TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Air Rebusan Mi Instan Tidak Perlu Dibuang, Apa Alasannya?

Buat Mama pecinta mi instan, yuk cari tahu faktanya!

Freepik/Jcomp

Perdebatan mengenai mi instan dan pengaruhnya terhadap kesehatan memang nggak ada habisnya ya, Ma.

Kali ini tak sedikit orang yang mempercayai bahwa air rebusan mi instan harus dibuang dan diganti dengan air rebusan yang baru. Alasannya karena ada lapisan lilin pada mi yang akan larut pada air rebusan tersebut dan membahayakan kesehatan.

Sedangkan sebagian orang lagi beranggapan jika membuang air rebusan mi instan akan membuat cita rasanya berkurang.

Faktanya menurut beberapa dokter dan ahli gizi, mengganti air rebusan mi instan tidak perlu dilakukan.

Mengapa demikian ya, Ma? Berikut ini Popmama.com sajikan informasi selengkapnya, mengapa air rebusan mi instan tidak perlu dibuang.

1. Fakta menarik terkait mi instan

Freepik/bublikhaus

Mi instan adalah makanan berat yang murah dan mudah didapatkan di pasaran. Sepertinya hampir disetiap rumah memiliki stok makanan instan yang satu ini ya, Ma.

Mi instan pertama kali diproduksi pada tahun 1958 oleh perusahaan makanan bernama Nissin Foods di Jepang. Nissin Foods pertama kali mengeluarkan produk mi instan yang diberi nama Chickin Ramen. Awalnya mi instan dibuat sebagai sumber pangan bagi warga Jepang yang kala itu sedang menghadapi gejolak ekonomi pasca Perang Dunia II.

Fakta yang ada saat ini, Indonesia merupakan konsumen mi instan terbesar kedua di dunia setelah China lho, Ma.

Mi instan dikategorikan menjadi dua macam, yaitu mi goreng dan mi rebus. Kemudahan dalam proses penyajian serta beragam rasa yang ditawarkan, membuat mi instan banyak diminati oleh masyarakat.

Dalam satu porsi mi instan, mengandung 300 kalori, 10 gram lemak, 46 gram karbohidrat, dan 7 gram protein. Biasanya kita sudah merasa kenyang nih Ma, hanya dengan mengonsumsi satu porsi mi instan. Tapi pada kenyataanya mi instan tetap tidak bisa menggantikan makanan utama kita ya.

2. Benarkah mi instan mengandung cairan lilin?

Freepik.com

Banyak orang percaya bahwa mi instan mengandung cairan lilin. Ini karena, pada saat merebus mi instan, air rebusannya terlihat mengkilap seperti minyak yang diduga merupakan cairan lilin.

Menurut Jurnal Food Research Internasional, tidak ada pemakaian lilin pada pembuatan mi instan.

Mi instan bisa awet dan tahan lama untuk disimpan, karena proses pembuatannya dilakukan dengan cara penggorengan atau deep frying. Proses inilah yang membuat kadar air dalam mi instan menjadi sangat rendah, sehingga tidak memungkinkan terjadinya perkembangbiakan bakteri dan pembusukan.

Produk mi instan yang beredar di pasaran tentunya sudah memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Selama BPOM RI mengizinkan produk tersebut beredar di masyarakat, itu artinya zat apapun yang terkandung di dalamnya masih berada pada batas wajar dan aman untuk dikonsumsi.

Jadi, isu adanya kandungan lilin pada mi instan merupakan mitos belaka ya, Ma.

3. Mengapa air rebusan mi instan tidak perlu dibuang?

Freepik/valeria_aksakova

Isu lain yang berkembang di masyarakat yaitu, air rebusan mi instan harus dibuang dan diganti dengan air rebusan yang baru. Lagi-lagi isu ini didasari karena adanya kandungan lilin di dalam mi instan yang membuat air rebusannya menjadi keruh dan berminyak sehingga dianggap bisa membahayakan kesehatan.

Padahal air rebusan yang terlihat berminyak ini terjadi karena proses deep frying menggunakan minyak goreng. Jadi nggak heran ketika memasak mi instan air rebusannya terlihat berminyak Ma.

