TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Banyaknya Curhatan Gen Z yang Kena Diabetes di Usia Muda

Selain itu, ada juga yang kena asam urat

Freepik/freepik

Penyakit kini seakan tidak mengenal umur. Penyakit yang identik dengan orang berumur 40 tahun ke atas kini menjangkiti para remaja dan anak muda. 

Beberapa penyakit seperti asam urat, diabetes, darah tinggi, dan jantung merupakan penyakit 'langganan' orang tua. Sayangnya, dengan perubahan gaya hidup, banyak anak muda yang juga telah terdiagnosa penyakit ini di usia yang masih cukup belia. 

Inilah beberapa curhatan para Gen Z yang mengidap penyakit orang tua di usia muda. Popmama.com juga akan menjabarkan kenapa mereka bisa mengalami hal tersebut. 

1. Curhatan para Gen Z tentang penyakitnya

Freepik/tirachardz

Sebuah akun Instagram bernama @pikology mengumpulkan potongan komentar mengenai para Gen Z yang bercerita bagaimana dirinya atau temannya yang sudah terkena penyakit serius. 

Ini dia ceritanya: 

@aancurkraimu : Aku umur 26 tapi udah 2 tahunan terakhir kena kolesterol. Awalnya nggak asam urat tapi sekarang asam urat mengikuti. Beberapa teman sepantaran juga udah pada konsumsi obat tiap makan bebek atau daging-daging. 

@bleeklu : Adik aku umur 25 tahun (didiagnosis sejak usia 19): Diabetes dan hipertensi. Cowok aku umur 27 tahun (diagnosis sejak usia 24): Hipertensi. Temennya cowok aku umur 27 tahun: Asam urat. 

@aga_thamc : Aku juga kaget seumurku yang 26 (tahun) ini pas medical check up banyak yang kena kolesterol, lemak hati, batu empedu, dll. 

@meonkoyengembul : Mirip temennya kakak aku, cewek dia. Dia rajin banget bahkan di kulkas selalu stok Frestea dan dia ga pernah minum air putih. Dia kena diabetes sama ginjal sampai harus HD.

@hanseloleh : Aku 23 (tahun) rematik, asam urat, kolesterol. 

2. Pola hidup Gen Z yang memiliki pengaruh besar

Pexels/Alexander Suhorucov

Selain bercerita mengenai diagnosa yang dialami mereka, Gen Z juga dikenal memiliki gaya hidup yang kurang seimbang. Efeknya, tentu saja ke kesehatan. 

Inilah curhatan mengenai gaya hidup para Gen Z: 

@jnftrwfy : Mungkin sekarang kita yang makan aneh-aneh gitu enak-enak aja, tapi kalo udah umur 40-an pasti baru terasa. Eh itu malah di umur 20-an udah pada ngerasain efeknya. 

@bellispperennis : Aku juga sering nemu pasien diabetes umur 30 kebawah. Pas ditanya pola makannya kebanyakan suka makan junk food, makanan instan, gak mau makan sayur, gak mau minum air putih. 

@milution : Sekadar sharing aja, aku rutin kontrol tusuk jarum (dokter) dan ini baru selesai karena empedu aku kena. Dan empedu kalau udah kena itu efeknya nyeri. Empedu bisa kena karena makanan yang berminyak, lemak, dan pedas. Aku juga sempat kena pengapuran dan itu karena makanan juga. 

@milfbun : Pas tahu gula itu bikin mood swing dan gampang tantrum, sudah berhenti order boba-bobaan. (Sekarang) minum paling 1-2 sekali. Berat badan turun 1-2 kg aja emang. Dan sudah ga craving lagi. Keluarga aku 2 turunan sebelum meninggal menderita gula basah.

3. Penyebab banyak anak muda terkena diabetes

Freepik/freepik

Dari laman Kemkes.go.id dijelaskan mengenai kenapa anak muda banyak yang terkena diabetes. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut. 

Beberapa di antaranya adalah karena: 

  • Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. 
  • Mengalami resistensi insulin. Hal init terkait dengan obesitas, dimana sel tubuh menjadi resisten terhadap efek insulin. 
  • Pankreas tidak menghasilkan cukup insulin. 
  • Gaya hidup seperti pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, dan obesitas.
  • Kondisi medis lain seperti sindrom ovarium polikistik dapat meningkatkan risiko diabetes. 

4. Cara mencegah diabetes di usia dini

Unsplash/Towfiqu Barbhuiya

Masih ada waktu untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut. Mama yang memiliki anak bisa menjaga gaya hidup agar lebih sehat dan seimbang. 

Mama bisa memastikan menu mereka sarat akan serat sehat, rendah lemak, dan rendah gula. Pastikan juga anak-anak rutin melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari. 

Setiap anak bisa saja memiliki lemak, namun jangan sampai berlebih, apalagi lewat dari bantas ambang aman pertumbuhan anak. Jadi, pastikan untuk memantau indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. 

Juga, pastikan melakukan pemeriksaan rutin, terutama bagi anak-anak yang memiliki faktor risiko diabetes. 

Lebih baik menghindari dari mengobati, Ma. 

Baca juga:

The Latest