini.Terutama berpergian ke wilayah yang tergolong sebagai zona merah.

Selain membatasi anak keluar rumah, orangtua juga perlu membatasi siapa yang akan datang dan melakukan kontak dengan anak-anak. Termasuk membatasi tamu yang akan berkunjung. Jika itu tidak begitu penting, sebaiknya orangtua menunda kedatangannya hingga kondisi ini membaik. 

9. Perjuangan nyata Lia dan Diva bertahan menghadapi Covid-19

Dok. KPPPA

Sebagai penutup panduan dalam menjaga anak penyandang disabilitas, ada sebuah kisah inspiratif bagi orangtua dan anak selama berada di rumah. Inilah kisah perjuangan nyata Lia Octoratrisna, orangtua anak penyandang disabilitas ketika anaknya terpapar Covid-19 pada bulan April yang lalu. 

Anak dari Lia, yaitu Diva berjuang melawan Covid-19 dengan kondisinya yang mengalami Seckel Syndrome. Ini merupakan disabilitas bawaan yang diakibatkan oleh kelainan genetik yang termasuk jenis disabilitas fisik dan intelektual. 

Selama mendampingi putrinya, Diva sendiri tidak dapat mengenakan masker. Untuk itu, Lia selalu mengenakan masker ketika mendampingi Diva.

Selama itu, Lia selalu menjaga jarak dan kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas bersama putrinya. Ia melarang dirinya dan Diva untuk keluar rumah. Lia hanya keluar untuk menerima pengiriman melalui aplikasi antar online. 

Dari pengalamannya tersebut, Lia menyarankan agar orangtua mau senantiasa mendampingi anak dengan kondisi disabilitas di masa ini. Orangtua tidak perlu panik, namun tetap waspada dan mengikuti semua protokol kesehatan yang ada.

Baca juga:

The Latest