“Untuk kronologi nya jadi adik saya dari naik kelas 5 ternyata itu sudah dilecehkan, tapi sebetulnya pas umur 4 tahun pernah terjadi kasus pas saya pun masih kecil, jadi adik saya ini pernah dipegang-pegang tapi tidak sampai dimasukin kata mama saya,” ujar C selaku kakak korban saat dihubungi oleh Popmama.com.
Kronologi Anak 12 Tahun di Cikarang Dicabuli Ayah Tirinya sejak Kecil

- Korban dicabuli papa tirinya sejak usia empat tahun
- Pelaku terus-terusan mencabuli korban hingga berusia 12 tahun
- Pelaku mengakui aksinya dan telah ditangkap pihak kepolisian
Seorang anak berusia 12 tahun menjadi korban pencabulan oleh papa tirinya (39) di Cikarang Indah, Ciantra, Cikarang Selatan.
Berdasarkan pernyataan kakak korban yang dihubungi secara langsung oleh tim Popmama.com, diketahui pelaku telah melakukan perilaku bejat tersebut sejak korban berusia empat tahun.
Bukannya merasa bersalah, pelaku terus mencabuli putri angkatnya hingga kini sang anak telah berusia 12 tahun. Simak informasi selengkapnya mengenai kronologi anak 12 tahun di Cikarang dicabuli ayah tirinya sejak kecil.
1. Korban telah dicabuli papa tirinya sejak usia empat tahun

C selaku kakak korban mengungkapkan bahwa adiknya sejak usia empat tahun telah dicabuli oleh papa tirinya. Keluarga korban telah melaporkan pelaku ke pihak polisi. Namun, kala itu hasil visum belum cukup kuat untuk menjadi bukti.
Bukannya merasa bersalah karena sudah ketahuan oleh pihak keluarga, pelaku justru meneruskan aksinya. Ia melakukan perilaku bejatnya hingga korban kini berusia 12 tahun.
“Nah sempat kita lapor polisi cuma lolos karena hasil visum pas saat umur adik saya 4 tahun, keluarnya masih perawan dan akhirnya si pelaku terus nganuin adik saya,” lanjutnya.
2. Pelaku terus-terusan mencabuli korban hingga berusia 12 tahun

C menyadari adiknya masih terus-terusan dicabuli oleh papa tirinya berkat laporan dari salah satu teman korban. Selain itu, korban juga sudah sering memberikan kode kepada mamanya. Namun, sang Mama tidak mempercayai apa yang dikatakan korban.
“Saya kira di kejadian waktu adik saya kecil sudah selesai, ternyata masih berlanjut dan baru ketahuan itu pas teman adik saya bilang ke mama saya,” ungkap C.
“Jadi adik saya sudah sering ngasih kode ke mama saya, cuma mama saya nggak percaya dan pada akhirnya teman adik saya bilang ke mama saya, karena teman adik saya sudah sangat kesal akibat bapak tirinya waktu terakhir bulan Juni mau mencoba memaksa adik saya lagi,” lanjutnya.
3. Pelaku mengakui aksinya dan telah ditangkap pihak kepolisian

Terbaru, pelaku telah mengakui aksi bejat yang dilakukannya kepada putri sambungnya tersebut. Kakak korban melaporkan pelaku ke polisi pada 26 Juni 2025.
Kini, pihak kepolisian telah menangkap pelaku. Saat ini pihak keluarga korban sedang menunggu sidang lanjutan atas kasus ini.
“Pas teman adik saya bilang ke mama saya, saya dengar percakapan lewat telepon. Akhirnya saya langsung menuju ke rumah mama saya, ternyata memang pelaku sudah mengaku,” ungkap C
“Saya laporan ke polisi pada tanggal 26 Juni 2025 dan polisi berhasil menangkap dan sekarang masih di tahanan polres belum lanjut sidang,” sambungnya.
4. Korban mengalami trauma

Ketika ditanya mengenai kondisi terbaru korban, C mengungkapkan bahwa adiknya telah mendapat pertolongan dari psikolog. Korban mengalami trauma akibat aksi yang dilakukan papa tirinya.
“Kemarin pas diperiksa psikolog, korban ada sedikit gangguan. Dia lebih sering ngeiyain omongn semua laki-laki yang merasa dia nyaman,” pungkas C.
5. Batasan yang baik antara anak sambung dan orangtua tiri untuk mencegah pelecehan seksual

Mirisnya, penelitian membuktikan bahwa adanya fenomena Cinderella Effect, yaitu risiko lebih tinggi anak tiri menjadi korban pelecehan seksual atau fisik dibanding anak kandung.
Hal ini dilatarbelakangi karena adanya kekerabatan biologis yang kurang kuat dan keterikatan emosional yang lemah. Mengutip dari Humanium, studi juga menunjukkan anak-anak di keluarga tiri 40 kali lebih rentan terhadap pelecehan dibanding anak yang tinggal dalam keluarga dengan orang tua biologi.
Itu sebabnya, penting untuk menetapkan batasan yang kuat antara anak sambung dan orangtua tiri. Berikut penjelasannya:
1. Tetapkan Batasan yang Jelas
Papa tiri idealnya berada dalam peran yang transparan, bukan sebagai pengganti orangtua biologis, tetapi figur pendukung.
Menghindari interaksi fisik yang privat, seperti tidur bersama anak atau menemani waktu mandi, merupakan batas penting untuk mencegah situasi yang berpotensi mengarah pada pelecehan. Orang tua biologis perlu tetap mengawasi interaksi tersebut secara tegas
2. Ajarkan Anak untuk Berani Menolak Sentuhan yang Tidak Nyaman
Ajarkan anak konsep “tubuh adalah miliknya sendiri”. Tekankan kepada anak bahwa dia boleh menolak sentuhan yang membuat tidak nyaman dan melaporkan situasi menyimpang dialaminya.
Keterbukaan komunikasi sedini mungkin dapat memperkuat kepercayaan agar anak berani bicara jika terjadi pelanggaran, tanpa takut dihakimi. Orangtua biologis dapat membangun dialog terbuka agar anak merasa didengar.
3. Pengawasan Ganda Diperlukan
Pastikan interaksi anak dengan orangtua tiri selalu dilakukan dalam ruang terbuka dan bisa diawasi oleh orangtua biologis atau orang lain terpercaya.
Jika terjadi kekhawatiran atau tanda-tanda perilaku mencurigakan, segera lakukan penyelidikan, dokumentasikan, dan libatkan pihak profesional atau hukum jika perlu.
Demikian kronologi anak 12 tahun di Cikarang dicabuli ayah tirinya sejak kecil serta tips batasan antara orangtua tiri dan anak sambung. Penegakan batasan yang konsisten dapat secara efektif memperkecil risiko sexual abuse pada anak tiri.



















