TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

9 Dampak Berbahaya Jika Anak Sering Makan Pedas Secara Berlebihan

Tanda-tanda kapan anak harus berhenti makan pedas

Freepik/Dwiputras

Setiap anak memiliki seleranya sendiri dalam memilih makanan, tak jarang beberapa remaja suka mengonsumsi makanan pedas. Hingga saat ini banyak tempat makan yang menyediakan menu makanan dengan tingkat pedas yang bervariasi.

Pedas yang anak rasakan merupakan suatu sensasi yang muncul akibat zat kimia yang bernama Capsaicin. Jika dikonsumsi secara tepat, makanan pedas bisa memberikan manfaat untuk tubuh. Namun jika dikonsumsi terlalu sering, makanan pedas dengan porsi berlebihan bisa berbahaya bagi tubuh.

Kali ini Popmama.com akan membahas apa saja tanda yang membuat anak harus stop mengonsumsi makanan pedas. Cari tahu informasi selengkapnya tentang dampak makan pedas berlebihan di bawah ini!

1. Anak mulai mengalami mulas

Freepik/Kwanchaichaiudom

Mulas terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke saluran makanan di tubuh anak, yang akhirnya menyebabkan rasa terbakar di dada.

"Paprika pedas, kari pedas, dan makanan pedas lainnya memicu refluks cairan lambung ke esofagus, yang menyebabkan mulas," kata Dr. Janette Nesheiwat, MD, yang dilansir dari INSIDER.

Ditambah lagi, banyak makanan pedas mengandung senyawa capsaicin, yang memperlambat laju pencernaan anak. Oleh karena itu, makanan pedas akan bertahan lebih lama di perut anak, yang meningkatkan risiko mulas.

2. Timbul jerawat

Freepik/Mayakruchankova

Jika anak menyentuh mata secara tidak sengaja setelah makan makanan pedas, ia pasti tahu seberapa kuat rasa panas terbakarnya. Bahan masakan, saus, dan hidangan pedas dapat menyebabkan iritasi kulit yang serius dan juga dapat menyebabkan peradangan pada kondisi kulit yang sudah ada.

Dilansir dari INSIDER, secara khusus efek samping yang mungkin dialami dari makan makanan pedas dapat meningkatkan kemungkinan munculnya jerawat.

Usai menyantap makanan pedas, suhu tubuh naik dan menghasilkan keringat yang memicu pelepasan minyak di kulit. Kotoran dan bakteri terperangkap oleh minyak tersebut, memperburuk kondisi kulit seperti jerawat.

"Makanan pedas dapat menyebabkan orang berjerawat; Ketika makanan pedas menciptakan peradangan di usus, dari sakit perut, refluks asam, atau gejala lainnya, terkadang peradangan ini juga terlihat pada kulit dengan kemerahan, jerawat, atau bahkan eksim" kata Rebecca Tung, dokter kulit di La Grange Park, Illinois, yang dikutip dari wawancaranya bersama Allure.

3. Mengalami diare

Freepik/jcomp

Diare bisa disebabkan oleh makanan yang mengandung minyak, stimulan, bahan buatan, dan rempah-rempah. Faktanya, bumbu pedas adalah salah satu sumber diare akibat makanan yang paling umum.

Capsaicin dalam beberapa makanan pedas dapat mengiritasi lapisan lambung atau usus, yang mungkin memiliki efek pencahar pada beberapa remaja, karena makanan tersebut masuk melalui sistem pencernaannya.

4. Mengeluarkan gas yang berbau tak sedap dari mulut

Freepik

Bawang dan bawang putih adalah beberapa penyebab bau mulut yang sudah banyak diketahui, tetapi makanan pedas juga bisa menjadi penyebabnya.

Sebagian besar masalah pencernaan yang ditimbulkan oleh hidangan pedas.

Saat anak mengalami mulas, isi perutnya naik kembali ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan keluarnya gas yang berbau tidak sedap dari mulut anak.

5. Sulit tidur hingga insomnia

Freepik/Ulkas

Karena makanan pedas diketahui menyebabkan mulas, kondisi ini bisa bertambah parah ketika anak mencoba untuk tidur. Berbaring memudahkan asam di perut mengalir kembali, dan membakar lapisan esofagusnya.

Karena itu, rasa tidak nyaman akibat mulas bisa membuat anak sulit tidur dan akhirnya harus begadang.

Untuk menghindarinya, usahakan untuk tidak makan makanan pedas terlalu larut malam, dan jangan duduk terlalu lama setelahnya. Namun anak harus berdiri dan menghabiskan waktu sejenak untuk berjalan-jalan jika memungkinkan.

6. Suara menjadi serak atau hilang

Freepik

Mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan pita suara anak terganggu, yang akhirnya membuat suara anak menjadi lebih serak bahkan suara hilang. Selain mengiritasi tenggorokan dan pita suara, makanan pedas bahkan bisa lebih merusak karena dapat memicu refluks asam.

7. Mengurangi napsu makan

Freepik

Dilansir dari INSIDER, beberapa penelitian menemukan bahwa makanan pedas dapat menurunkan nafsu makan. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang merasa lebih puas setelah mengonsumsi makanan panas dan mengonsumsi lebih sedikit lemak.

Meskipun menahan nafsu makan tampaknya merupakan cara mudah untuk menurunkan berat badan remaja agar menjadi ideal, tetap tidak disarankan untuk makan makanan pedas setiap hari. Jika anak melakukannya secara berlebihan, kehilangan nafsu makan bisa menjadi masalah yang jauh lebih serius.

8. Gastritis atau lapisan lambung yang meradang

Freepik

Gastritis terjadi ketika lapisan lambung meradang, dan hal ini bisa disebabkan ketika anak mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan. Jika kebiasaan ini diteruskan, anak berisiko mengalami gastritis akut, yang berarti datangnya tiba-tiba dan bersifat sementara.

Gejala gastritis berupa mual, muntah, dan perasaan kenyang di perut bagian atas setelah makan. Untuk menghindari risiko gastritis akut pada perut anak, cobalah untuk mengurangi jumlah porsi makanan pedas yang anak konsumsi.

9. Keringat berlebih

Freepik

Berkeringat setelah makan makanan pedas adalah respons yang wajar, jadi jangan khawatir. Bagaimanapun, ini adalah cara tubuh untuk mencoba mendinginkan suhu tubuh anak. Capsaicin dalam makanan pedas mengirimkan sinyal ke otak anak yang mengatakan bahwa Anda kepanasan.

Jika anak ingin melawan atau mengurangi efek capsaicin, ia bisa mencoba minum susu. Faktanya, minum atau makan produk susu apa pun bersama dengan makanan pedas bisa menenangkan dan mendinginkan perut.

Nah itulah beberapa dampak makan pedas berlebihan. Hati-hati jika anak terlalu sering atau terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, bisa bahaya lho. Makanan pedas memang bisa memberikan manfaat, tapi jika dikonsumsi secara berlebihan, bisa menjadi bumerang yang membahayakan kesehatan anak.

Baca juga:

The Latest