TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Meningitis pada Anak: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Penanganan

Waspada virus dan bakteri penyebab meningitis yang ada di sekitar anak!

Freepik/Poringdown

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh sehat dan aktif. Namun sayangnya, tak semua keinginan tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Virus yang berada di sekitar anak bisa saja menjadi ancaman bagi kesehatannya. Salah satu virus yang berbahaya bagi mereka adalah virus penyebab meningitis.

Berdasarkan catatan Como Meningitis, penyakit yang menyebabkan kematian Olga Syahputra ini menjadi penyebab kematian sebanyak 120 ribu orang di dunia, dan sekitar 1,2 juta lainnya mengalami kelumpuhan permanen akibat virus.

Mengetahui betapa bahayanya penyakit akibat virus yang satu ini, berikut Popmama.com telah merangkum 5 fakta pentingnya.

1. Apa itu meningitis?

Freepk/Rawpixel.com

Meningitis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan infeksi atau radang pada meninges, yaitu selaput pelindung di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

Meningitis atau radang selaput otak disebabkan oleh bakteri atau virus yang bergerak menuju meninges melalui aliran darah. Meningitis pada anak ditularkan melalui virus dan bakteri. 

Si Kecil dapat terjangkit virus meningitis melalui perantara udara, yaitu dari orang yang batuk atau bersin di dekatnya serta akibat lingkungan yang tidak bersih.

Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri, dapat disebarkan jika si Kecil tinggal bersama, disentuh atau dicium oleh penderita meningitis. 

2. Penyebab meningitis pada anak

Freepik/Pressfoto

Berdasarkan penyebabnya, meningitis terbagi menjadi beberapa tipe, yakni:

Meningitis bakterialis

Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri yang menyebabkan meningitis meliputi:

  • Streptococcus pneumoniae

Bakteri ini biasanya terdapat pada hidung, sinus, dan saluran pernapasan.

  • Neisseria meningitidis

Bakteri ini menyebar melalui air liur atau lendir saluran pernapasan.

  • Haemophilus influenza 

Haemophilus influenza tipe B atau Hib adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan meningitis pada anak-anak.

Selain meningitis, bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada darah, tenggorokan, kulit, dan sendi.

  • Listeria monocytogenes

Bakteri tipe ini umumnya terdapat pada makanan, seperti melon, keju, dan sayuran mentah.

  • Staphylococcus aureus

Bakteri tipe ini umumnya ditemukan pada kulit dan saluran pernapasan.

Meningitis virus

Kondisi ini hanya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan sendirinya.

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat lebih mudah menyebar dibanding yang disebabkan oleh bakteri.

Virus yang menyebabkan meningitis meliputi virus kelompok enterovirus, virus herpes simplex, HIV, virus West Nile, dan coltivirus.

Virus-virus tersebut dapat menyebar melalui udara, seperti saat bersin atau batuk, berbagi penggunaan barang pribadi, atau menyentuh benda yang terkontaminasi.

Meningitis jamur

Meningitis yang disebabkan oleh jamur masih tergolong jarang terjadi. Meningitis tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki sistem imun lemah, seperti penderita kanker dan AIDS.

Beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan meningitis adalah cryptococcus, blastomyces, histoplasma, dan coccidioides.

Jamur umumnya ini terdapat pada kotoran hewan seperti burung dan kelelawar. Penyebaran jamur dapat melalui tanah atau debu yang terkontaminasi dan terhirup oleh pasien.

  • Meningitis parasit

Parasit penyebab meningitis, seperti Angiostrongylus cantonensis dan Baylisascaris procyonis, tidak disebarkan melalui kontak langsung.

Parasit ini umumnya terdapat pada hasil bumi, serta kotoran, makanan, dan hewan seperti siput, ikan, unggas.

Memakan makanan yang berbahan dasar hewan tersebut atau melakukan aktivitas seperti berenang berpotensi tertular parasit penyebab meningitis.

Meningitis juga dapat dipicu oleh kondisi yang diderita pasien, seperti cedera kepala, kanker, dan lupus.

Penggunaan obat-obatan tertentu atau pernah menjalani tindakan medis seperti operasi otak juga dapat memicu munculnya meningitis.

Selain itu, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat memicu meningitis, di antaranya:

Usia

Umumnya, meningitis virus muncul pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, dan meningitis bakteri muncul pada anak-anak yang berusia di bawah 20 tahun.

Kehamilan

Kehamilan meningkatkan potensi meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi pada ibu hamil berupa keguguran.

Berada di lingkungan sesak

Tinggal dalam lingkungan yang ramai, misalnya seperti siswa yang tinggal di asrama. 

Melewati jadwal vaksinasi

Risiko akan meningkat apabila pasien melewati jadwal vaksinasi yang telah dianjurkan dokter.

3. Gejala anak yang mengidap meningitis

Freepik/Zilvergolf

Tanda-tanda awal meningitis pada anak yang disebabkan oleh bakteri maupun virus sering kali hampir serupa.

