TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Waspada! 6 Gangguan Ini Dapat Menghambat Perkembangan Anak

Gerak-gerik mencurigakan pada anak bisa saja menjadi salah satu tanda gangguan perkembangan

hindustantimes. com

Setiap orangtua pasti mengharapkan anaknya dapat lahir dan tumbuh dengan sempurna tanpa ada kurang satu apapun.

Meskipun memang terlahir normal, namun beberapa anak bisa saja mengalami gangguan perkembangan yang hanya bisa di deteksi sejak ia sudah mulai bisa berinteraksi, yaitu sekitar usia 4-5 tahun.

Jika pada usia tersebut si Kecil dapat berinteraksi dengan orang lain, maka bisa dipastikan ia normal dan tidak memiliki gangguan perkembangan.

Namun sebaliknya, jika ia memiliki kesulitan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, maka Mama patut mencurigai hal tersebut.

Pasalnya, jika dibiarkan begitu saja maka perkembangan si Kecil nantinya akan berjalan sangat lamban.

Mengetahui hal tersebut, sudah seharusnya Mama memberikan perhatian lebih pada mereka dengan cara menyekolahkan si Kecil di sekolah khusus.

Melalui sekolah tersebut, maka nantinya ia akan dibimbing untuk dapat berkembang sesuai dengan usianya.

Mengingat pentingnya mengenal gangguan perkembangan anak, berikut Popmama.com telah merangkum 6 gangguan yang perlu Mama waspadai!

1. Autisme

buzzfeednews.com

Gangguan spektrum autisme (GSA) adalah kelainan otak yang berdampak pada kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak.

Gejala autisme biasanya muncul di awal masa kanak-kanak.

Para penderita GSA tidak mampu mengembangkan hubungan emosional dengan orang lain di sekitar mereka.

Tak hanya itu, anak penderita autisme juga memiliki kemampuan yang lemah untuk mengekspresikan diri sendiri dalam percakapan.  

Anak-anak penderita gangguan spektrum autisme pun memiliki kemampuan komunikasi nonverbal yang lemah, seperti gestur, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata.

Karenanya, mereka kesulitan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka dengan orang lain. 

Maka dari itu, mereka akan mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan, karena mereka tidak mampu memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.

Perilaku para penderita autisme juga sedikit lebih unik dari anak-anak pada umumnya.

Mereka cenderung melakukan gerakan berulang seperti berputar-putar, mengayunkan tubuh, atau membenturkan kepala.

Selain itu, kelima indra pengidap autisme biasanya lebih sensitif.

Mereka mungkin tidak kuat melihat cahaya silau, suara yang terlalu bising, sentuhan yang kasar, bau yang menyengat, atau rasa makanan yang terlalu tajam. 

Penyebab terjadinya hal tersebut hingga kini belum dapat ditentukan dengan pasti, namun keturunan autisme dalam keluarga, masalah otak, jenis kelamin anak, atau usia orangtua ketika anak lahir dapat memicu munculnya autisme. 

2. Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)

sunfood.com.au

Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan pada anak yang sifatnya kronis dan paling sering terjadi. 

Memiliki ADHD berarti otak tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Gangguan ini biasanya muncul selama masa kanak-kanak dan bertahan hingga masa dewasa.

Pada beberapa anak, gejala bisa tampak di usia 3-4 tahun. Anak-anak penderita ADHD akan menunjukkan tanda-tanda seperti terlalu banyak bicara, sulit untuk mengatur aktivitas, sulit untuk tetap fokus, lupa untuk melakukan hal-hal tertentu, tidak sabar menunggu gilirannya, sering melamun, 
sering kehilangan barang, berlarian di saat yang tidak tepat, lebih suka menyendiri, sulit diberi tahu atau mengikuti arahan dari orang lain, sulit untuk bermain dengan tenang.

