TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Virus PMK di Hewan Ternak Tidak Bisa Menular ke Manusia, Benarkah?

Merebus daging hewan ternak dalam air mendidih selama 30 menit bisa bantu cegah virus PMK

Pexels/Leah Kelley

Setelah subvarian baru dari virus corona yang meresahkan, penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tengah menjadi kekhawatiran baru di kalangan masyarakat. Virus PMK ini pertama kali ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur.

Kasus pertama terjadi di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022. Kemudian, kasus ini telah mengalami peningkatan dua kali lipat setiap harinya.

Wabah penyakit PMK atau dikenal juga dengan Foot and Mouth Disease ditemukan telah menjangkit hewan ternak sapi di sejumlah wilayah Indonesia. Mulai dari Aceh, Jawa Timur, dan juga Jawa Tengah.

Tidak hanya sapi, penyakit ini juga rentan menulari hewan ternak lain, seperti kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba, dan babi. Virus PMK sendiri biasanya menyerang beberapa bagian tubuh hewan, seperti mulut dan kuku dari hewan ternak.

Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi lengkap mengenai virus PMK di hewan ternak.

Yuk, simak penjelasannya sebagai sebuah pengetahuan baru!

1. Hoaks mengenai virus PMK yang dapat menular ke manusia

Pexels/Min An

Simpang siur mengenai informasi virus PMK di hewan ternak masih beredar di kalangan masyarakat. Bahkan beberapa informasi juga mengatakan bahwa makan daging sapi terinfeksi virus PMK berbahaya karena dapat menular ke manusia.

Namun Mama tidak perlu khawatir, informasi tersebut merupakan hoaks. Hal ini telah dibagikan oleh seorang dokter hewan dan ahli kesehatan masyarakat, Dr. drh. Denny Widaya Lukman, MSi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @dwl4fb.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) menjelaskan bahwa virus PMK tidak dapat menular ke manusia dan tidak menjadi risiko bagi kesehatan masyarakat.

Pernyataan ini juga diperkuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) di Uni Eropa, Pusat.

2. Meski aman bagi manusia, namun virus PMK dapat menyebar dengan mudah dan cepat ke hewan ternak lain

Pexels/Min AN

Meskipun relatif aman untuk manusia, namun virus penyebab PMK ini dapat menyebar dengan mudah dan cepat ke hewan ternak lain. Oleh sebab itu, penyembelihan sapi atau hewan ternak yang terinfeksi harus dilakukan secara terpisah. Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah preventif penyebaran virus.

Selain penyembelihan hewan ternak yang terpisah, penanganan limbahnya juga perlu dilakukan dengan cermat guna mengurangi risiko pencemaran virus di lingkungan.

3. Daging sapi dapat direbus dalam air mendidih 30 menit untuk cegah virus PMK

Pexels/Magda Ehlers

Berdasarkan surat edaran Menteri Pertanian tentang pemotongan hewan di daerah wabah atau tertular PMK telah mengatur, supaya bagian-bagian tubuh sapi potong tersebut dapat direbus dalam air mendidih. Daging perlu direbus minimum 30 menit untuk mencegah virus PMK.

Perlu diketahui bahwa ada beberapa bagian tubuh sapi potong yang kerap ditemukan virus PMK, yaitu kepala, kaki daerah kuku, jeroan, tilang, dan buntut. Dengan merebus daging sapi dan hewan ternak ini juga dapat mencegah pencemaran lingkungan yang rentan tertular hewan ternak lainnya.

“Sekali lagi, virus PMK TIDAK MENULAR KE ORANG!!! Daging dan susu dari hewan yang sakit karena PMK TIDAK MENYEBABKAN ORANG SAKIT,” tambah Denny Widaya Lukman, Rabu (15/6/2022).

4. Daging yang sehat hanya berasal dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

Pixabay/Hariest

Daging menjadi salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Terdapat banyak jenis masakan khas Indonesia yang menggunakan daging. Tak heran jika permintaan daging sapi potong juga kerap meningkat di lingkungan masyarakat. 

Dalam hal ini, Denny juga menjelaskan bawah daging yang aman dan sehat hanya berasal dari rumah potong hewan (RPH). RPH sendiri merupakan tahapan kritis dan esensial dalam rantai penyediaan daging yang aman serta sehat.

5. Tidak semua RPH di Indonesia memenuhi syarat

Pexels/Jimmy Chan

Namun sayangnya, masih banyak RPH di Indonesia yang belum memiliki syarat teknis kesehatan. Meskipun Undang-Undang telah mengamanatkan, setiap Kabupaten/Kota wajib memiliki RPH dan wajib memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

Denny menjelaskan bahwa sebagian besar RPH untuk sapi di Indonesia sendiri dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Bahkan umumnya memiliki kondisi serta tidak ada perbaikan praktik yang signifikan sejak zaman kolonial Belanda lalu.

“Dengan munculnya penyakit-penyakit hewan, RPH sudah wajib dibenahi sebagai salah satu tahap dalam pengendalian dan pencegahan penyakit hewan dan zoonosis,” saran Denny.

Demikian penjelasan lengkap mengenai virus PMK yang terdapat dalam daging sapi. Sebagai langkah preventif, Mama di rumah dapat merebus daging sapi dalam air mendidih selam 30 menit sebelum memasaknya, ya. 

Baca juga: 

The Latest