TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

5 Alasan Pentingnya Literasi Media Sosial Bagi Anak Remaja

Perhatikan anak mama dalam bersosial media, ya!

Bloomberg/Chris Ratcliffe

Memastikan keselamatan dan memahami batasan-batasan ketika beraktivitas di ranah online merupakan hal yang penting, terutama bagi remaja, sebab remaja sebagai generasi milenial adalah generasi yang melek akan teknologi.

Rendahnya literasi digital, membuat para remaja terpapar dengan berbagai risiko, seperti rentan terhadap informasi hoaks, mempertaruhkan keamanan data pribadi dengan menggunakan aplikasi yang tidak aman, kecanduan media sosial, melakukan atau menjadi korban perundungan (bullying), serta ketidakpahaman akan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi reputasi mereka di ranah online yang dapat memiliki konsekuensi di dunia nyata.

Namun disayangkan, ternyata banyak guru dan orangtua tidak memiliki pengetahuan memadai yang dapat membantu mereka dalam memandu remaja untuk menggunakan internet dengan bijak.

Untuk terlepas dari risiko yang sering terjadi pada anak remaja di sosial media, beri pengertian pada anak Mama untuk memperhatikan postingannya ya, Ma.

Yuk, simak 5 hal pentingnya literasi media sosial yang telah Popmama.com rangkum dibawah ini.

1. Pikirkan reaksi pembaca

Freepik/Freephoto

Ketika anak mama memutuskan untuk membuat dan membagikan sebuah postingan pada akun media sosialnya, perlu diingat bahwa hal tersebut akan menimbulkan reaksi dari pembaca atau orang yang ada dalam postingannya tersebut.

Jadi, berikan perhatian anak Mama dalam menggunakan media sosial, ya!

2. Cobalah berpikir kritis

Social Media Explorer

Dalam rilis Think Before You Share dimuat oleh Facebook dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), berpikir kritis yaitu proses yang dilakukan secara sadar untuk memaknai sekaligus melakukan evaluasi terhadap sebuah informasi berdasarkan pengalaman, keyakinan, serta kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri.

Ajak anak Mama untuk mencoba berpikir kritis guna membedakan infromasi yang benar atau tidak benar, relevan atau tidak relevan, serta fakta atau opini.

3. Menumbuhkan rasa empati

Social Media Explorer

Menumbuhkan rasa empati di media sosial bukanlah hal yang mudah, karena kita tidak bisa melihat langsung wujud fisik orang lain, serta tidak bisa menebak reaksi pembaca pada setiap postingan yang kita bagikan.

Oleh karenanya, selain berpikir kritis, hal lain yang perlu Mama perhatikan yaitu ajak anak untuk menumbuhkan rasa empati, sehingga ia dapat menegerti posisi orang lain sebelum membagikan postingannya.

4. Pikirkan dampak pada postingan

Freepik

Sebelum membagikan postingan, kita harus memikirkan dampak apa yang akan kita hadapi nantinya.

Seperti program yang dibuat Facebook dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yaitu Think Before You Share, kita harus memahami apakah postingan itu akan berdampak pada diri sendiri, pembaca atau orang yang ada dalam postingan tersebut.

Jadi, sebelum membagikan postingan kita, baca kembali terlebih dahulu ya! Apakah postingan itu memberikan informasi yang bermanfaat untuk orang lain, atau malah menimbulkan dampak negatif untuk diri sendiri atau orang yang membaca.

5. Hindari membagikan hal yang bersifat pribadi

Intrigue.ie

Pemerhati komunikasi dari Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Jakarta, Dr Rajab Ritonga, mengatakan masyarakat Indonesia cenderung mudah mengumbar hal yang bersifat pribadi di media sosial.

Padahal idealnya yang perlu dibagikan kepada teman-teman di media sosial bukanlah hal yang bersifat pribadi, melainkan yang sifatnya informatif, pendidikan, dan kemanusiaan.

Indonesia butuh proses untuk memahami bahwa media sosial bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk edukasi. Maka disini pemerintah sangat berperan penting dalam memberikan literasi media sosial pada masyarakat, khususnya remaja.

Nah, berikut adalah 5 pentingnya literasi media sosial yang dapat Mama pahami dan terapkan kepada anak Mama. Agar ia terhindar dari risiko yang sering terjadi di sosial media, yuk perhatikan hal-hal seperti diatas ya, Ma!

Baca juga:

The Latest