TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kisah Cinta Nabi Musa dan Shafura, Dijodohkan oleh Nabi Syuaib

Pertolongan yang mendatangkan keberkahan

Pexels/Jasmine Carter

Dalam kisah agama Islam, Nabi Musa dikenal sebagai sosok yang berani melawan Fir'aun, sosok raja terkejam yang mengaku sebagai Tuhan.

Semua runtutan peristiwa Nabi Musa ketika melawan Fir'aun, tertulis dalam Al-quran. Tak hanya itu, Nabi Musa juga diketahui menjadi salah satu sosok yang banyak ditulis dalam kita suci tersebut.

Salah satunya perihal kisah cintanya bersama Shafura, putri dari Nabi Syuaib. Ketika bertemu dengan perempuan tersebut, Allah SWT memberi keberkahan pada hidup Nabi Musa.

Kira-kira Mama sudah pernah mengetahui kisahnya belum? Berikut ini, Popmama.com telah merangkum kisah cinta Nabi Musa dan Shafura, yang dijodohkan oleh Nabi Syuaib.

Mari kira simak bersama!

1. Nabi Musa dan Shafura bertemu di sebuah sumber air di negeri Madyan

Pexels/Ian Turnell

Pada suatu hari di kota Madyan, terdapat dua perempuan yang sedang menunggu giliran mengambil air dari sumbernya. Dua perempuan itu ialah Shafura dan Layya, kakak beradik dari keluarga Nabi Syuaib.

Kedua perempuan tersebut memiliki sifat 'Iffah atau penjagaan diri. Maka dari itu, mereka cukup enggan untuk berikhtilath, bercampur bari dengan laki-laki.

Sedangkan Nabi Musa adalah seorang pangeran muda di Mesir. Dirinya tumbuh dari kenyamanan yang hanya bisa diberikan oleh rumah kerajaan Fir'aun.

Pertemuan Nabi Musa dan Shafura, berawal dari di sumber air tempat di mana Shafura dan kakaknya menunggu giliran dari para penggembala laki-laki.

Teriknya matahari di kota Madyan, membuat Musa yang saat itu menjadi musafir tak kuasa membendung rasa haus. Beruntungnya, ia menemukan sumber air di kota itu.

Ketika mengamati area sumur, Nabi Musa tidak sengaja melihat dua perempuan yang tak jauh dari tempat itu. Mereka tampak menahan kambingnya agar tidak minum air sumur, bersama hewan ternak pengembara laki-laki.

Penasaran dengan perlakuan Shafura dan Layya, akhirnya Nabi Musa menghampiri kedua perempuan tersebut dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan.

"Kami tidak dapat mengambil air sampai para pengembala pergi. Papa kamu sudah tua, ia tidak bisa mengembala dan mengambil air minum sendiri. Maka dari itu, kami berlidung di tempat yang kau lihat ini, inilah nasib orang yang lemah. Orang kuat dapat minum air yang jernih, sedangkan yang lemah meminum air sisanya," ujar Shafura.

2. Ternak Shafura ditolong oleh Nabi Musa, dengan membawanya ke sumber air

Pexels/Sippakorn Yamkasikorn

Setelah mendengar penjelasan dari Shafura, Nabi Musa pun merasa iba hingga akhirnya ia memutuskan untuk membantu mereka mendapatkan air, dengan membuka sebuah batu besar. Berkat bantuan sang Nabi, hewan ternak Shafura dan Layya bisa minum air jernih sepuas mereka.

Sebagai musafir, tenaga Nabi Musa banyak terkuras ketika ia mengangkat batu besar tersebut. Setelah menolong kedua putri Nabi Syuaib, ia berteduh di bawah pohon dan mengistirahatkan tubuhnya yang semakin lemas.

Sementara itu, ia berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah, sungguh aku butuh makanan sedikit atau banyak untuk menghilangkan rasa lapar."

