TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Sambut Hari AIDS Sedunia Setiap 1 Desember, Apa Itu HIV/AIDS?

Peringati Hari AIDS Sedunia dengan cegah penyakit ini

Unsplash/Ehimetalor Akhere Unuabona

Hari AIDS diperingati setiap 1 Desember. Tujuannya untuk memberikan dukungan terhadap mereka yang terkena dampak HIV dan untuk mengenang mereka yang kehilangan nyawa karena AIDS.

Data dari UNAIDS mencatat, sebanyak 1,3 juta orang di dunia baru terinfeksi HIV pada tahun 2022, sementara orang-orang yang hidup dengan HIV menyentuh angka 39 juta pada tahun 2022. 

Simak informasi lengkapnya yang telah Popmama.com rangkum seputar sambut Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember, apa itu HIV/AIDS?

1. Apa itu HIV/AIDS?

Unsplash/Towfiqu Barbhuiya

HIV dan AIDS pada umumya berbeda. Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. 

Jika HIV ini tidak diobati, maka dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Nyatanya, tubuh manusia tidak dapat menghilangkan HIV sepenuhnya dan tidak ada obat HIV yang efektif.

Sehingga, begitu kamu mengidap HIV, penyakit tersebut akan ada seumur hidup. Tapi kini, telah tersedia pengobatan efektif untuk HIV yang bernama antiretroviral therapy atau ART.

Jika diminum sesuai resep, obat HIV dapat mengurangi jumlah HIV dalam darah ke tingkat yang sangat rendah. Dengan begitu, menekan virus HIV tersebut berkembang. 

2. Tema Hari AIDS Sedunia tahun 2023

Unsplash/Ilya Chunin

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap 1 Desember. Setiap tahunnya juga, terdapat tema spesifik yang dibahas dalam kampanye menghadapi penyakit ini.

Melansir UNAIDS, Hari AIDS Sedunia mengambil tema "Let Communities Leads" yang bermakna dunia dapat mengakhiri AIDS dengan komunitas yang memimpin. 

Komunitas dapat membantu masyarakat mengakses layanan kesehatan publik, membangun kepercayaan, berinovasi, memastikan kebijakan dan layanan berjalan baik, serta menjaga penyedia layanan tetap bertanggung jawab.

UNAIDS menyebut Hari AIDS Sedunia tahun 2023 akan menyoroti upaya untuk mengeluarkan seluruh potensi kepemimpinan masyarakat guna mengakhiri AIDS dengan:

  • Peran kepemimpinan masyarakat perlu dijadikan inti dalam semua rencana dan program HIV dan dalam perumusan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
  • Peran kepemimpinan masyarakat perlu didanai sepenuhnya dan dapat diandalkan untuk memungkinkan peningkatan yang diperlukan, serta didukung dan diberi imbalan yang layak.
  • Hambatan terhadap peran kepemimpinan masyarakat perlu dihilangkan. Diperlukan lingkungan peraturan yang mendukung peran masyarakat dalam penyediaan layanan HIV, memastikan ruang bagi masyarakat sipil, dan melindungi hak asasi manusia semua orang, termasuk komunitas yang terpinggirkan, untuk memajukan respons HIV global. 

3. Peningkatan pengobatan HIV/AIDS di belahan dunia

Unsplash/Reproductive Health Supplies Coalition

UNAIDS mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk menggandeng kekuatan komunitas dalam upaya mengakhiri AIDS. Menurut laporan UNAIDS, targetnya adalah mengakhiri penyakit AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Melalui kampanye masyarakat, akses terhadap obat-obatan HIV generik dapat diperluas, sehingga biaya pengobatan dapat turun drastis dari US$ 25.000 per orang per tahun pada tahun 1995 menjadi kurang dari US$ 70 di banyak negara yang paling terdampak HIV saat ini.

Contohnya, di Nigeria, organisasi berbasis komunitas telah berhasil meningkatkan akses terhadap pengobatan HIV sebesar 64 persen.

Di Tiongkok, organisasi komunitas telah menciptakan aplikasi yang menghubungkan masyarakat dengan tes mandiri, yang berkontribusi pada peningkatan tes HIV lebih dari empat kali lipat di seluruh negeri antara tahun 2009 hingga 2020.

4. Kasus HIV di Indonesia

Unsplash/Sam Moghadam Khamseh

Sayangnya, jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia meningkat pada tahun 2023. Menurut Kementerian Kesehatan, 35 persen dari mereka yang terinfeksi HIV adalah ibu rumah tangga.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kasus HIV pada kelompok lain seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (hubungan intim antar laki-laki). Ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV memiliki risiko tinggi untuk menularkan virus kepada anak mereka.

Penularan dapat terjadi selama kehamilan, proses kelahiran, atau saat menyusui. Penularan HIV dari ibu ke anak menyumbang sekitar 20 hingga 45 persen dari seluruh penularan HIV, seperti melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah yang tidak aman.

Akibatnya, sekitar 45 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan terinfeksi HIV dan membawa status HIV positif sepanjang hidupnya. Ini tentunya sangat menyedihkan mengingat HIV belum dapat disembuhkan sepenuhnya.

5. Pentingnya keikutsertaan masyarakat

Unsplash/Jon Tyson

Komunitas berperan penting dalam pemberian layanan HIV. Namun UNAIDS mencatat, pendanaan untuk HIV pada tahun 2021 hanya mencapai 20 persen, menurun dari 31 persen pada tahun 2012, yang sebelumnya disalurkan melalui organisasi masyarakat sipil.

“Pada saat ini, tindakan yang dipimpin oleh masyarakat merupakan tindakan penanggulangan yang paling penting dalam respons terhadap AIDS," kata Solange Baptiste, Eksekutif Direktur di International Treatment Preparedness Coalition.

"Namun, yang mengejutkan, hal ini tidak menjadi landasan rencana, agenda, strategi, atau mekanisme pendanaan global untuk meningkatkan kesiapsiagaan pandemi dan kesehatan bagi semua. Ini saatnya untuk mengubah hal itu," sambungnya.

Setiap menit, satu nyawa hilang karena AIDS. Setiap minggu, 4000 anak perempuan dan perempuan muda terkena HIV.

Dari 39 juta orang yang hidup dengan HIV, 9,2 juta orang tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa mereka.

Nah, itu dia informasi seputar sambut Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember, apa itu HIV/AIDS? Semoga bermanfaat.

Baca juga:

The Latest