TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

6 Tips Diskusi Dana Darurat Bersama Pasangan

Sebagian besar orang percaya bahwa dana darurat perlu disiapkan sedini mungkin

Pexels/Olly

Saat ini, semakin banyak orang yang mulai menyadari terkait pentingnya mengatur keuangan. Gaji yang diterima setiap bulan akan terbuang sia-sia apabila tidak dapat diatur secara baik. Pengaturan keuangan mencakup pembiayaan tabungan, dana darurat, hingga investasi. 

Sebagian besar orang percaya bahwa dana darurat perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai investasi. Dana darurat adalah dana yang bakal digunakan dalam situasi darurat, misalnya berobat ke rumah sakit, kerusakan mobil, bahkan perbaikan rumah. 

Dana darurat sebaiknya dipersiapkan sejak dini dan jumlahnya sekitar 3-6 kali lipat dari pengeluaran setiap bulan. Namun, setiap orang tentu memiliki target dana darurat yang berbeda. 

Lantas, bagaimana mengatur keuangan dalam rumah tangga agar bisa menyisihkan untuk dana darurat? Untuk membantu Mama, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa tips mendiskusikan dana darurat bersama pasangan. 

1. Transparansi keuangan

Pexels/Mikhail-nilov

Sebelum membahas lebih jauh tentang dana darurat keluarga, Mama dan Papa sebaiknya bersikap terbuka mengenai kondisi keuangan masing-masing. Baik Mama maupun Papa harus saling jujur mengenai jumlah tabungan, utang, maupun penghasilan setiap bulannya. 

Transparansi keuangan diperlukan agar Mama dan Papa bisa menyusun target dana darurat yang akan dicapai. Apabila salah satu pihak menutupi kondisi keuangannya, maka hal itu bisa berdampak pada jumlah pengeluaran setiap bulannya. 

2. Diskusi target dana darurat

Pexels/Pixabay

Setelah saling terbuka tentang kondisi keuangan masing-masing, selanjutnya Mama dan Papa mulai berdiskusi tentang dana darurat. Kedua belah pihak harus sepakat mengenai pentingnya memiliki dana darurat. 

Mama dan Papa juga perlu memiliki visi dan misi yang sama mengenai tujuan keuangan. Contohnya, apakah Mama dan Papa akan menyisihkan penghasilan untuk dana darurat saja atau juga menyiapkan tabungan pensiun dan sebagainya. Kesepakatan perlu didapatkan agar pengeluaran setiap bulannya tidak berantakan. 

Tak hanya itu, Mama dan Papa harus sepakat mengenai jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan. Target tersebut bisa memotivasi Mama dan Papa untuk menambah penghasilan atau menekan pengeluaran setiap bulan. 

3. Diskusi tentang pengeluaran setiap bulan

Pexels/Rodnae-prod

Pengeluaran setiap pasangan suami istri tentu berbeda. Ada yang mengalokasikan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun ada pula yang fokus mempersiapkan dana untuk masa depan. Disadari atau tidak, pengeluaran dalam keluarga mungkin membengkak akibat tidak tercatatnya arus kas setiap bulannya. 

Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu berdiskusi mengenai jumlah pengeluaran setiap bulan. Mama perlu mempertimbangkan keperluan mana yang membutuhkan biaya lebih dan keperluan yang harus ditekan untuk menghemat keuangan.

Dengan begitu, Mama dan Papa bisa menghemat uang untuk dialokasikan ke dana darurat. 

4. Sisihkan gaji

Pexels/Olly

Selanjutnya, segera sisihkan penghasilan keluarga untuk dialokasikan ke dana darurat. Dengan begitu, gaji Mama dan Papa tidak langsung habis karena keinginan sesaat. 

Mulailah menyisihkan penghasilan secara perlahan dan konsisten hingga mencapai target yang ditentukan. Mama bisa memulai menyisihkan uang dalam jumlah sedikit dan terus meningkat setiap bulannya.

5. Membuka rekening khusus dana darurat

Popmama.com/Onic Metheany

Apabila Mama dan Papa merasa kesulitan untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana darurat, cobalah untuk berdiskusi mengenai peluang membuka rekening baru. Rekening tersebut nantinya akan dikhususkan untuk tabungan dana darurat. 

Pembukaan rekening baru akan memudahkan Mama dan Papa untuk membagi pengeluaran setiap bulan. Pertimbangkan pula untuk membuka rekening di institusi perbankan yang tidak membutuhkan saldo awal dalam jumlah yang besar. 

6. Mengaktifkan auto-debet

Pexels/Energepic-com-27411

Terakhir, cobalah untuk berdiskusi apakah akan mengaktifkan fitur auto-debet atau tidak. Fitur tersebut akan memotong penghasilan secara otomatis setiap bulan dari rekening utama. 

Tentu saja cara ini bisa memudahkan Mama dan Papa untuk mencapai target dana darurat. Namun, sekali lagi, keputusan untuk mengaktifkan auto-debet harus didiskusikan terlebih dahulu. Mama juga perlu berdiskusi mengenai nominal uang yang akan dipotong secara otomatis setiap bulan. 

Apakah Mama ingat peribahasa yang menyebut sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit? Peribahasa tersebut cocok untuk diterapkan saat mengalokasikan dana darurat.

Mama atau Papa tidak bisa memutuskan secara sepihak. Dana darurat harus disepakati bersama, sehingga arus kas keuangan keluarga bisa terjaga dan tidak menimbulkan konflik di kemudian hari. 

Baca juga:

The Latest