3. Shafura menceritakan tentang kebaikan Nabi Musa kepada papanya, Nabi Syuaib

Pexels/Bess Hamit

Shafura dan Layya merasa begitu senang, karena berkat bantuan Nabi Musa mereka bisa pulang ke rumah lebih awal. Lalu, hewan ternak mereka pun sudah segar dan kembali ke kandangnya.

Biasanya, kakak beradik itu harus pulang sampai sore karena menunggu sumber air sepi dari penggembala laki-laki. Shafura yang masih terbawa suasana bahagia, menceritakan hal tersebut pada papanya, Nabi Syuaib.

Ia sangat bersemangat menceritakan sosok laki-laki yang telah membantunya, dan berharap papanya bisa membalas budi Nabi Musa. 

4. Nabi Syuaib meminta Shafura untuk mendatangkan Nabi Musa ke rumahnya

Pexels/Johannes Plenio

Mendengar cerita dari anak perempuannya, Nabi Syuaib meminta Shafura untuk mendatangkan Nabi Musa ke rumah untuk bertemu dengannya. Shafura pun langsung bergegas menemui Nabi Musa, ia merasa malu-malu sambil menutup kepala dan wajah dengan bajunya.

Shafura menjelaskan bahwa papanya meminta Nabi Musa untuk datang ke rumah, karena ia telah membantu hewan ternak keluarganya.

"Sungguh, papaku memintaku untuk membalas kebaikanmu kepada kami. Ia juga akan memberi upah karena telah mengambilkan air untuk hewan ternak kami," ujar Shafura dengan sopan.

Akhirnya, Nabi Musa pun menerima undangan Nabi Syuaib hanya untuk mengambil keberkahan saja, bukan untuk mencari upah.

5. Ketika dalam perjalanan, Nabi Musa dan Shafura jalan bersama dengan aman dari fitnah

Pexels/mali maeder

Ketika dalam perjalanan ke rumah Shafura, Nabi Musa mengarahkan perempuan tersebut untuk berjalan di belakangnya. Hal ini dilakukan agar tidak mengundang fitnah, ketika orang melihat mereka jalan bersama.

"Berjalanlah di belakangku, lemparkanlah krikil ke jalan yang benar sebagai petunjuknya," ujar Nabi Musa pada Shafura. 

Selain menghindari bahaya fitnah, Nabi Musa juga mengetahui bahwa Shafura cukup malu ketika harus berjalan di depannya.

6. Sesampainya di rumah, Nabi Syuaib menyambut kedatangan Nabi Musa

Pexels/Mister Mister

Sesampainya di rumah Nabi Syuaib, kedatangan Nabi Musa disambut dengan baik oleh keluarga tersebut. Ia diberikan hidangan berbagai makanan, dan mempersilakan Nabi Musa untuk memakannya.

Namun, Nabi Musa justru menolak seraya berkata, "Sungguh kami berasal dari keluarga yang tidak menjual agama dengan dunia. Kami tidak meminta ganti atas amal kebaikan yang telah kami lakukan."

Padahal saat itu, ia benar-benar sangat lapar. Nabi Musa pergi dari Mesir tanpa bekal apapun, dan dalam perjalanannya ia hanya memakan sayur dan dedaunan.

Mendengar hal tersebut, papa Shafura dan Layya menjawab, "Ini adalah adat kebiasaan kami dan nenek moyang kami, kepada setiap orang yang mengunjungi rumah kami. Orang yang melakukan kebaikan, maka ia berhasil diberi hadiah dan tidak haram mengambilnya."

Nabi Musa akhirnya bersedia menyantap jamuan yang telah dihidangkan untuknya. Setelah itu, ia mulai memperkenalkan dirinya kepada Nabi Syuaib, bahwa dirinya bernama Musa dan berasal dari Mesir.

Ia juga megisahkan bahwa kedatangannya ke kota Madyan dengan berjalan kaki, dilakukan untuk menghindari kerajaan Fir'aun dan kaumnya. Diketahui, ia memang telah membunuh salah satu kaum dari keluarganya, tetapi hal tersebut dilakukan dengan tidak sengaja.

