7 Cara Mengatasi Keracunan Makanan di Rumah

Saat ini makanan yang sering dimakan anak-anak banyak mengandung zat yang membahayakan bagi tubuh bahkan bisa mengandung zat beracun. Apalagi anak yang bersekolah, sering membeli jajanan yang tidak diketahui cara pembuatan dan bahan-bahannya.
Tentunya Mama pasti khawatir apabila si Kecil tidak memerhatikan asupan ketika jajan di sekolah. Mama juga pastinya tidak dapat terus memantau apa yang sang anak makan.
Makanan yang tidak diperhatikan kebersihan dan kandungannya dapat menyebabkan keracunan. Keracunan makanan bisa terjadi kapan saja, terutama jika makanan yang dikonsumsi sudah terkontaminasi bakteri atau tidak diolah dengan benar.
Gejala keracunan bisa berupa mual, muntah, diare, sakit perut, bahkan demam ringan. Meski sering kali bisa sembuh sendiri, penanganan yang tepat sangat penting agar kondisi tidak bertambah parah.
Berikut Popmama.com rangkum cara mengatasi keracunan makanan yang mudah diikuti di rumah.
1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh

Muntah dan diare akibat keracunan makanan dapat menyebabkan tubuh anak kehilangan banyak cairan. Segera berikan air putih sebanyak mungkin, sedikit demi sedikit namun sering, untuk mencegah dehidrasi.
Jika ada, minuman elektrolit seperti oralit atau sup bening juga sangat membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Hindari memberikan minuman bersoda, berkafein, atau beralkohol karena bisa memperburuk kondisi.
2. Posisikan anak ketika muntah

Hindari posisi berbaring apabila anak masih merasakan mual dan muntah masih berlanjut. Disarankan untuk Mama memosisikan anak dengan cara duduk dalam posisi tegak. Hal ini bertujuan untuk mencegah muntah masuk ke dalam saluran pernapasan yang berisiko menyebabkan anak mengalami gangguan pernapasan.
Selain itu, pada saat muntah, posisikan kepala sedikit menunduk agar makanan tidak kembali turun ke tenggorokan, sehingga risiko tersedak dapat diminimalkan.
3. Istirahat yang cukup

Tubuh memerlukan waktu dan energi untuk melawan infeksi. Istirahatlah sebanyak mungkin agar tubuh anak bisa pulih lebih cepat. Mama dapat mencegah anak untuk membatasi diri melakukan banyak aktivitas selama masih mengalami gejala keracunan.
4. Pilih makanan yang mudah dicerna

Setelah gejala mual atau muntah mulai mereda, berilah anak makanan yang ringan dan mudah dicerna seperti bubur, nasi putih, roti tawar, kentang rebus, pisang, atau biskuit tawar. Hindari makanan berlemak, pedas, berserat tinggi, atau berbumbu tajam sampai pencernaan benar-benar pulih.
5. Manfaatkan bahan alami

Mama dapat memberikan bahan alami yang dapat membantu meredakan gejala, seperti:
Jahe: Air jahe atau teh jahe hangat bisa membantu meredakan mual dan menenangkan perut.
Peppermint: Permen atau teh peppermint dapat membantu meredakan sakit perut.
Bawang putih: Mengunyah bawang putih mentah atau menambahkannya ke makanan bisa membantu membersihkan sistem pencernaan.
Probiotik: Setelah kondisi membaik, konsumsi yoghurt atau makanan yang mengandung probiotik untuk mempercepat pemulihan saluran cerna.
6. Hindari obat-obatan tanpa resep dokter

Diare dan muntah selama keracunan makanan adalah proses alami tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari racun, bakteri, virus, dan parasit berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya Mama menghindari pemberian obat diare. Obat tertentu seperti loperamide tidak dianjurkan diberikan saat awal anak mengalami keracunan makanan. Minum obat diare justru bisa memperpanjang gejala keracunan.
7. Ketahui kapan harus ke dokter

Mama harus segera membawa anak ke dokter jika muncul gejala berikut:
Muntah atau diare tidak berhenti lebih dari 24 jam
Tanda-tanda dehidrasi berat (mulut dan mata kering, jarang buang air kecil, lemas berat)
Demam tinggi
Darah pada muntah atau tinja
Nyeri perut hebat atau tidak sadarkan diri
Itulah rangkuman cara mengatasi keracunan makanan di rumah. Melalui penanganan yang tepat, keracunan makanan ringan umumnya bisa pulih dalam 1–2 hari. Namun, jangan ragu mencari bantuan medis jika gejala memburuk. Semoga Mama dan keluarga selalu sehat!