TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Selamatkan Masa Depan Anak Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

Berbagai permasalahan yang dihadapi anak perlu segera ditangani

Pexels/Ketut Subiyanto

Masih mewabahnya Covid-19 membuat Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (UNICEF) menilai kondisi ini akan memberikan dampak jangka panjang terhadap keselamatan, kesejahteraan, dan masa depan anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Jika tidak segera diambil tindakan, maka kondisi pandemi yang belum kunjung usai ini akan menganggu masa depan anak Indonesia. Lebih dari 82% pelajar atau 1.54 miliar anak di seluruh dunia tidak bisa pergi ke sekolah karena kondisi yang masih tidak memungkinkan akibat Covid-19.

Pandemi Covid-19 juga memberikan dampak signifikan yang terjadi pada anak-anak, seperti salah satunya kehilangan pengasuhan orangtua.

Ditemui dalam konferensi pers Kolaborasi SOS Children’s Villages dan Merck Family Foundation secara virtual pada Rabu (21/4), Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia menyebutkan:

"Sebagai organisasi nirlaba yang memberikan pengasuhan alternatif berbasis keluarga untuk anak-anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orangtua, kami ingin memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk bertumbuh dan mengembangkan diri mereka menuju kemandirian."

Lebih lanjut, Popmama.com telah merangkum langkah yang bisa dilakukan dalam menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia di tengah kondisi pandemi Covid-19. 

1. Rekomendasi yang diberikan UNICEF

Unicef.org

Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada kinerja gizi, pendidikan, dan perlindungan anak. Untuk itu, UNICEF memberikan beberapa rekomendasi agar pandemi ini tak sebabkan kerugian jangka panjang pada masa depan anak-anak Indonesia. 

Berikut diantaranya:

  1. Dukung keluarga dalam memenuhi kebutuhan dalam mengasuk anak. Pemerintah diharapkan dapat melayani semua keluarga yang terdampak ekonomi karena pandemi.
  2. Dukung keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dengan memberikan sosialisasi panduan dan sarana pelayanan gizi yang optimal.
  3. Dukung anak agar tetap belajar. Meski saat ini sekolah masih belum dibuka, tetapi orangtua perlu mengawasi pembelajaran dan partisipasi anak melalui platform daring terkait pengajaran jarak jauh.
  4. Lindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan melalui dukungan kesehatan jiwa dan psikososial terhadap anak yang rentan. 
  5. Menyediakan pendanaan publik untuk anak. Pastikan alokasinya sudah sesuai dengan semestinya dalam rangka penanggulangan pandemi di sektor pendidikan dan pelayanan sosial.

2. Dukungan SOS Children's Villages untuk perkembangan anak Indonesia

Dok. SOS Children’s Villages

Selain dukungan pemerintah, beberapa organisasi nirlaba pun banyak memberikan dukungan guna memberikan pengasuhan alternatif di tengah pandemi. 

Seperti kerja sama yang dilakukan SOS Children’s Villages dengan Merck Family Foundation. Keduanya berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan anak-anak SOS Children’s Villages tidak hanya membantu anak bertahan melewati pandemi, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih cerah untuk mereka.

Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia menyebutkan, "Hal yang kami lakukan adalah memberi perhatian lebih terhadap pengasuhan berkualitas, akses terhadap pendidikan, dan juga jaminan kesehatan bagi anak-anak."

Ditemui dalam acara serupa, Walter Huber, Managing Director Merck Family Foundation menyebutkan hal serupa, "Ini sebagai bentuk inisiatif yang mempromosikan kesejahteraan anak dan keluarga di Indonesia, yang sejalan dengan aspirasi kami untuk memberikan hal baik dan berkontribusi kembali kepada masyarakat."

SOS Children’s Villages berkomitmen untuk memastikan semua hak-hak anak terpenuhi. Terutama anak-anak yang kehilangan pengasuhan akibat dampak pandemi ini. Merk Family Foundation memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak SOS senilai 105,600 Euro atau Rp 1,8 milliar rupiah selama dua tahun untuk memenuhi kebutuhan dasar, pemenuhan gizi dan kesehatan serta pengadaan sanitasi yang layak bagi anak-anak dan keluarga SOS di 8 lokasi di Indonesia.

3. Rekomendasi Save the Children untuk psikososial anak

Unsplash/Lucas Metz

Selain kehilangan pengasuhan akibat banyaknya orangtua yang terkena Covid-19, anak-anak di lingkungan keluarga yang tidak stabil juga rentan terdampak permasalahan mental.

Salah satunya terjadinya kekerasan yang dilakukan orangtua atau anggota keluarga lain akibat keputusasaannya terhadap Covid-19. Untuk itu, organisasi nirlaba lainnya yakni Save The Children mengimbau pemerintah untukmemprioritaskan dan berinvestasi di bidang kesehatan mental anak-anak yang terdampak Covid-19, terutama yang berasal dari keluarga menengah ke bawah.

Dilansir dari Covid19filantropi.id, berikut rekomendasi yang diberikan Save The Children untuk permasalahan mental anak:

  1. Semua anak mendapatkan akses layanan dukungan psikologis selama dan seusai program untuk tetap di rumah berlangsung.
  2. Sekolah, layanan sosial, dan pemerintah terus mengawasi dan memberikan pelayanan dukungan bagi anak-anak selama tinggal di rumah. Usaha ini diharapkan untuk terus dilanjutkan meskipun nantinya sekolah sudah dibuka kembali.
  3. Memberi dukungan kepada orangtua dan guru-guru agar dapat membimbing anak-anak untuk tetap melakukan aktivitas sehari-hari termasuk bermain, berolahraga, dan belajar, meskipun hanya dilakukan di rumah.
  4. Belajar mengenali setiap perubahan perilaku pada anak. Mulai dari anak yang merasa sedih, cemas berlebihan, kurang konsentrasi, susah tidur, dan lain-lain. Dengan begitu, diharapkan hal ini dapat diatasi sejak dini dan tak berkembang menjadi depresi.

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menyelematkan masa depan anak Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Diharapkan pada semua pihak dapat berkontribusi dalam menyejahterakan anak-anak meski terhalang kondisi yang tak menentu seperti saat ini.

Bagi Mama dan Papa diharapkan juga tetap semangat dalam memberikan pengasuhan terbaik di tengah pandemi ini ya!

Baca juga:

The Latest