Pada kemasan mi instan sudah tertera kandungan apa saja yang terdapat di dalamnya, termasuk vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral tentunya ada yang larut dalam air ya, Ma.

Nah, pada saat Mama merebusnya, ada beberapa vitamin dan mineral yang larut dalam air rebusan tersebut. Selain itu, tepung sebagai bahan utama pembuatan mi sebagian akan larut dan membuat air rebusan mi jadi tampak keruh.

Dikutip dari Gizipedia melalui unggahan instagramnya menyebutkan, jika air rebusan mi instan dibuang, tentunya vitamin dan mineral yang larut dalam air juga akan terbuang. Selain itu, membuang air rebusan mi instan juga akan menurunkan cita rasa dari mi instan.

4. Apa bahaya mi instan yang perlu diwaspadai?

Freepik/tirachardz

Karena rasanya yang lezat dan cara membuatnya yang mudah, bukan berarti kita mengabaikan bahaya yang ada pada mie instan ya Ma.

Bahaya mie instan yang bisa merugikan kesehatan diantaranya:

  • Kadar garam yang tinggi dalam mie instan

Sebenarnya garam tidak berbahaya bagi tubuh, jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Tapi faktanya, dalam satu porsi mie instan sudah memenuhi 88% kadar batas harian garam yang boleh dikonsumsi lho, Ma. Konsumsi garam berlebih bisa meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung.

  • Mie instan sulit dicerna oleh tubuh

Untuk mencerna satu porsi mie instan, tubuh membutuhkan waktu hingga berjam-jam. Hal ini bisa mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin dalam tubuh serta bisa memperlambat sistem pencernaan kita.

  • Mengandung senyawa TBHQ (Tetriary Buthylhydroquinone)

TBHQ merupakan zat yang digunakan untuk mengawetkan mie instan. TBHQ dinilai aman jika dikonsumsi dalam takaran yang sedikit. Namun, jika berlebihan zat ini bisa membahayakan tubuh karena memiliki sifat karsinogenik yang dapat memicu sel-sel kanker.

  • Mie instan mengandung MSG

Untuk menghasilkan cita rasa yang lezat, produsen mie instan menggunakan MSG pada bumbu. MSG jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala, hipertensi, dan gangguan tubuh lainnya.

  • Mie instan menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi

Kandungan nutrisi pada mie instan yang rendah tidak bisa mencukupi kebutuhan tubuh. Ini bisa menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi jika menjadikannya sebagai makanan pokok tanpa mengonsumsi jenis makanan lain.

5. Cara terbaik meminimalisir bahaya mi instan

Freepik/Jcomp

Pada dasarnya mi instan aman kok untuk dikonsumsi, selama porsi dan jumlahnya masih dalam batas wajar ya, Ma. Tapi jika mempertimbangkan kandungan nutrisi dan zat-zat yang terkandung di dalamnya, ada baiknya kita membatasi konsumsi mi instan.

Upaya yang bisa dilakukan untuk  meminimalisir bahaya mi instan, diantaranya:

  • Konsumsi produk mi instan yang terdaftar di BPOM RI.
  • Cek tabel nutrisi pada kemasan dan pilih mi instan yang punya kandungan garam lebih sedikit.
  • Gunakan setengah dari takaran bumbu yang diberikan untuk mengurangi jumlah garam dan MSG yang dikonsumsi.
  • Racik bumbu mi instan sendiri dengan menggunakan kaldu dan bahan alami lainnya.
  • Jika memungkinkan, pilih mi instan yang terbuat dari karbohidrat sehat seperti tapioka dan shirataki.
  • Untuk meningkatkan asupan nutrisinya, Mama bisa menambahkan telur, ayam, wortel, sawi, jamur dan bahan alami lainnya.

Nah itulah tadi alasannya mengapa air rebusan mi instan tidak perlu dibuang. Ingin membuang air rebusan mi instan atau tidak, pilihannya tetap dikembalikan pada diri masing-masing ya, Ma.

Tapi sebaiknya batasi konsumsi mi instan dan jangan menjadikannya sebagai makanan pokok sehari-hari. Karena meskipun aman, jika dikonsumsi secara berlebihan akan membahayakan kesehatan.

Semoga informasi tersebut bermanfaat ya, terutama untuk Mama yang suka makan mi instan.

Baca juga:

The Latest