TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ekslusif: Apakah Mama yang Implan Payudara Masih Bisa Menyusui? Ini Jawaban dr. Ameetha Drupadi!

Sering tak percaya diri karena takut ASI kurang, ukuran payudara tidak memengaruhi banyaknya produksi ASI lho

Popmama.com/Putri Syifa N

Bentuk dan ukuran payudara bisa menjadi pemicu rasa tidak percaya diri pada beberapa perempuan. Oleh karenanya kadang pilihan implan atau operasi plastik dipilih para mama.

Kebingungan mungkin menyelimuti sang Mama tersebut yang pernah implan payudara tapi hamil dan punya anak.

Apakah masih bisa menyusui? dr. Ameetha Drupadi, CIMI menjawab dalam Podcast Popmama Talk edisi Pekan ASI Sedunia 2023 bahwa mama yang melakukan implan payudara tetap bisa menyusui.

Berikut Popamama.com rangkum informasi selengkapnya mengenai fakta menyusui untuk mama dengan implan payudara.

1. Mitos! Ukuran payudara tidak memengaruhi produksi ASI

Popmama.com/Putri Syifa N

Setiap perempuan memiliki ukuran payudara yang berbeda. Tak hanya ukuran secara general bahkan bentuk payudara setiap perempuan bisa sangat beragam.

Hal yang beredar di masyarakat bahwa ukuran payudara bisa menentukan produksi ASI. Ternyata hal itu hanya mitos belaka karena setiap mama yang hamil dan melahirkan sudah pasti bisa memproduksi ASI.

"Sebenarnya itu mitos, semua mama yang memang dikaruniai bisa hamil dan melahirkan ASI sudah satu paket. Pasti payudaranya akan memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi," jelas dokter Ameetha.

2. Ini hal yang memengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui

Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk

Ketika ibu menyusui si Kecil, proses perlekatan menjadi penting untuk diperhatikan. Pasalnya ini akan memengaruhi produksi ASI ibu tersebut.

Sehingga menurut dokter laktasi dengan pengalaman 12 tahun ini sebaiknya mama langsung melakukan DBF (direct breastfeeding) setelah anak lahir.

"Seiring berjalannya waktu payudara ini akan dibantu dengan rangsangan atau isapan mulut bayi jadi kalau bayi dari awal sudah DBF otomatis ASI akan banyak," terangnya.

3. Langsung pumping setelah melahirkan, salahkah?

Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk

Pengetahuan mengenai mengASIhi sebaiknya sudah didapatkan ibu dari masa kehamilan. Ini akan membantu mama menjalani proses lebih nyaman dan mudah karena sudah memiliki pengetahuan dasar yang cukup.

Salah satu pasien dokter Ameetha pernah menanyakan bagaimana jika ibu melahirkan tidak melakukan DBF. Karena satu dan lain hal sang Mama lebih memilih melakukan pumping.

Dokter Ameetha menjawab ini bisa terjadi kepada mama dengan beberapa kasus. Namun, jika memungkinkan untuk DBF sebaiknya tetap dilakukan dari awal.

"Ada juga pasien yang cerita, setelah melahirkan langsung pumping? Padahal awal ASI berupa kolostrum 5-7 ml, bayangkan itu dipumping hanya sakit tapi ASI tidak keluar," jelasnya.

Sebaiknya jika tidak ada keadaan darurat atau menurut dokter bisa melakukan DBF, sebaiknya dilakukan. Dikutip dari Stanford Medicine, 1-2 jam pertama setelah bayi dilahirkan adalah waktu yang penting bagi bayi untuk menyusu dan bersama ibunya.

AAP (Asosiasi Pediatris Profesional Amerika Serikat) merekomendasikan agar bayi melakukan skin-to-skin dengan ibunya segera setelah lahir (atau ketika kondisi mama dan bayi sudah mampu). Ini membuat bayi tetap hangat, membantu menjaga gula darah bayi, dan membantu bayi menyusu untuk pertama kalinya.

Disarankan agar bayi tetap melakukan kontak kulit setidaknya selama 1 jam. Cara ini juga bisa dilakukan lebih lama jika bayi belum menyusu untuk bisa mencari puting ibu.

4. ASI tak keluar bisa jadi pemicu ibu tidak percaya diri

Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk

Berawal dari rasa sakit menyusui bisa menjadi salah satu alasan produksi ASI seorang mama menurun. Oleh karenanya dokter Ameetha berpesan agar sebaiknya mama dan bayi ketika baru dilahirkan langsung melakukan DBF tadi.

Ketika seorang mama langsung pumping, melihat ASI yang memang 1-3 hari pertama sedikit bisa jadi pemicu rasa tidak percaya diri kedepannya. Padahal perasaan mama satu ini bisa diantisipasi jika mama dan bayi bisa melakukan DBF meski tidak langsung segera setelah melahirkan.

"Akhirnya secara perasaan mama 'aduh ASI saya tidak ada' jadinya sedih dan down. Padahal itu menekan hormon ASI. Sehingga ada ibu yang ASI-nya jadi sedikit, bukan karena ukuran tapi memang harus DFB setelah baru lahir,' terangnya.

Ini juga sekaligus menjawab mitos soal ukuran payudara memengaruhi produksi ASI. Hal itu sudah jelas mitos ya, Ma.

"Mau payudara besar atau kecil, ketika hamil dan melahirkan itu sama. Bayi bisa menyusu langsung setelah dilahirkan. Ketika DBF bisa dilakukan dari bayi ke ibunya, ASI akan banyak," ungkapnya.

5. Implan payudara ternyata tidak memengaruhi pemberian ASI lho

Popmama.com/Mitchelle Aura Alridzk

Bagi mama yang pernah melakukan operasi plastik seperti implan payudara mungkin memiliki kebingungan soal hal ini. Pasalnya jika hamil dan melahirkan apakah masih bisa menyusui si Kecil atau tidak.

Hal itu dijawab oleh dokter Ameetha bahwa mama yang memiliki implan payudara tidak perlu khawatir. Karena tetap bisa menyusui bayi dengan lancar karena implan payudara yang terbuat dari silikon itu tidak menghalangi saluran ASI.

"Implan payudara itu biasanya berupa silikon yang bisa disesuaikan dengan bentuk payudara, bisa lebih kecil atau besar sesuai dengan keinginan si Mama. Namun, ketika si implan ini masuk ke payudara itu tidak diletakkan di bawah saluran ASI atau dibawah lapisan lemak. Melainkan dipasang menempel ke otot dada. Sehingga tidak memengaruhi produksi ASI dan tetap bisa menyusui," jelasnya.

Jawaban dokter Ameetha ini menjadi solusi dari mama yang mungkin khawatir tidak bisa menyusui karena memiliki implan payudara. Ternyata tidak terganggu ya, Ma.

Itulah tadi diskusi dr. Ameetha Drupadi di Podcast Popmama Talk edisi Pekan ASI Sedunia 2023. Semoga bisa menjawab kebingungan mama yang masih ragu soal bentuk payudara hingga implan tadi!

Baca juga:

The Latest