TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dampak Corona, Ibu 4 Anak di Serang Tewas karena Tekanan Psikologis

Yuli sebelumnya mengeluhkan belum makan selama dua hari

Pexels/Anna Shvets

Ditengah pandemi virus corona yang melanda Indonesia, seorang Ibu Rumah Tangga meninggal dunia karena tekanan psikologis akibat dampak virus corona yang menimpanya.

Ia meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Singandaru, Kota Serang, Senin sore pada Senin (20/4/2020) lalu. 

Sebelumnya, Yuli Nuramelia (43) warga Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Banten diketahui meninggal dunia karena sudah dua hari kelaparan dan tak mampu membeli beras. 

Keluarga menduga bahwa Almarhumah banyak pikiran atau tekanan psikologis akibat dampak virus corona yang tengah membelit keluarganya.

Bagaimana kronologi meninggalnya ibu dari empat orang anak ini? Cek informasi yang telah Popmama.com rangkum berikut ini. 

1. Yuli alami kesulitan karena dampak virus corona

Freepik/suksao

Penyebab Yuli meninggal dunia, sebelumnya disebabkan karena menahan lapar dengan hanya minum air galon isi ulang selama dua hari. 

Ia menahan lapar karena tidak ada pemasukan akibat wabah virus corona. 

Warga sekitar menguatkan bahwa kondisi almarhumah sangat memprihatinkan.

Warga sekitar sempat memberikan roti, dan anak-anaknya sangat lahap saat memakannya. Tetangganya begitu terkejut saat mendengar kabar bahwa Yuli telah tiada. 

2. Berhenti bekerja sebagai pemulung karena terdampak pandemi virus corona

Freepik/Jcomp

Yuli dan Suami, Mohamad Holik (49) bekerja sebagai pemungut barang rongsok terpaksa harus berhenti bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan karena lapak pembeli barang bekasnya tutup karena terdampak Covid-19. 

Sehari-hari, penghasilan suaminya hanya Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu perhari. 

Selain suami, anak Yuli yang paling besar juga bekerja sebagai buruh harus terpaksa dirumahkan karena tempanya bekerja tutup semejak Covid-19 mewabah di Indonesia. 

3. Menjadi sorotan, keluarga Yuli sempat mendapatkan bantuan

Freepik

Keluarga Yuli, harus menahan lapar dari mulai suami hingga anaknya yang masih bayi. Mereka hanya minum air galon isi ulang. 

Setelah keluarganya mendapatkan sorotan, ia mendapatkan bantuan dari warga, pemerintah setempat, dan relawan.

4. Pihak pemerintah Kota Banten mengatakan Yuli meninggal bukan karena kelaparan

Freepik/tirachard

Saat ditemui di rumah duka, Lurah Lontar Baru, Dedi Sudradjat mengatakan bahwa ia tidak meyakini bahwa Ibu Yuli meninggal karena tidak makan selama dua hari.
 
"Dua hari nggak makan saya sendiri nggak percaya juga yah. Karena saya dapat informasi beliau masih makan. Pihak Puskesmas bilang meninggal di jalan. Bukan juga (meninggal) karena kelaparan," kata Dedi. 

5. Bedasarkan diagnosa, Yuli meninggal karena serangan jantung

Dok. Kompas TV

Dilansir dari siaran Kompas TV, Pihak Camat Serang, TB Yasin membantah almarhumah meninggal karena kelaparan. 

TB Yasin mengatakan bahwa pemerintah sudah datang dan menegok keluarga almarhumah serta memberikan bantuan. 

Menurut Jubir covid-19 Kota Serang, meninggalnya Yuli akibat serangan jantung, bukan karena kelaparan.

Berdasarkan diagnosis dokter yang melakukan pemeriksaan sementara, Yuli meninggal karena serangan jantung, meski tidak memiliki riwayat sakit jantung.

Pihak Pemkot Serang masih menunggu hasil visum almarhumah Yuli. 

Keluarga menduga bahwa Almarhumah banyak pikiran atau tekanan psikologis akibat dampak virus corona yang tengah membelit keluarganya.

Kesulitan yang dialami keluarga Yuli menjadi potret bahwa pandemi virus corona telah membuat banyak warga kesulitan. 

Bantuan dari pemerintah dan relawan menjadi sangat penting disebarkan secara meluas agar semua warga yang mengalami kesulitan bisa tetap bisa bertahan hidup ditengah pandemi. 

Baca juga:

The Latest