Atharizi, Siswa SD Raih Medali Perak di Kompetisi Matematika 9 Negara

Indonesia kembali mengukir prestasi di kancah internasional melalui seorang pelajar berbakat. Atharizi, seorang murid kelas 5 SD Cikal Surabaya, berhasil mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali perak dalam International Mathematics Contest (IMC) 2025 di Singapura.
Kompetisi yang diikuti oleh 623 peserta dari 9 negara ini berlangsung pada Agustus lalu. Meski usianya begitu belia, siswa asal Surabaya ini dengan percaya diri menyelesaikan berbagai soal matematika yang menantang dan membawa pulang penghargaan.
Bisa jadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya
1. Jadikan Matematika sebagai permainan menyenangkan

Bagi sebagian orang, Matematikan mungkin jadi pelajaran yang membingungkan sehingga banyak tidak disukai para siswa. Namun, tak sedikit orang justru menilai Matematika sebagai suatu permainan yang menyenangkan lho, Ma.
Salah satunya bagi Atharizi, matematika bukanlah pelajaran yang menakutkan. Ia justru menemukan ketertarikan dan kesenangan dalam memecahkan soal-soal logika.
Mengutip dari Cikal Surabaya, ia menyebutkan dengan penuh antusias, “Soal Matematika itu membuat aku bisa berpikir menggunakan logika. Biarpun sulit pasti ada caranya dan itu menarik jika sudah ketemu cara menyelesaikannya, ada perasaan menyenangkan."
Ketertarikan Atharizi dalam Matematika rupanya sudah tertanam sejak dirinya masih duduk di bangku TK. Breyliana atau Ire, Mama dari Atharizi menyebutkan bahwa putranya mulai belajar matematika melalui metode permainan.
Menurut sang Mama, saat putranya belajar dengan metode permainan dan sangat cepat mengenal angka dan cepat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Dari sinilah akhirnya sang anak tertarik melihat video yang berkaitan dengan permainan atau simulasi matematika sesuai usianya.
2. Kemenangan Atharizi jadi prestasi internasional yang kesekian kali

Medali IMC 2025 yang berhasil diraih Atharizi ternyata bukanlah kompetisi internasional pertama yang diikutinya. Atharizi adalah seorang veteran lomba dengan segudang prestasi nih, Ma.
Meski masih belia, rupanya lelaki pencinta pembelajaran Matematika ini telah mengikuti setidaknya lima kompetisi matematika nasional dan internasional. Suatu prestasi membanggakan banget, bukan?
Dalam kesempatan yang sama, Atharizi juga menjelaskan baha sebelumnya ia pernah mengikuti World Mathematics and Science Competition (WMSC) dengan meraih merit award, International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC) meraih silver dan gold medal, serta Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) sebagai finalis.
Dari semua kompetisi yang pernah diikutinya, ini membuktikan bagaimana kegigihan Atharizi dalam meraih prestasi di usia muda. Pengalaman bertarung di kancah global ini tentu menjadi bekal berharga baginya.
3. Terus berlatih dan mendapat dukungan sekolah

Selain dukungan orangtua, dukungan dari pihak sekolah juga membuat dirinya berhasil membawa pulang medali dalam kompetisi IMC 2025. Pencapaian medali perak menjadi sebuah kejutan yang didapatnya berkat latihan yang sungguh-sungguh.
“Untuk IMC aku latihan soal-soal tahun sebelumnya dan diskusi soal-soal dengan guru atau ikut pelatihan persiapan lomba. Aku sangat senang karena tadinya target aku hanya dapat bronze, tapi ternyata bisa dapat silver medal,” ungkap lelaki yang duduk di bangku kelas 5 SD itu.
Dukungan dari sekolah juga sangat penting. Ia mengungkapkan bahwa metode belajar matematika di SD Cikal Surabaya selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, belajar matematika di sekolah selalu diajarkan dengan cara-cara yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau bisa dalam bentuk game. Hal ini yang membuat Atharizi jadi lebih komunikatif dan kooperatif.
Dengan prestasi yang berhasil diraih salah seorang siswa SD asal Surabaya ini, tentunya kembali membuktikan bahwa dengan passion, latihan, dan dukungan yang tepat, Matematika bisa menjadi bidang yang menyenangkan dan membawa prestasi membanggakan.
Selamat untuk Atharizi! Semoga kisahnya dapat menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya untuk tidak takut lagi dengan pelajaran Matematika.



