Bahkan, ada beberapa gejala awal yang mirip dengan penyakit lain, seperti flu. Kebanyakan gejala meningitis pada anak muncul atau lebih mudah disadari justru jika penyakit sudah parah.

Maka dari itu, disarankan untuk segera membawa anak ke instalasi gawat darurat, jika menunjukkan gejala berikut ini:

  • Demam dengan kaki dan tangan dingin
  • Menangis, merintih atau mengerang tidak seperti biasa
  • Muncul bintik atau ruam di kulit
  • Sensitif pada cahaya
  • Napas menjadi cepat
  • Rewel atau mudah marah
  • Tidak mau makan, lesu, wajah memucat
  • Muncul benjolan lunak di kepala
  • Kaku pada leher atau tubuh
  • Kejang, muntah, mengantuk atau sulit bangun

4. Cara mencegah dan mengatasi meningitis pada anak

Freepik

Pengobatan meningitis umumnya berbeda-beda tergantung kepada penyebabnya.

Sebagai contoh, dokter bisa meresepkan obat antimikroba, atau menjalankan terapi lain bila meningitis disebabkan oleh kanker atau lupus.

Memang tidak 100% pencegahan dapat dilakukan. Namun setidaknya yang paling penting adalah jangan pernah melewatkan pemberian vaksin untuk anak mama.

Vaksin polio, campak, gondong, varicella (cacar air), influenza, dan semua vaksin bayi lainnya sangat berguna untuk melindungi anak dari serangan virus.

Selain melakukan vaksin lengkap, penting juga untuk selalu menjaga kebersihan bayi supaya mencegah penyebaran virus.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

  • Cuci tangan dengan baik dan sering, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan pastikan anak selalu mencuci tangan
  • Hindari berbagi minuman, makanan, alat makan, sikat gigi dengan bayi
  • Bersihkan permukaan mainan anak dan barang lainnya dengan desinfektan

Bagi bayi yang baru lahir hingga usia dua bulan proteksi ekstra harus diberikan, seperti:

  • Jauhkan bayi dengan orang yang sedang sakit  atau yang sedang batuk, bersin, atau tidak enak badan
  • Jauhkan bayi dari kerumunan yang sangat banyak orang
  • Cuci tangan sebelum menyiapkan segala peralatan bayi
  • Mintalah orang lain untuk mencuci tangan mereka sebelum memegang bayi dan untuk menghindari menyentuh wajah bayi
  • Jaga bayi dari gigitan nyamuk terutama biasanya dari senja menuju ke waktu fajar. Jika bayi berada di luar, gunakan pakaian lengan panjang dan juga celananya, gunakan juga obat anti nyamuk yang paling aman untuk bayi
  • Jangan biarkan bayi terkena asap rokok
  • Penyakit ini bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat dan menghindari kondisi yang dapat memicu penyebaran infeksi. Guna meningkatkan kekebalan tubuh dari kuman penyebab meningitis, lakukan vaksinasi sesuai anjuran dokter.

5. Bahaya meningitis yang terjadi pada anak

freepik/lifeofstock

Meningitis pada anak yang disebabkan oleh virus biasanya tidak akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya daripada meningitis bakteri.

Bahkan, gejala meningitis virus bisa membaik serta hilang dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari, dan dapat diobati dengan cara rawat jalan di rumah.

Sedangkan meningitis pada anak yang disebabkan oleh bakteri bisa menimbulkan komplikasi serius atau parah dan jangka panjang, seperti:

  • Gangguan pendengaran (tuli)
  • Gangguan penglihatan (buta)
  • Gangguan bicara
  • Keterlambatan perkembangan
  • Kejang-kejang
  • Ketidakmampuan dalam belajar
  • Kelumpuhan
  • Penurunan fungsi mental
  • Gangguan pada jantung, ginjal, dan kelenjar
  • Kematian

Untuk mengatasi meningitis pada anak yang disebabkan oleh virus, umumnya dokter akan meminta anak beristirahat, tanpa pemberian antibiotik, sambil memberikan terapi suportif.

Pada kasus yang jarang terjadi, virus menyebabkan peradangan pada otak, dokter bisa memberikan obat antivirus.

Sementara, untuk meningitis pada anak yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan antibiotik serta penanganan intensif.

Kemungkinan anak juga akan diberikan bantuan pernapasan dengan masker oksigen. Untuk pulih dari kondisi ini, umumnya dibutuhkan waktu beberapa minggu atau lebih.

Untuk mencegah penularan meningitis pada anak, sebaiknya hindari kontak dengan penderita meningitis atau yang sedang sakit.

Segera bawa anak ke dokter, jika timbul gejala-gejala seperti dijelaskan di atas. Nah, itulah beberapa fakta penting mengenai meningitis pada anak.

Sebelum si Kecil terjangkit meningitis, jagalah kesehatan lingkungannya sebaik mungkin ya, Ma!

Baca juga:

The Latest