TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Covid-19 Varian Delta Tularkan Virus 2 Hari sebelum Gejala, Hati-Hati!

Menurut peneliti fakta ini bisa menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia

Pexels/pavel-danilyuk

Menurut studi terbaru yang dilansir Healthline, orang yang positif Covid-19 dengan varian Delta kemungkinan bisa menularkan virus kurang-lebih 2 hari sebelum ia memiliki gejala. 

Hal ini diketahui bisa menjadi penyebab utama yang mendorong lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara. 

Disebut sebagai  Presymptomatic transmission atau penularan tanpa gejala memang sudah ada di varian virus Covid-19 sebelumnya. 

Berikut Popmama.com rangkum sejumlah fakta Covid-19 varian Delta tularkan virus 2 hari sebelum gejala.

1. Virus varian Delta lebih menularkan banyak virus dari sebelumnya

Freepik/Prostooleh

Pada penelitian ini menunjukkan perbedaan rentang infeksi dari virus. Di mana varian sebelumnya hanya 0,8 hari sementara varian Delta sekitar 1,8 hari.

Hal itu berpengaruh pada seseorang yang terinfeksi virus Delta ini. Sebab, hampir tiga perempat infeksi virus Delta terjadi selama fase prematik.

"Varian Delta lebih menular karena individu yang terinfeksi membawa dan menumpahkan lebih banyak virus daripada varian sebelumnya," ujar dr. Stefen Ammon, direktur medis Gugus Tugas Covid-19 untuk Dispatch Health dari Healthline.

Diungkapkannya kalau varian Delta ini sama atau bahkan lebih menular daripada influenza musiman, polio, cacar, Ebola, dan flu burung, dan cacar air.

2. Mencegah Covid-19 varian Delta dengan vaksinasi

Freepik/kjpargeter

Saat ini varian Delta menjadi yang dominan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, varian ini menyumbang lebih dari 90 persen kasus Covid-19 di sana.

Sementara itu, keberadaan vaksin masih dinilai efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19 terhadap varian ini.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi yang tertular virus corona, yang disebut 'breakthrough infections'. Hal ini membuat tubuhnya memiliki 'viral load' lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi.

"Ketika vaksin Covid-19 pertama kali tersedia, kemampuannya sudah mampu untuk mencegah seseorang tertular segala bentuk Covid-19. Terlebih untuk mencegah orang tersebut memiliki asimtomatik parah dan pra-gejala," kata dr. Stefen Ammon.

Meski varian Delta mengembangkan berbagai perubahan, vaksinasi masih menjadi pilihan tepat untuk dilakukan.

Studi terbaru ini mendukung menunjukkan pentingnya mendapatkan vaksin Covid-19 untuk kesehatan pribadi maupun untuk mencegah penularan semakin terbatas.

"Dua studi terbaru menunjukkan RNA virus menurun lebih cepat pada orang yang menerima suntikan daripada orang yang tidak divaksinasi, menunjukkan bahwa mereka cenderung tidak menularkan virus kepada orang lain," ujar dr. Jason Gallagher, seorang ahli penyakit menular dan spesialis farmasi klinis di Temple University Hospital, Philadelphia.

3. Penggunaan masker menjadi penangkal ampuh virus Corona varian Delta

Freepik/rawpixel.com

Peningkatan pesat dalam jumlah kasus Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Belum lagi, ada beberapa negara dengan jumlah vaksinasi yang belum merata.

Sehingga saran para peneliti untuk tetap menggunakan masker, physical distancing dan protokol kesehatan lain masih harus dilakukan. Gerakan memakai masker bisa menjadi pencegahan ekstra selain vaksinasi.

"Semua orang, baik yang divaksinasi maupun yang tidak divaksinasi, harus mengenakan masker saat berada di dalam ruang publik atau ramai," kata dr. Elizabeth Beatriz, seorang ahli epidemiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts di Biro Kesehatan dan Pencegahan, serta penasihat kesehatan masyarakat dan Covid-19 dari Parenting Pod.

Penggunaan masker ini sangat penting terutama ketika kita tinggal di daerah banyak infeksi, tinggal bersama seseorang yang tidak divaksinasi (anak-anak, bayi, atau orang dengan kondisi klinis khusus). 

Termasuk jika kita cenderung menjadi mudah dan sangat sakit ketika terinfeksi Covid-19.

Itulah tadi informasi mengenai fakta Covid-19 varian Delta tularkan virus 2 hari sebelum gejala. Dengan adanya penelitian ini kita bisa lebih hati-hati lagi ya, Ma.

Baca juga:

The Latest