Nabi Musa saat itu sedang membantu salah satu kaum Bani Israil, dari golongannya yang sedang bertikai dengan kaum Fir'aun bernama Al-Qibthi. Tak disangka-sangka pukulan dari Nabi Musa, menewaskan Al-Qibthi dengan seketika.

Laki-laki yang menolong putri dari Nabi Syuaib itu, juga mengisahkan tentang Fir'aun dan kaumnya yang kufur dan zalim pada Bani Israil. Mendengar penjelasan dari Nabi Musa, papa dari Shafura dan Layya pun menenangkan tamunya itu.

"Jangan takut dan tenanglah. Perbaiki dirimu, sungguh kau telah selamat dari kekuasaan yang zalin]m dan kau telah keluar dari kerajaan mereka. Tidak ada raja seperti mereka di negara kami," ujar Nabi Syuaib.

7. Secara tiba-tiba Shafura mengusulkan ide untuk memberi pekerjaan pada Nabi Musa, karena kebaikan hatinya

Pexels/Oleksandr Pidvanyi

Di tengah perbincangan papanya dengan Nabi Musa, tiba-tiba Shafura berkata,

"Wahai papaku, pekerjakanlah ia untuk mengembala kambing ini. Sungguh ia adalah pekerja yang paling baik, karena ia kuat untuk menjaga binatang ternak dan mengurusnya. Ia pun dapat dipercaya dan tidak perlu dikhawatirkan akan berbuat khianat."

"Memang apa yang kamu ketahui tentangnya?" tanya Nabi Syuaib pada anaknya.

"Ia mampu mengangkat batu yang besar papa. Padahal, batu itu hanya mampu diangkat oleh sepuluh orang laki-laki," ungkap Shafura.

Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa dalam perjalanan ke rumah, Nabi Musa yang berjalan di depan Shafura. Tujuannya agar perjalanan mereka tidak mengundang fitnah.

8. Setelah mendengarkan penjelasan dari Shafura, Nabi Syuaib ingin menikahkan salah satu putrinya dengan Nabi Musa

Pexels/Trung Nguyen

Mendengar seluruh penjelasan dari putrinya tersebut, ternyata membuat Nabi Syuaib tidak hanya akan mempekerjakan Nabi Musa. Ia memiliki rencana untuk menikahkan salah satu putrinya kepada Nabi Musa.

"Aku ingin menjadi mertuamu dan menikahkanmu dengan salah satu putriku ini. Pilihlah yang kamu inginkan, mereka adalah Shafura dan Layya. Maharnya adalah engkau menggembala kambingku ini selama delapan tahun. Jika kamu rela ditambah dua tahun maka itu hakmu," ujar Nabi Syuaib.

9. Nabi Musa pun akhirnya memilih Shafura untuk menikah dengannya

Pexels/SHAHBAZ AKRAM

Tak menyangka bahwa kedatangannya ke rumah Nabi Syuaib, akan mendatangkan keberkahan yang luar biasa. Dengan penuh rasa ta'dzim, Nabi Musa pun memilih Shafura untuk menjadi istrinya.

Lalu ia juga memilih menyempurnakan waktu pengabdiannya selama sepuluh tahun sebagai maharnya.

"Allah SWT menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan," kata Nabi Musa. Akhirnya Shafura dan laki-laki sempat yang menolongnya itu, bersatu dalam pernikahan.

10. Pernikahan Nabi Musa dan Shafura dikaruniai keturunan oleh Allah SWT

Pexels/itsmeseher

Dari pernikahan Shafura dan Nabi Musa, mereka dikaruniai buah hati sebagai pelengkap keluarga. Sepuluh tahun kemudian, Nabi Musa bersama keluarganya hendak pergi ke kampung halamannya di Kinanah.

Di tengah perjalanan, saat Nabi Musa hendak mencari api untuk Shafura dan anaknya, ia mendapatkan wahyu untuk pertama kalinya dari Allah SWT.

Nah, itulah kisah cinta Nabi Musa dan Shafura, yang dijodohkan oleh Nabi Syuaib. Semoga Mama bisa memetik pelajaran penting dari kisah mereka ya.

Baca juga:

The Latest