Penyebab ADHD sendiri pun bermacam-macam, mulai dari cedera otak, keturunan, berat lahir yang ringan, penggunaan alkohol dan kebiasaan merokok selama kehamilan, kelahiran prematur, dan paparan terhadap polusi atau zat-zat berbahaya saat hamil dapat memicu ADHD pada anak. 

3. Gangguan kecemasan

parenting4tomorrow.blogspot.com

Gangguan kecemasan menyebabkan anak memiliki rasa takut yang yang berlebihan pada hal-hal yang tidak lazim. 

Anak juga mungkin selalu merasa cemas dan tertekan pada situasi normal.

Anak-anak penderita gangguan kecemasan bisa mengalami ketakutan yang begitu dahsyat, yang tiba-tiba muncul tanpa peringatan. 

Contoh gangguan pada anak adalah gangguan obsesif-kompulsif di mana orang terus mengalami pemikiran dan perilaku yang seolah terobsesi dan mereka tidak dapat berhenti.

4. Gangguan bipolar

homeremy.com

Gangguan bipolar, atau penyakit mania-depresi, adalah kelainan otak yang menyebabkan perubahan mood dan pergeseran yang tidak lazim pada tingkat energi dan aktivitas. 

Ada empat jenis gangguan bipolar, termasuk gangguan bipolar I, gangguan bipolar II, gangguan sikloptik (siklotimia), dan gangguan bipolar lainnya yang terkait baik secara spesifik maupun tidak.

Anak-anak yang mengalami episode mania bisa merasa sangat “melayang,” memiliki banyak energi, dan mereka bisa menjadi lebih aktif daripada biasanya. 

Anak-anak yang mengalami episode depresi bisa merasa sangat “terpuruk,” tidak atau hanya memiliki sedikit energi, dan mereka bisa menjadi tidak aktif. 

Anak-anak yang memiliki kombinasi dari kedua sifat ini mengalami kedua gejala, baik episode mania dan episode depresi.

Penyebab terjadinya gangguan bipolar pada anak adalah struktur otak yang kurang sempurna, kelainan genetik, dan riwayat kesehatan keluarga.

5. Central auditory processing disorder (CAPD)

childrensministry.com

Central auditory processing disorder (CAPD), disebut juga gangguan proses auditori (CAPD), adalah masalah pendengaran yang timbul saat otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. CAPD dapat mengenai orang di segala usia, tetapi biasanya dimulai pada masa kanak-kanak.

Anak-anak penderita CAPD akan mengalami kesulitan merespon terhadap suara, menikmati musik, memahami percakapan, mengingat petunjuk yang diberikan, berkonsentrasi, dan membaca serta mengeja.

CAPD bisa terjadi setelah masalah pendengaran yang berkepanjangan, atau kerusakan pada otak seperti cedera kepala, tumor otak, atau stroke. CAPD juga bisa diturunkan dalam keluarga.

6. Cerebral palsy

stemcellshealthcare.com

Cerebral palsy adalah kondisi dimana anak-anak memiliki kesulitan untuk bergerak dan mempertahankan keseimbangan dan postur.

Gejala cerebral palsy biasanya muncul selama masa taman kanak-kanak atau balita yaitu sekitar umur 4-5 tahun. 

Anak-anak bisa mengalami kekurangan koordinasi otot, kekakuan otot, gerakan yang lambat, sulit berjalan, keterlambatan perkembangan kemampuan berbicara dan sulit bicara, kejang, dan sulit makan.

Gangguan pada anak yang sifatnya serius ini bisa disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak saat masih dalam masa perkembangan.

Anak-anak penderita cerebral palsy membutuhan perawatan jangka panjang. Obat-obatan dan terapi digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan fungsional mereka, meredakan nyeri, dan mencegah komplikasi.

Nah, itulah keenam gangguan yang dapat terjadi pada anak dan berpotensi menghambat perkembangan anak.

Sebelum terlambat menangani kondisi si Kecil, maka sebaiknya perhatikan setiap tumbuh kembangnya dengan detail ya, Ma!

Baca juga:

The Latest