Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mitos Orang Jawa dan Sunda, Benarkah Sulit Akur dan Bersatu?

Pexels/Frederik Trovatten
Pexels/Frederik Trovatten

Perilaku saling menghina atau bahkan mengejek orang lain tanpa disadari ternyata sering dialami dan dilakukan oleh anak remaja. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa ejekan dapat mengarah ke tindakan verbal bullying yang cukup serius.

Di Indonesia sendiri belakangan ini sering terjadi kasus anak sekolah yang melakukan aksi saling ejek hingga berujung bully. Kebiasaan atau perilaku buruk ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Namun tahukah bahwa terdapat sebuah mitos yang dapat mendasari perilaku saling tidak menyukai antar orang dewasa bahkan anak-anak?

Yup, mitos tersebut ialah mitos antara orang Jawa dan Sunda yang dianggap sulit bersatu.

Lantas bagaimana mitos tersebut bisa ada? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi dari berbagai sumber tentang mitos orang Jawa dan Sunda sulit bersatu. Yuk simak!

1. Penyebab anak remaja saling mengejek

Ilustrasi - Pexels/Mikhail Nilov
Ilustrasi - Pexels/Mikhail Nilov

Seringkali anak remaja melakukan tindakan tak terpuji berupa saling mengolok-olok teman sesamanya. Tindakan tersebut bisa didasari atas beberapa faktor lho.

Mulai dari internal ataupun eksternal. Faktor internal biasanya berasal dari keluarganya sendiri, misalnya anak kerap melihat tindakan orangtuanya.

Bagaimanapun perilaku anak tidak dapat dilepaskan dari perilaku orangtua. Apabila sejak kecil anak sudah terbiasa melihat Ayah atau Mama sering mengejek satu sama lain setiap melakukan kesalahan, makan tidak heran jika anak pun tumbuh menjadi anak yang suka mengejek orang lain.

Selain itu, penyebab anak remaja sering meledek adalah karena merasa iri. Iri terhadap pencapaian temannya dan merasa dirinya tidak puas dengan pencapaiannya sendiri.

2. Suka saling meledek melalui media sosial

Freepik
Freepik

Tak hanya saling meledek atau mengejek secara langsung, belakang ini sering pula terjadi tindakan anak remaja mengolok-olok orang lain melalui media sosial atau yang sering disebut dengan cyber bullying.

Saling ejek di media sosial, dapat menimbulkan efek menjadi viral. Hal tersebut diekarenakan anak remaja bisa secara mudah membagikan foto atau video tanpa sepengetahuan pemilik.

Cyber bullying hanyalah satu dari banyaknya dampak negatif akibat terlalu sering mengakses dunia maya atau media sosial. Kebiasaan mengakses media sosial secara berlebihan juga dapat menyebabkan para remaja menjadi malas belajar dan tidak bisa melakukan interaksi dengan baik bersama teman-teman di sekitarnya.

3. Anak remaja sulit berteman dengan teman di sekitarnya

monarchnc.org
monarchnc.org

Manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup berdampingan. Oleh karena itu, seorang anak remaja butuh berinteraksi dengan teman-temannya yang lain supaya bisa menjalani hidup secara lebih baik.

Akan tetapi tak semua anak remaja dapat dengan mudah bergaul dan berteman baik dengan teman di sekitarnya. Perbedaan sifat dan cara pandang terkadang justru membuat anak remaja saling membenci dan sulit bersatu.

Namun tidak hanya itu, sulitnya anak bersatu bersama dengan temannya yang lain dapat juga dihubungkan dengan adanya mitos antara orang Jawa dan Sunda yakni mitos bahwa dua kelompok suku tersebut sulit bersatu. Kesulitan ini terjadi karena adanya perbedaan watak ataupun sifat.

Mitos orang Jawa dan Sunda sulit untuk bersatu adalah karena berawal dari legenda Perang Bubat yang diawali l dari dipinangnya Dyah Pitaloka (putri Kerajaan Sunda) oleh Hayam Wuruk (Raja  muda dari Kerajaan Majapahit). Perang Bubat terjadi pada 1357 masehi atau sekitar abada ke-14.

4. Sejarah Perang Bubat masih diingat hingga kini

Dok. Istimewa
Dok. Istimewa

Perang Bubat terjadi karena Gajah Mada berbalik menyerang pasukan Pajajaran yang kala itu telah berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit, di pantai Bubat. Patih Gajah Mada menyerang pasukan pengiring raja, putri dan petinggi negara yang jelas tidak siap untuk menghadapi perang, karena hanya bertujuan untuk melakukan resepsi.

Akibatnya, seluruh utusan Kerajaan Sunda tewas, termasuk Maharaja Linggabuana dan Putri Dyah Pitaloka. Konon, Dyah Pitaloka menusuk dadanya sendiri.

Maha Patih Gajah Mada memang berhasil menaklukkan Pajajarn, namun akibatnya sampai hari ini tidak ada perdamaian antara keduanya. Kejadian yang terjadi hampir tujuh abad yang lalu tersebut tetap dikenang oleh orang Sunda.

Sehingga dari kejadian itulah, mitos permusuhan antar suku Jawa dan Sunda masih saja berlangsung sampai saat ini dan mitos tersebut terlihat dari sulitnya anak remaja bersatu dengan teman-temannya sehingga malah kemudian saling meledek.

Nah itulah informasi tentang mitos orang Jawa dan Sunda sulit bersatu. Terlepas benar atau tidaknya mitos tersebut, sebagai manusia hendaknya kita harus selalu hidup rukun dan saling menyayangi satu sama lain ya.

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Contoh & Ciri Gerak Manipulatif dalam Olahraga, Materi PJOK Kelas 4 SD

04 Des 2025, 18:38 WIBBig Kid